SOLOPOS.COM - Dua orang petugas PMI Sragen mengevakuasi korban kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Jalan Sragen-Ngawi, tepatnya di wilayah Dukuh Lemahbang, Desa Karanganyar, Sambungmacan, Sragen, Senin (3/10/2022) malam. (Istimewa/PMI Sragen)

Solopos.com, SRAGEN — Dalam sehari ada tiga kejadian kecelakaan di sepanjang jalan Sragen-Ngawi pada Senin (17/10/2022) lalu. Dua truk terguling dan satu unit mobil Daihatsu Grand Max tergelincir keluar jalan aspal. Untungnya kecelakaan tersebut tidak mengakibatkan korban jiwa.

Kondisi jalan yang cukup licin diduga menjadi salah satu faktor terjadinya kecelakaan lalu lintas di jalur rawan tersebut. Terlepas dari kondisi tersebut, di balik peristiwa kecelakaan itu ternyata terdapat cerita-cerita mistis terkait lokasi kejadian. Terutama di dua tikungan yang rawan kecelakaan, yakni tikungan Jembatan Mahbang dan tikungan dekat Pabrik DMTS Kenatan.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Salah seorang warga Dukuh Kenatan, Desa Bumiaji, Kecamatan Gondang, Sragen, David Efendi, saat dihubungi Solopos.com, Selasa (18/10/2022), mengungkapkan dukuhnya dibelah menjadi dua bagian oleh jalan Sragen-Ngawi. Di sebalah utara ada Dukuh Kenatan, yang masuk wilayah Desa Karanganyar, Kecamatan Sambungmacan. Sementara di sebelah selatan juga ada Dukuh Kenatan, namun masuk wilayah Desa Bumiaji, Kecamatan Gondang.

“Menurut cerita orang tua, jembatan yang menghubungkan Dukuh Mahbang dengan Dukuh Kenatan di tikungan itu merupakan tempat pembuangan mayat orang-orang PKI [Partai Komunis Indonesia]. Kalau di tikungan depan pabrik itu [DMTS Kenatan] dulu, di sebelah selatan, merupakan bekas kuburan dan di sebelah utara merupakan lahan kosong,” jelas David.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Bertaruh Nyawa di Jalanan Sragen, Belum Setahun 126 Korban Jiwa Melayang

Di lahan kosong itu dulu hendak dibangun perumahan, bahkan sudah dibangun satu sampel rumah. Begitu rumah jadi dan ditempati, pemiliknya ketakutan karena selalui dihantui makhluk menyeramkan.

“Katanya wujud makhluk itu berupa burung besar banget. Satu rumah yang dibangun itu akhirnya dibongkar. Nah, pada 2011 saat terjadi kecelakaan lalu lintas beruntun dengan korban jiwa sampai tujuh orang itu pas pertama kalinya lahan kosong yang semua berupa sawah itu diuruk untuk perumahan,” kata David yang tinggal di pinggir jalan tersebut.

Belakangan, sejak jalan itu aspalnya halus, terutama saat habis hujan atau gerimis jalan menjadi licin. Tak sedikit kendaraan yang melintas seusai hujan tergelincir keluar jalan.

“Kalau malam hari ada suara-suara aneh itu sudah biasa terjadi, warga sekitar sudah tidak begitu memperhatikan. Ya, biasanya seperti ada orang menangis. Kayak halusinasi begitu. Suara-suara itu muncul sekitar pukul 02.00 WIB sampai pukul 03.00 WIB atau pas sepi-sepinya jalan,” katanya.

Baca Juga: Faktor Jalan Cuma Menyumbang 6 Persen Penyebab Kecelakaan di Sragen

David mengatakan Senin kemarin ada tiga kejadian, yang pertama truk terguling di Kebonromo, Ngrampal. Kemudian truk terguling lagi di tikungan Jembatan Mahbang, dan peristiwa ketiga sebuah mobil Daihatsu Grand Max tergelincir di Tunjungan, Sambungmacan.

Warga setempat, Fatchurrahman, tidak begitu mempercayai hal-hal mistis seperti itu. Baginya kecelakaan itu terjadi disebabkan karena kurang kehati-hatian pengguna jalan.

Sementara, Kabag Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Sragen, Davit Hendrata, mengungkapkan wilayah Sragen itu merupakan lokasi titik lelah bagi pengguna jalan jarak jauh baik dari Surabaya maupun dari Jakarta. Perjalanan truk barang dari Jakarta sampai di Sragen itu sudah menhabiskan waktu 15 jam.

Dengan kondisi lelah, kewaspadaan pengemudi saat berkendara menjadi berkurang. Hal ini meningkatkan potensi terjadinya kecelakaan lalu lintas.

Baca Juga: Truk Terguling di Tikungan Sambi Sragen, Kades: Lokasi Rawan Kecelakaan

“Biasanya para sopir truk memiliki tempat tujuan istirahat sendiri. Mereka sudah punya langganan istirahat. Di pusat-pusat peristirahatan itu biasanya tumbuh ekonominya. Dulu di jalur Sambungmacan itu ada, seperti di SPBU Jatisumo. Tetapi sekarang pindah ke Mantingan, Ngawi,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya