SOLOPOS.COM - Ilustrasi asuransi mobil. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Asuransi bisa menjadi salah satu alat pelindung bagi masyarakat Kota Solo untuk memiliki rasa aman sekaligus mengurangi risiko jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Meskipun demikian, mereka yang sudah memiliki asuransi tetap harus was-was apabila asuransi yang mereka ambil bukannya menguntungkan tapi malah merugikan.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Pensiunan pegawai swasta, Ismail, 60, menceritakan pentingnya cermat dalam memilih asuransi. Ia memiliki tiga jenis asuransi, yakni asuransi kesehatan, asuransi pendidikan untuk anak, dan asuransi investasi.

Asuransi tersebut sudah ia miliki sejak sepuluh tahun lalu, setelah dirinya sempat sakit dan harus menjalani rawat inap.

“Saya awalnya beli premi asuransi kesehatan tahun 2010 ketika sempat menjalani perawatan karena masalah paru-paru, ternyata biaya yang saya tanggung cukup ringan, mestinya saya bayar Rp54 juta karena ada asuransi saya cuman nutup sisanya saja sebesar Rp15 juta. Sejak itu, saya beli asuransi untuk pendidikan dan investasi karena saya masih punya dua anak yang berkuliah,” ucap Ismail kepada Solopos.com, Kamis (2/1/2023).

Warga Laweyan ini juga mengaku sempat khawatir setelah kasus Asuransi Jiwa Bumi Putera 1912 meledak di media.

Suara-suara sumbang dari kerabatnya mengenai asuransi sempat membuat ragu-ragu, tetapi karena melakukan kalkulasi cermat dan melakukan perhitungan risiko, akhirnya ia memutuskan untuk menambah asuransi.

“Dulu sempat takut ambil asuransi lagi setelah kasus Bumi Putera itu, dana nasabahnya kan dibawa lari, keluarga juga sempat menyarankan untuk enggak ambil asuransi dulu. Tetapi, meliha kebutuhannya dan preminya sekitar Rp800.000 per asuransi saya akhirnya ambil karena memang justru menguntungkan,” lanjutnya.

Pengalaman berbeda dirasakan oleh Azhari, warga Jagalan ini memang sempat tergoda asuransi yang bersifat investasi. Tetapi pada akhirnya ia harus berpikir ulang karena jumlah premi yang cukup besar dibandingkan penghasilannya per bulan.

“Awalnya saya ikut premi asuransi investasi dari salah satu asuransi swasta tahun 2021, premi per bulannya Rp750.000. Gaji saya kan Rp2,5 juta, ketika beli premi ternyata ada beberapa uang tambahan yang harus saya keluarkan dan justru jadi berat buat saya, akhirnya tahun kemarin enggak saya lanjutkan,” ujarnya.

Meskipun demikian, pria yang bekerja di salah satu perusahaan komunikasi ini mengaku, berminat membeli polis asuransi kesehatan dalam waktu dekat.

“Kalau asuransi lain kemungkinan saya tetap mau ambil polis asuransi, terutama untuk asuransi yang kesehatan. Karena sudah ada saran dari keluarga dan beberapa teman dekat untuk ambil asuransi kesehatan, tetapi sekali lagi memang perlu ada kalkulasi karena gaji saya enggak begitu besar,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya