SOLOPOS.COM - Pengguna jalan melintas di depan tempat usaha penjualan kijing di Krisak, Singodutan, Selogiri, Wonogiri, Jumat (13/8/2021). (Solopos-Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI — Kawasan Krisak, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri dikenal sebagai kawasan kijing. Sebab, kawasan itu banyak terdapat tempat usaha penjualan kijing sejak puluhan tahun lalu.

Kawasan tersebut terdapat di perbatasan Desa Singodutan dan Kelurahan Kaliancar. Kedua wilayah itu dipisahkan oleh jalan raya Wonogiri-Sukoharjo. Tempat usaha penjualan kijing terdapat di kedua sisi jalan raya dari dekat Pasar Krisak hingga persimpangan Klampisan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Tempat usaha paling banyak terdapat di kawasan Krisak, yakni di Dusun Singodutan, Desa Singodutan dan Lingkungan Brajan, Kelurahan Kaliancar.

Baca juga: Perayaan HUT ke-76 RI di Wonogiri, Upacara di Bukit hingga Hormat Bendera di Pasar

Meski kawasan penjualan kijing terdapat di dusun dan lingkungan tersebut, tetapi masyarakat mengenalnya sebagai kawasan Krisak. Krisak merupakan nama salah satu dusun di Desa Singodutan. Dusun itu berada di sisi selatan kawasan tersebut.

Pantauan Solopos.com, Jumat (13/8/2021), di kawasan itu terdapat sembilan tempat usaha penjualan kijing. Warga menginformasikan tempat usaha tersebut milik enam orang. Ada satu pengusaha yang memiliki lebih dari satu tempat usaha.

Salah satu pemilik tempat usaha penjualan kijing, Maryadi, 43, saat ditemui Solopos.com, Jumat, mengatakan tempat usaha penjualan kijing di kawasan Krisak ada sejak sangat lama. Dia tak mengetahui siapa yang kali pertama membuka usaha.

Baca juga: Empat Yatim Piatu Korban Covid-19 Jadi Anak Asuh Polres Wonogiri

Dia mulai mengelola tempat usaha yang sebelumnya milik mertuanya itu sejak kijing seharga Rp10.000/unit. Dahulu Maryadi membuat kijing jika ada pesanan, sehingga tak menyetok kijing dalam jumlah banyak. Seiring berjalannya waktu tempat usaha berkembang. Pemesanan bentuk kijing semakin beragam dan permintaan semakin banyak.

Sekarang Maryadi harus menyetok kijing dalam jumlah cukup banyak dan bentuk beragam. Harga kijing saat ini ratusan ribu rupiah hingga jutaan rupiah. Ada satu unit kijing harganya mencapai lebih kurang Rp10 juta.

“Meski yang jual kijing banyak, tapi semua tempat usaha laku. Ini karena masing-masing pelaku usaha punya pelanggan yang berbeda,” kata pemilik tempat usaha kijing Ratna Jaya itu.

Baca juga: Salut, Puluhan Penyintas Covid-19 di Wonogiri Antusias Jadi Donor Plasma Konvalesen

Pada masa pandemi Covid-19 ini penjualan kijing turun, meski tak signifikan dibanding pada kondisi normal. Pada kondisi normal penjualan bisa mencapai rata-rata tiga unit/pekan atau 12 unit/bulan.

Kebutuhan Lebih Mendesak

Pada masa pandemi Covid-19 ini penjualan rata-rata sembilan hingga 10 unit/bulan. Menurut Maryadi, masyarakat memilih menunda membeli kijing untuk menandai kuburan anggota keluarga/kerabat. Dana yang dimiliki dibelanjakan untuk kebutuhan yang lebih mendesak.

“Kalau kijing kan bisa ditunda belinya. Sekarang masyarakat membelanjakan dananya untuk membeli kebutuhan pokok dulu,” ulas Maryadi.

Baca juga: Gemakan Peduli Lingkungan, Tim Ekspedisi Energi Serahkan Bantuan Pohon di Wonogiri

Terpisah, Kepala Desa (Kades) Singodutan, Karsanto, mengatakan kawasan kijing ada sejak puluhan tahun lalu. Usaha itu turun temurun dari generasi ke generasi hingga sekarang.

Dia menilai usaha penjualan kijing di kawasan tersebut berkembang. Dari dahulu sampai sekarang tidak ada tempat usaha yang tutup. Sebaliknya, justru ada pelaku usaha yang membuka tempat usaha lagi.

“Kawasan Krisak menjadi simpul ekonomi di Desa Singodutan. Selain banyak yang jual kijing, di kawasan itu ada pasar dan terminal. Tak lama lagi ada Kantor Satpas [Satuan Penyelenggaran Administrasi Surat Izin Mengemudi] dekat terminal. Saya yakin Singodutan ke depan akan semakin berkembang,” ujar Kades.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya