SOLOPOS.COM - Putra Bupati Sragen, Umarul Fadhli Akbar (kiri) dan Muh. Amir Anshori berfoto bersama di depan garis finis Sangirun Night Trail 2022 di Situs Manusia Purba Sangiran, Kalijambe, Sragen, Sabtu (17/9/2022). (Istimewa/Dok. Muh. Amir Anshori)

Solopos.com, SRAGEN — Salah satu dari 120 pelari peserta Sangirun Night Trail 2022, yakni Muh. Amir Anshori, 49, mengaku mengalami kejadian unik saat mengikuti lomba lari yang digelar Sabtu (17/9/2022) malam itu. Warga Teguhan, Sragen Wetan, Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen itu dua kali tersesat bahkan menemukan ular hijau.

Sangirun Night Trail 2022 ini memang berbeda dengan lomba lari pada umumnya. Karena digelar malam hari, setiap peserta harus mengenakan headlamp untuk menerangi trek lari yang dimulai dari Situs Manusia Purba Sangiran tersebut.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Amir merupakan satu-satunya pelari dari Sragen Runners yang ikut dalam lomba lari dengan jarak tempuh 25 km itu. Kebanyakan anggota Sragen Runners lainnya memilih ikut lomba lari dengan jarak 4 km.

“Mengasyikkan. Ini pengalaman pertama ikut Sangirun night trail. Sejak awal sudah saya niatkan ikut kompetisi. Start awal dengan slow run sampai km kedua. Mulai km ketiga meningkatkan kecepatan sampai km ketujuh. Saat itu dikagetkan dengan ular hijau di tengah jalan. Saya langsung berhenti mendadak dan menghindar karena jijik. Lalu lanjut sampai km kesembilan,” ujarnya kepada Solopos.com, Senin (19/9/2022).

Baca Juga: Pengunjung Padati Sangiran Fair 2022, Ini yang Bikin Menarik

Dia menerangkan saat di km ke-9 ia bertemu dengan peserta lain yang kakinya kram. Amir tidak tega meninggalkan peserta itu sendirian. Ia menemani pelari itu dengan lari santai. Dalam perjalanan itu, Amir bertemu dengan perempuan dari Jakarta yang teriak-teriak di tengah hutan karena tidak tahu jalan alias tersesat.

“Akhirnya kami bertiga berlari bareng. Di tengah keasyikan berlari di hutan, kami bertiga tersesat di km ke-10. Kami memutuskan untuk berbalik dan akhirnya bisa bertemu rute yang ditentukan panitia,” ujarnya.

Lebih lanjut Amir bercerita di tengah perjalanan terjadi tragedi sol sepatu pelari laki-laki yang kakinya sempat keram lepas. Amir tetap menemani pelari itu sampai rute aman. Lalu pada km ke-13, ia terpaksa meninggalkan pelari tersebut dan mengejar pelari perempuan yang lebih dulu meninggalkannya. pada km ke-21 kaki Amir keram dan tertinggal jauh dari pelari perempuan itu.

“Pada km ke-25, kami tersesat lagi. Setelah jembatan harusnya lurus, kami belok ke kanan. Kemudian baliklah ke rute semula. Lalu terdengar aba-aba panitia di perempatan jalan. Panitia bilang semangat mas tinggal 500 meter,” ujarnya.

Baca Juga: Bupati Sragen akan Ikut Lari Bersama 250 Peserta Sangirun Night Trail 2022

Amir menjalankan strategi terakhir untuk mencari finis dengan cara berlari sekuat tenaga hingga akhirnya bisa medahului pelari perempuan itu. “Total jarak tempuhnya bukan 25 km tetapi 26,5 km karena tersesat dua kali dengan menghabiskan sekitar 3 jam 57 menit. Tahun depan ikut lagi dengan target waktu 3 jam,” katanya.

Amir berpesan kepada panitian supaya mengharga pelari lokal pada kegiatan berikutnya. Amir sengaja ikut karena tidak ada pelari lokal yang ikut. Di garis finis itu, Amir sempat bertemu dengan Umarul Fadhli Akbar, putra kedua Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati.

Ada yang Terbang di Belakang

Bupati Yuni mengisahkan putranya ikut berlari pada jarak 25 km. Pemenang lomba Sangirun Night Trail 2022 berhasil menempuh jarak 25 km dalam waktu 2 jaman saja. Dia adalah pelari profesional.

“Awalnya Mas Umar [sapaan Umarul] berlari bersama empat temannya. Dua orang lari lebih dulu. Kemudian pada jarak tertentu, dua teman Mas Umar berikutnya kecapaian dan istirahat. Akhirnya Mas Umar berlari sendirian. Saat itu saya minta ada orang yang mengawasi dengan motor dari kejauhan,” katanya.

Baca Juga: Kolaborasi Olahraga dan Partipasi Masyarakat Berdayakan Warisan Budaya

Yuni juga menceritakan kejadian aneh yang dialami putranya saat melewati hutan. “Mas Umar selalu lihat ke bawah. Di belakangnya ada yang terbang-terbang, enggak ngerti apa itu. Ada suara kanan kiri tidak digagas, yang penting segera bisa keluar dari hutan,” katanya.

Yuni sendiri ikut lari yang jarak 4 km. Menurutnya medannya lebih enak karena jalannya cor-coran. Juara I lomba lari 4 km disabet anggota Sragen Runners dengan waktu tempuh 13 menit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya