Solopos.com, SUKOHARJO — Kecelakaan lalu lintas (lakalantas) karambol di jalan Solo-Wonogiri wilayah Nguter, Sukoharjo, Selasa (1/1/2019), menyisakan kisah pilu. Hariyanto, 43, warga Daleman, Nguter, Sukoharjo, meninggal dunia setelah sempat kritis akibat kecelakaan karambol di Desa Songgorunggi, Nguter, Sukoharjo.
Kepergian Hariyanto menyusul sang anak, Naufal Akbar Zaky, 6, yang meninggal di lokasi kejadian. Sepeda motor yang dikendarai Hariyanto bersama istri dan anaknya ditabrak mobil yang melaju terlalu ke kanan dari arah berlawanan.
Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima
Istri Hariyanto, Sri Widati, mengalami luka hingga Rabu (2/1/2019) masih menjalani perawatan di rumah sakit. Adik Hariyanto, Hartanto, 40, menuturkan kakaknya selama ini dikenal pribadi yang baik dan bertanggung jawab terhadap keluarga. Semasa hidupnya, Hariyanto dan keluarganya hidup merantau di Tanjungpinang, Riau.
Hariyanto sudah bertahun-tahun merantau dan bekerja sebagai penjual bakso di Tanjungpinang. Saat liburan akhir tahun ini, Hariyanto pulang kampung sekaligus ingin menghadiri selamatan 1.000 hari meninggalnya ibu kandungnya.
Saat kecelakaan itu terjadi, Hartanto mengatakan kakaknya itu dalam perjalanan pulang dari berwisata di Sondokoro, Tasikmadu, Karanganyar.
“Kami sekeluarga sudah ikhlas dengan kepergian Mas Hariyanto dan Naufal. Sekarang kami tinggal menyemangati istrinya [Sri Widati] yang juga menjadi korban dan masih dirawat di rumah sakit,” kata dia saat ditemui Solopos.com di rumah duka, Rabu (2/1/2019).
Sri Widati sempat tak sadarkan diri setelah kecelakaan yang menghilangkan nyawa suami dan anaknya. Menurut Hartanto, saat ini kondisi Sri sudah membaik dan mulai menanyakan bagaimana nasib suami dan anaknya.
“Dari keluarga belum menyampaikan bahwa Mas Hariyanto dan Naufal telah tiada. Kami masih mencari cara untuk memberi tahu dia,” katanya.
Berdasarkan pantauan Solopos.com, Rabu (2/1/2018), ratusan pelayat berdatangan ke kediaman Hariyanto. Mereka datang untuk memberikan penghormatan terakhir dan mendoakan bapak dan anak itu. Bapak dan anak itu dimakamkan berdampingan di permakaman desa setempat seusai Duhur.