SOLOPOS.COM - Gunung Merapi dilihat dari Desa Samiran, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, belum lama ini. (Solopos/Bayu Jatmiko Adi)

Solopos.com, MAGELANG – Peningkatan aktivitas vulkanik di Gunung Merapi sering dikaitkan warga dengan sosok Mbah Petruk. Dia adalah tokoh pewayangan yang sampai sekarang masih lekat dengan masyarakat di lereng Merapi.

Kisah tentang Mbah Petruk dibenarkan oleh Sitras Anjilin, tokoh masyarakat Dusun Tutup Ngisor, Kecamatan Dukun, Magelang, Jawa Tengah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dia mengaku pernah bermimpi bertemu Mbah Petruk dan menafsirkan mimpinya berkaitan dengan aktivitas Gunung Merapi saat ini.

Sitras Anjilin mimpi bertemu Mbah Petruk pada Rabu (18/11/2020) malam. Bukan cuma dirinya, sebelumnya sang kakak juga pernah mengalami mimpi yang sama.

""Kakak saya ditemui Mbah Petruk lewat mimpi itu. Mbah Petruk mengatakan, 'bahwa ini dari Merapi itu arak-arakan akan agak besar, tapi nggak apa-apa kampungmu dikasih prasyarat'," kata Sitras kepada wartawan seperti dikutip dari Detik.com, Sabtu (21/11/2020).

Panas! Sugiri Serang Ipong Soal Penanganan Covid-19 Di Debat II Pilkada Ponorogo

Adapun prasyarat yang dimaksud Mbah Petruk dalam mimpi itu adalah ayam tulang lunak yang punggungnya hitam dan dadanya putih. Ayam itu diminta untuk dikubur di kampung. Petunjuk dalam mimpi tersebut langsung dilakukan Sitras keesokan harinya.

"Cari ayam tulak supaya dikubur di kampungnya, hanya seperti itu. Terus kemarin malam saya juga mimpi bertemu Mbah Petruk, tapi mungkin saya kurang 'bersih' seperti kakak saya, hanya ketemu di sebelah di atas kampung ini. Dia hanya memperkenalkan 'saya Mbah Petruk, terus membicarakan apa itu kurang jelas', hanya seperti itu," tutur Sitras yang juga Pemimpin Padepokan Seni Tjipta Boedaja, itu.

Dia kemudian bercerita tentang erupsi Merapi pada 2010 silam. Kala itu kakak Sitras juga menerima pesan gaib dari Mbah Petruk terkait erupsi Merapi.

Celupkan Kepala Anak ke Ember, Mama Muda di Tangerang Viral

Sejak Merapi naik status menjadi Siaga, Sitras sering didatangi warga untuk menanyakan kondisi gunung tersebut. Namun sampai saat ini dia menilai belum ada pertanda membahayakan terkait potensi bencana.

"Kalau sini itu biasanya binatang pada turun. Daerah sini, Tutup Ngisor (saat ini), saya belum pernah lihat biasanya kera. Kera itu sampai sini, belum lihat kera," tuturnya.

Dia pun berharap peningkatan aktivitas Gunung Merapi tidak berujung pada bencana yang mengerikan. "Tapi ketika di situ banyak orang, banyak kehidupan itu menjadi bencana. Misalnya itu akan mengeluarkan lava, tapi tidak sampai ke permukiman kan tidak menjadi bencana, itu hanya siklus alam saja. Semoga seperti itu, harapan saya aktivitas tetap jalan, tapi tidak sampai ke permukiman supaya tidak menjadi bencana, hanya siklus alam saja," tuturnya.

Pecah Rekor! Kasus Positif Covid-19 di Sragen Tambah 55 Sehari, 2 RSUD Penuh

Meski demikian Sitras yang bermimpi didatangi Mbah Petruk berharap warga di lereng Merapi menaati imbauan pemerintah, khususnya soal mengungsi.

"Kalau saya ikuti aturan pemerintah seperti apa, kalau diminta supaya evakuasi ya kita evakuasi. Kalau tenang di rumah saja, ya tenang di rumah saja. Tapi, harus siap-siap terutama baterai diisi. Ya surat-surat dan beberapa pakaian sudah ditata, kalau mendadak harus evakuasi cepat," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya