SOLOPOS.COM - Pemasangan pralon dan uji coba pemasangan meteran air di di Desa Tlogoharjo, Kecamatan Giritontro, Wonogiri. (Istimewa Kades Tlogoharjo)

Solopos.com, WONOGIRI -- Bagi sebagian warga Desa Tlogoharjo, Kecamatan Giritontro, Wonogiri, suasana Ramadan 2021 berbeda dengan tahun sebelumnya. Bukan karena pandemi Covid-19, namun sudah adanya ketersediaan air bersih dan mencukupi di setiap masjid pada Ramadan tahun ini.

Jika tahun sebelumnya harus wudu di rumah saat akan Salat Tarawih, pada ramadan tahun ini warga Tlogoharjo bisa wudu di masjid. Selain itu sudah secara otomatis tidak lagi kesulitan mencari air wudu ketika batal salat di masjid. Pada tahun-tahun sebelumnya Tlogoharjo selalu mengalami kekeringan atau kesulitan air bersih.

Promosi Siap Mengakselerasi Talenta Muda, Pegadaian Lantik Pengurus BUMN Muda Pegadaian

Ketersediaan air di masjid seiring dengan berjalannya program desa bebas kekeringan di Desa Tlogoharjo. Program itu akan segara rampung, ditargetkan pada Idulfitri 2021 sudah selesai. Kini 80 persen warga Tlogoharjo sudah bisa menikmati air bersih.

Baca Juga: Akhirnya 80% Warga Desa Tlogoharjo, Wonogiri Bisa Nikmati Air Bersih

Kepala Desa Tlogoharjo, Wonogiri, Miyanto, mengatakan dari 10 masjid yang ada di Tlogoharjo sudah ada tujuh masjid yang ketersediaan air bersihnya mencukupi. Khusus untuk kebutuhan air bersih di masjid digratiskan. Namun tetap diberi meteran air.

Ia mengatakan, tujuan diberi meteran air untuk mempermudah proses pengecekan sekaligus untuk antisipasi pemanfaatan air di luar kebutuhan masjid. Misalnya dalam satu masjid rata-rata jumlah jemaah setiap hari 50 orang. Dengan meteran air bisa diketahui jumlah penggunaannya, jika tidak wajar bisa dikontrol dan dicari kebocoran air kemana.

"Kalau digratiskan bisa muncul sejumlah potensi, terlebih di sekitar masjid banyak rumah. Jadi untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak dinginkan atau pemanfaatan air di luar kebutuhan masjid. Karena meskipun air sudah bisa dipakai, harus tetap hemat," kata dia saat dihubungi, Minggu (18/4/2021).

Air di Masjid

Menurut Miyanto, warga cukup senang dengan adanya ketersediaan air di masjid. Meski jemaah tarawih masih terbatas, warga merasa senang dan nyaman. Ramadan 2020, para jemaah belum merasakan ketersediaan air di masjid. Sehingga harus wudu di rumah.

"Dulu kalau berangkat ke masjid, di tengah perjalanan batal wudunya harus balik ke rumah. Bahkan di lingkungan saya itu ketika Salat Tarawih kemudian batal, harus balik ke rumah untuk wudu. Rata-rata tidak kembali ke masjid lagi. Nah sekarang alhamdulillah di masjid sudah bisa untuk wudu," ungkap dia.

Baca Juga: Ditunggu di Indonesia, Suzuki GixxerSF 250 Dirilis Rp60 Jutaan di Jepang

Selama ini, kata Miyanto, kebutuhan air di masjid hanya mengandalkan penampungan air hujan. Sehingga air harus di hemat, bahkan ketika musim kemarau tidak ada air di masjid. Jadi tempat wudu dan kamar mandi berfungsi saat musim penghujan saja.

"Biasanya kalau musim seperti ini warga sudah mulai beli air tangki. Karena hujannya sudah jarang. Apalagi air di masjid, sering kekurangan dan kosong. Alhamdulillah sekarang kebutuhan dasar bersuci itu sudah bisa dirasakan di masjid. Harga satu tangki Rp150.000-Rp200.000. Kalau jelang lebaran bisa Rp250.000. Kini sudah ada air, penampung air hujan saya nganggur," kata Miyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya