SOLOPOS.COM - Para pendaki yang menuju ke Puncak Gunung Lawu beristirahat di depan warung Mbok Yem di Argo Dalem beberapa waktu lalu. (Istimewa/Yeyen Choiri)

Solopos.com, KARANGANYAR – Warung Mbok Yem di puncak Gunung Lawu sangat tersohor di kalangan pendaki. Warung ini berada di kawasan Argo Dalem persis di bawah puncak Gunung Lawu.

Warung Mbok Yem menjadi tujuan para pendaki di Gunung Lawu ketika kelaparan, kedinginan, atau membutuhkan berbagai logistik. Bisa dibilang warung sederhana ini sahabat yang sangat membantu para pendaki.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Tapi, tak banyak yang tahu sosok Mbok Yem si pemilik warung tertinggi di Pulau Jawa itu. Sehari-hari, Mbok Yem beraktivitas di Gunung Lawu. Hawa dingin dan kabut menjadi teman akrabnya sehari-hari.

Mbok Yem alias Wakiyem, 61, sudah lebih dari 30 tahun menghabiskan hidup di gunung setinggi 3.265 mdpl itu. Dia hanya turun gunung sekali dalam setahun, yakni saat Lebaran.

Salah satu pendaki Gunung Lawu, Yeyen Choiri, 21, mengatakan, Mbok Yem menghabiskan banyak waktu di Gunung Lawu.

Kini, dia tak lagi kesepian karena bisa menikmati acara televisi berkat panel surya yang menyuplai listrik di warungnya.

“Mbok Yem itu kan sudah tua, jadi turun gunung hanya setahun sekali kalau pas lebaran saja. Jadi sebagian besar hidupnya itu ada di Gunung Lawu. Makanya ada panel surya untuk listrik yang membantu Mbok Yem beraktivitas," terang Yeyen Choiri kepada Solopos.com, Minggu (1/3/2020).

Jika butuh suplai sembako atau merindukan anaknya, maka Mbok Yem menitip pesan kepada pendaki untuk disampaikan ke petugas di basecamp bawah. Sebab, sulit mendapatkan sinyal ponsel di puncak Lawu.

Pria Peneror Artis Syifa Hadju Ditangkap di Karanganyar

“Kalau ada apa-apa seperti kangen anak atau butuh suplai sembako, nanti biasanya Mbok Yem titip pesan ke pendaki yang mau turun untuk disampaikan ke basecamp di bawah karena sinyal handphone juga susah,” imbuh dia.

Mbok Yem tidak menyangka warung sederhananya begitu terkenal di kalangan pendaki. Dia awalnya hanya mencari jamu di Gunung Lawu.

Berawal dari Klub Dansa, Begini Kronologi 2 WNI Terjangkit Virus Corona

Suatu ketika dia pun berinisiatif menjual makanan. Siapa sangka ternyata pelanggannya cukup banyak hingga akhirnya membuka warung.

"Awalnya nyari jamu. Terus jualan makanan. Pelanggannya banyak, saya buka warung," kata Wakiyem dalam video viral yang diunggah pengguna akun Instagram @tengok_indonesia17 dan dibagikan ulang @jelajahsolo, Rabu (9/1/2019).

Rezim Jokowi Diprediksi Jatuh Juni Ini, Kenapa?

Warung makan Mbok Yem menjual aneka makanan sederhana. Warung yang berjarak tempuh sekitar 30 menit dari puncak Lawu itu selalu ramai dikunjungi pendaki yang kelaparan.

"Jualan nasi ya apa adanya. Mi, nasi pecel pakai telur, kadang soto ayam," sambung Mbok Yem.

Berusia 27 Tahun, Ini Wisudawan S3 Termuda UNS Solo 2020

Dalam sehari, Mbok Yem bisa melayani sekitar 200 pendaki. Makanan yang dijual di warung Mbok Yem cukup terjangkau.

Mbok Yem tidak sendiri mengelola warung tersebut. Dia dibantu kerabatnya mengelola warung berdinding kayu tersebut.

Ternyata Ini Foto Asli Soeharto Naik Nmax

Selain makanan yang enak, Mbok Yem juga mengizinkan pendaki mengecas ponsel di warungnya.

Pendaki juga bisa menumpang beristirahat di warung Mbok Yem yang punya ruangan lebih hangat dari tenda.

Kabar Terbaru Seputar Virus Corona



“Di warung tersebut juga ada ruang yang lebih hangat dibandingkan di tenda. Jadi bisa memulihkan diri ketika merasa tubuh itu benar-benar kedinginan,” terang Yeyen Choiri.

Berita Terbaru Hujan Abu Gunung Merapi

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya