SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Madiunpos.com, MADIUN — Pemungutan suara Pemilu 2019 sudah selesai pada tanggal 17 April lalu. Penghitungan surat suara di tingkat tempat pemungutan suara (TPS) sudah usai dan saat ini proses rekapitulasi ada di tingkat kecamatan di masing-masing kota/kabupaten.

Sambil menunggu hasil resmi perolehan suara Pemilu 2019 yang akan dikeluarkan Komisi Pemilihan Umum (KPU), masyarakat saat ini bisa melihat perolehan suara hasil Pemilu 2019 melalui website pemilu2019.kpu.go.id.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sumber data yang masuk dalam website tersebut merupakan data masuk di Sistem Informasi Perhitungan Suara (Situng) KPU tersebut dari tim Situng KPU kabupaten/kota se-Indonesia.

Di balik data Situng atau real count yang bisa diakses masyarakat secara terbuka di website KPU, ada sejumlah orang yang diberi amanat untuk meng-input data C1 dan kemudian dimasukkan dalam Situng.

Mereka harus berjuang melawan lelah dan kantuk supaya data yang disajikan benar dan bisa segera dilihat masyarakat.

Seperti yang terpantau di salah satu ruang di Kantor KPU Kabupaten Madiun, Selasa (23/4/2019) sore. Satu ruangan di kantor itu khusus untuk petugas Situng sebanyak 25 orang.

Di ruangan itu, terjejer sejumlah laptop, scanner, dan tumpukan berkas. Beberapa petugas Situng juga terlihat sibuk dengan laptop masing-masing.

Kedua mata mereka menatap tegang angka-angka yang tertulis di selembar kertas. Kemudian mereka melihat laptop dan mengetik angka-angka di dalam aplikasi Situng.

Seorang petugas Situng KPU Kabupaten Madiun, Lailatul Restu, 21, sedang menikmati makan siangnya sore itu. Nasi bungkus berlauk ayam goreng itu disediakan KPU. Laila mengaku baru sempat makan siang karena data C1 yang masuk hari itu sangat banyak.

Dia bersama petugas Situng lainnya mulai bekerja sejak tanggal 17 April atau pascapencoblosan. Seluruh data yang masuk harus di-input dan di-scan kemudian dimasukkan dalam aplikasi Situng.

Karena data C1 yang masuk ke kantor KPU Kabupaten Madiun tidak beraturan waktunya. Terkadang data masuk bisa pagi, siang, sore, sampai malam hari. Sehingga diambil keputusan para petugas Situng di Kabupaten Madiun ini menginap di kantor KPU selama proses input data selesai.

Baliho dan Tikar

Para petugas Situng ini harus mengorbankan kenyamanannya tidur di rumah dengan tidur di lantai kantor KPU yang hanya dilapisi baliho bekas dan tikar. Untuk bantal maupun selimut, para petugas Situng membawa sendiri dari rumah.

“Saya sudah sejak hari pertama kerja tidur di sini. Saya pulang ke rumah hanya untuk mengambil pakaian ganti saja. Untuk kebutuhan tidur, saya hanya bawa jaket dan selimut,” ujar dia saat berbincang dengan Madiunpos.com.

Mahasiswi IAIN Ponorogo itu menceritakan tidur hanya beralaskan tikar tipis dengan bantal seadanya membuat tidurnya kurang nyaman. Apalagi tempat tidur yang digunakan di satu ruangan untuk proses input data. Jadi tak heran kalau tidurnya tidak cukup nyenyak.

Selain itu, petugas juga harus siap berjaga saat data C1 dari kecamatan datang. Petugas Situng harus segera bangun dan menghadap laptop untuk memasukkan data-data tersebut dalam aplikasi Situng.

“Bisa dikatakan kerjanya 24 jam. Karena kapan pun data itu masuk harus langsung di-input. Tidak boleh ditunda,” ujar warga Desa Geger, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun, itu.

Banyaknya data yang masuk membuat petugas Situng terkadang diliputi rasa letih dan kurang fokus, sehingga terkadang ada data salah input.

“Itu saat kondisi capek terkadang salah input. Tapi setelah itu akan diperbaiki,” ujarnya.

Saat awal bekerja, Laila mengaku sempat kondisi tubuhnya masuk angin. Selain penuhnya data yang masuk, juga karena kondisi badan belum bisa menyesuaikan ruangan.

Pengalaman serupa juga diceritakan petugas Situng KPU Kabupaten Madiun lainnya, Ahmad Dimas Setya Aji, 18. Dimas mengaku menjadi petugas Situng Pemilu 2019 merupakan pengalaman awalnya.

Dia mengaku tidur seadanya di ruang penghitungan Situng dengan tikar tipis beserta bantal seadanya. Mahasiswa IKIP PGRI Madiun itu mengaku baru bisa tidur di atas pukul 00.00 WIB.

Dalam proses input data C1 ke aplikasi Situng memang beberapa kali mengalami kesalahan input. Namun, kesalahan itu segera diperbaiki sesuai dengan angka-angka yang ada di C1.

“Kalau capek pasti capek. Tapi senang bisa ikut jadi petugas Situng bisa menambah pengalaman,” ujarnya.



Baik Laila maupun Dimas, keduanya berinisiatif menjadi petugas Situng karena ingin belajar lebih banyak dalam penyelenggaraan Pemilu. Sebagai petugas Situng, mereka akan mendapatkan honor senilai Rp1,8 juta selama satu bulan pekerjaan. Uang honor tersebut nantinya akan digunakan untuk membayar biaya semesteran kuliah mereka.

Kordinator Situng KPU Kabupaten Madiun, Retno Meilia, mengatakan jumlah petugas Situng ada 25 orang yang terdiri dari operator, verifikator, dan kordinator. Petugas Situng mulai bekerja pada 17 April malam sampai proses input data selesai.

Proses input data Situng ini, kata dia, salinan C dan C1 dari TPS diserahkan ke PPS. Kemudian PPS yang akan menyerahkannya kepada KPU. Di KPU, salinan C dan C1 akan diperiksa kelengkapannya. Setelah data klir baru masuk ke petugas Situng.

“Para petugas Situng ini bisa dikatakan bekerja 24 jam. Karena mereka harus stand by terus. Kita juga memburu waktu,” kata Retno.

Setelah data C dan C1 di-entry dan di-scan kemudian akan diunggah melalui aplikasi Situng oleh verivikator.

Dia menjelaskan proses entry data ini dilakukan oleh KPU se-Indonesia. Sehingga wajar terkadang kondisi server KPU pusat down. Kondisi seperti ini yang digunakan petugas untuk beristirahat maupun makan.

Jam-jam padat untuk masuk ke server KPU biasanya terjadi pada pagi hari pukul 09.00 WIB sampai 12.00 WIB. Selain itu juga saat sore hari banyak petugas Situng dari berbagai daerah yang memasukkan data sehingga server menjadi down.

“Biasanya yang sepi itu pada jam malam. Makanya kami lebih suka input data pada malam hari. Prosesnya bisa cepat,” katanya.

Untuk kebutuhan makan dan minum, petugas Situng difasilitasi oleh KPU. Selain itu, mereka juga diberi vitamin supaya lebih kuat dan meningkatkan daya tahan tubuh karena mereka bekerja sampai larut malam.

Retno menjelaskan untuk kebutuhan kesehatan petugas Situng, KPU juga mendatangkan dokter dari RSUD Dolopo untuk mengecek kondisi petugas. Ini supaya kondisi petugas bisa terkontrol.

“Alhamdulillah sejauh ini tidak ada yang sakit. Semuanya sehat dan bisa melakukan input data ke pusat data KPU pusat,” kata Retno. 

Silakan KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Madiun Raya 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya