SOLOPOS.COM - Huda Akhsan Nasrullah, 22, warga Dusun Pucanganom Lor RT 001/RW 007, Desa Pucanganom, Kecamatan Giriontro, Wonogiri, saat bersepeda dari Tangerang menuju Wonogiri beberapa waktu lalu. (Istimewa/Dok Pribadi)

Solopos.com,WONOGIRI — Huda Akhsan Nasrullah atau yang dikenal dengan panggilan Huda Jabrik melakukan aksi tak biasa menyongsong HUT ke-76 RI. Pemuda 22 tahun yang sehari-hari berjualan bakso keliling di Tangerang itu pulang ke kampung halamannya dui Wonogiri, Jawa Tengah, dengan mengendarai sepeda.

Perjalanan gowes yang dilakukan Huda dari Tangerang ke Wonogiri itu memakan waktu selama lima hari. Dia mulai gowes dari Kelurahan Keroncong, Kecamatan Jatiuwung, Kota Tangerang, Jumat (6/8/2021), seusai Salat Subuh.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ia tiba di rumahnya, Dusun Pucanganom Lor RT 001/RW 007, Desa Pucanganom, Kecamatan Giriontro, Wonogiri, Selasa (10/8/2021), pukul 14.00 WIB.

Baca juga: Achmad Zaky, Pengusaha Asal Sragen Jadi Orang Terkaya di Indonesia, Total Hartanya Rp4,7 Triliun

Huda Jabrik merupakan warga Wonogiri yang merantau ke Tangerang sejak satu tahun lalu. Di perantauan, ia bekerja sebagai penjual bakso keliling. Dia sengaja gowes dari Tangerang ke Wonogiri untuk mendapatkan pengalaman baru.

“Ini untuk menyongsong HUT ke-76 RI, gowes dari Tangerang ke Wonogiri. Awalnya akan saya tepatkan saat 17 Agustus nanti. Namun saya tidak sabar, sudah rindu rumah,” kata dia saat dihubungi Solopos.com, Kamis (12/8/2021).

Baca juga: Viral! Ibu Ini Beli HP Pake Duit Recehan Hasil Celengan Anak Selama 2 Tahun Demi Bisa Sekolah Daring

Hobi Gowes

Bakul bakso asal Wonogiri itu mengaku mempunyai hobi bersepeda sejak 2020. Sebelum gowes dari Tangerang ke Wonogiri dengan jarak tempuh 650 kilometer, Huda Jabrik pernah bersepeda dari Tangerang ke Sukabumi sejauh 200 kilometer.

Huda merupakan atlet Persinas ASAD Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII). Selama perjalanan Tangerang-Wonogiri, ia mendapatkan banyak bantuan dan tawaran menginap pada malam hari dari anggota komunitasya itu. Namun biasanya ia tidur di masjid atau kamar khusus untuk tamu.

“Kan ada grup whatsapp. Ditanya sampai mana, kalau samapi daerah ini pada lama hari diampirkan. Saya tidur minimal pukul 21.00 WIB, maksimal pukul 22.00 WIB. Habis subuh langsung lanjut gowes lagi,” ungkap dia.

Baca juga: Cium Bau Busuk di Jl Jogja-Solo Klaten? Ini Sumbernya

Selama perjalanan, Huda berbekal baju ganti, peralatan mandi, peralatan bengkel, ban cadangan dan membawa suplemen madu hitam untuk menjaga staminanya. Ia membawa uang tabungan sebesar Rp730.000 dari hasil jualan bakso.

Selama perjalanan, bakul bakso asal Wonogiri itu mendapatkan bantuan berupa makanan dan minuman dari para pengendara yang melintas. Sehingga ia bisa makan tiga kali dalam satu hari. Selain itu ia juga mendapatkan uang dari sejumlah orang.

Niat bulat Huda Jabrik untuk gowes sudah ada sejak dua bulan lalu. Niatan itu mendapatkan dukungan dari orang tua dan saudaranya. Langkah itu didukung untuk mendapatkan pengalaman baru. Saat tiba di rumah, kedua orang tuanya lega dan senang.

Baca juga: Video Gusti Nurul dari Mangkunegaran Solo Menari di Istana Belanda

Sepeda Tua

Huda menuturkan, sepeda yang ia gunakan jenis federal keluaran 1987. Sepeda itu awalnya tidak terpakai kemudian dibeli oleh Huda denga harga Rp400.000. Sebelum digunakan untuk gowes, sepeda itu diperbaiki dulu, seperi mengganti ban serta menambah boncengan di belakang dan selebor.

“Untuk perbaikan tidak sampai menghabiskan Rp1 juta. Sebelumnya sudah pernah punya sepeda United, harganya Rp2 juta. Tapi baru satu bulan sudah hilang. Alhdmdulillah sampai rumah sepeda saya belum ganti ban dan aman,” papar dia.

Huda mengaku selalu mendokumentasikan foto saat ia sampai di wilayah perbatasan atau gapura masuk daerah. Ia mengaku trek paling berat ia rasakan di Indramayu. Mengayuh sepeda di jalanan lurus di tepi pantai saat cuaca panas dan angin kencang menjadi tantangan tersendiri bagi dirinya. Jalur berat juga ia rasakan di Ungaran, Semarang. Dia harus melewati jalanan yang dicor dengan medan naik-turun pada tengah hari bolong saat cuaca panas.

“Ya sampai sekarang kalau buat jalan masih agak pegal kakinya, kalau buat sepeda enggak terasa. Ya saya berharap banyak yang menjalankan aktivitas gowes agar sehat dan kuat tubuhnya,” kata Huda Jabrik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya