SOLOPOS.COM - Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa saat menghadiri Rapat Koordinasi MKKS SMA/SMK/SLB di Aula SMKN 8 Solo, Kamis (4/11/2021). (Solopos/Chrisna Chanis Cara)

Solopos.com, SOLO — Wakil Wali Kota (Wawali) Solo, Teguh Prakosa, mengaku masih sering mendapat aduan dari warga soal ijazah yang tertahan di sekolah. Dengan kocek pribadi, ia berusaha membantu warga miskin yang kesulitan melunasi biaya sekolah untuk mendapatkan ijazah.

Namun, Teguh bakal menegur warga yang “aji mumpung” memanfaatkan kebaikannya sehingga tak berusaha membayar sekolah sang anak. Hal itu disampaikan Wawali dalam Rapat Koordinasi MKKS SMA/SMK/SLB di Aula SMKN 8 Solo, Kamis (4/11/2021). Teguh mengaku beberapa kali mengurusi aduan warga yang anaknya kesulitan mendapatkan ijazah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Terakhir, Wawali mengurus ijazah seorang siswa salah satu SMK swasta di kawasan Jebres. “Saya minta keringanan dari pihak sekolah, ya aja semana [ya jangan segitu biayanya]. Saya yakin orang tuanya memang enggak mampu. Paling tidak bisa dicicil dulu,” ujar Teguh.

Baca Juga: Prediksi Skor 4-0 Persis Solo Vs AHHA PS Pati Meleset, Gibran Ngeles

Wawali memahami sumbangan siswa menjadi penopang operasional sekolah swasta, terutama sekolah swasta kecil. “Ibaratnya itu bensin solare,” katanya. Oleh karena itu, ia mendorong ada komunikasi antara sekolah dengan orang tua murid untuk mencari jalan tengah agar ijazah tak sampai tertahan di sekolah.

Problem Ijazah Tertahan Jamak di Sekolah Swasta

Ia mengatakan problem ijazah tertahan kini praktis sudah tak ada di sekolah negeri. Namun hal tersebut masih jamak ditemui di sekolah swasta, terlebih yang siswanya berasal dari keluarga marginal. Teguh membuka diri terhadap laporan warga yang kesulitan mengambil ijazah sekolah.

Namun ia mewanti-wanti warga agar tidak “aji mumpung”. Mentang-mentang ada yang akan membantu mengambilkan ijazah sang anak, orang tua jadi tidak berusaha memenuhi kebutuhan biaya sekolah anak.

Baca Juga: Polisi Tetapkan Tersangka Kasus Menwa UNS Solo Pekan Ini, Siapa Ya?

Teguh menganalogikan ada orang tua murid yang meminta bantuan pelunasan biaya sekolah saat tunggakannya sudah menumpuk. “Satu orang harus bayar Rp6 juta sampai Rp11 juta, ya saya rugi nho. Bukannya saya enggak mau bantu, tapi uang segitu kan mestinya bisa untuk membantu banyak orang,” ujarnya saat ditemui Solopos.com.

Teguh mendorong orang tua lebih bertanggung jawab dengan bekerja dan mengelola keuangan lebih baik. Sehingga dana bantuan dari kocek pribadinya dapat bermanfaat bagi lebih banyak orang yang membutuhkan. “Kalau setiap orang butuh bantuan Rp400.000, bayari 10 orang ya masih kuat. Tapi orang tua jangan ndeprok saja,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya