SOLOPOS.COM - Dua pejabat DKK membantu Ketua Bawaslu Sragen Dwi Budhi Prasetya memakai APD level III di Technopark Sragen, Rabu (9/12/2020). (Solopos-Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN -- Pemungutan suara Pilkada Sragen pada Rabu (9/12/2020) telah berlangsung dengan lancar. Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sragen Dwi Budhi Prasetya mengisahkan pengalamannya mengawasi pelaksanaan coblosan di tempat isolasi pasien Covid-19 di Technopark Ganesha Sukowati.

Pada Rabu, aktivitas warga di zona kuning Technopark Ganesha Sukowati Sragen cukup ramai. Mereka para pihak yang berkepentingan dalam proses pemungutan suara bagi 120 orang pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri di fasilitas milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen itu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Delapan tenaga kesehatan (nakes) sudah rampung memakai alat pelindung diri (APD) level III. Mereka bersiap melayani penggunaan hak pilih dari para pasien asimptomatik itu.

Cetak Sejarah, Suroto Bakal Jadi Wabup Sragen Pertama dari Utara Sungai Bengawan Solo

Ketua Sragen datang dengan menenteng plastik berisi APD level III lengkap yang didapat dari Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen. Budhi, sapaan akrabnya, langsung mengenakan baju hazmat itu dan kelengkapan APD lainnya.

Proses pemakaian APD itu dibantu Sekretaris DKK Sragen Fanny Fandani dan Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) DKK Sragen dr. Sri Subekti.

Budhi sengaja memakai APD seperti nakes lainnya itu karena bertugas mengawasi proses pemungutan suara di tempat itu agar tidak tertular dari pasien Covid-19.

Wow, Dalang Cilik Siswa SMPN 9 Solo Raih Anugerah Kebudayaan Indonesia 2020

Pemakaian APD baru kali pertama dilakukan Budhi. Ia berinisiatif memakai APD karena tidak ada petugas pengawas dari tingkat tempat pemungutan suara (TPS), desa/kelurahan, dan kecamatan yang berani mengawasi langsung pemungutan suara para pasien Covid-19.

“Rasanya biasa tidak sumpek. Saya pakai masker berlapis, yakni N-95 dan masker medis. Rasanya juga nyaman. Setelah selesai dan melepas hazmat rasanya plong dan lega. Hanya baju dalam yang basah karena keringat. Pakai APD level III itu ternyata tidak asal. Saat pakai dan copot dibantu DKK. Semua ada prosedurnya tidak asal,” ujar Budhi saat berbincang dengan Solopos.com di kantornya, Kamis (10/12/2020).

Disemprot Cairan Disinfektan

Budhi mengisahkan pengalamannya melepas APD level III. Sebelum dilepas, Budhi disemprot dengan cairan disinfektan. Dia melanjutkan pertama topi dan face shield dilepas.

“Kemudian penutup sepatu dan sepatu bootnya. Terus penutup rambut. Melepas baju hazmat. Nah, saat melepas baju itu tidak boleh menyentuh bagian luar baju tetapi bagian dalamnya. Semua APD yang dilepas langsung dimasukkan dalam kantong plastik warna kuning. Sarung tangan pun yang dilepas yang kiri dulu. Sarung tangan kanan dilepasnya hati-hati, yakni dengan menyentuh bagian dalam sarung tangan baru dilepas,” ujarnya.

BB POM Temukan Masih Ada Karak di Salatiga Mengandung Boraks

Setelah semua APD terlepas semua, ujar dia, bagian tangan dan kaki disempot cairan hand sanitizer. Budhi mengatakan setelah itu baru boleh meninggalkan lokasi. Untuk APD yang sudah terpakai, kata dia, langsung dimusnahkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya