SOLOPOS.COM - Ilustrasi vaksin virus corona. (Freepik)

Solopos.com, KLATEN -- Sebanyak 18 kepala desa (kades) di Kecamatan Tulung, Klaten, menjalani vaksinasi Covid-19 tahap I di Rumah Sakit Daerah (RSD) Bagas Waras Klaten, Kamis (18/3/2021) mulai pukul 09.00 WIB.  Satu dari 18 kades tersebut ternyata sempat dilanda ketakutan saat menghadapi jarum suntik.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, belasan kades itu datang secara bergelombang ke RSD Bagas Waras Klaten. Para kades termasuk skala prioritas divaksin karena dinilai memiliki mobilitas tinggi.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Tiba di RSD Bagas Waras Klaten, setiap kades mengisi form pendaftaran. Selanjutnya dilakukan screening sebelum disuntik. Saat Kades Sedayu, Sri Kuatno, memperoleh giliran disuntik, suasana di ruangan vaksinasi RSD Bagas Waras Klaten menjadi heboh.

Baca juga: Update Covid-19 Klaten: Kasus Baru 38 Orang dan 3 Pasien Meninggal

Penyebabnya, Sri Kuatno ternyata takut menghadapi jarum suntik. Detik-detik Sri Kuatno takut dengan jarum suntik itu juga sempat diunggah di sosial media (sosmed).

"Pak Kades Sedayu memang trauma saat disuntik. Sehingga saat divaksin kemarin, yang bersangkutan harus digoceki [dipegangi] kades yang lain. Di samping itu, matanya ditutupi masker agar tak melihat jarum," kata Pelaksana Tugas (Plt) Camat Tulung, Hendri Pamukas, kepada Solopos.com, Jumat (19/3/2021).

Hal itu diakui Kades Sedayu Sri Kuatno. Dirinya memang sempat trauma menghadapi jarum suntik. Sehingga saat disuntik vaksin Covid-19, badannya gemetar dan terasa panas.

Baca juga: Terima Rp2,5 Miliar, Buruh Pabrik di Klaten Ini Bingung Cari Ganti Sawah Warisan Terdampak Tol

"Saya itu memang jarang disuntik. Di tahun 2006, saya pernah mengalami dehidrasi sehingga harus disuntik. Saat itu, saya masih di Jakarta. Sewaktu disuntik, saya harus dipegangi enam orang karena takut disuntik. Sejak saat itu, saya tidak pernah lagi disuntik. Saya takut," katanya.

Memberikan Contoh ke Warga

Meski takut dengan jarum suntik, Sri Kuatno mengaku tetap ingin mengikuti vaksin Covid-19. Selain ditujukan mencegah Covid-19, Sri Kuatno harus memberikan contoh yang baik ke warganya. Alhasil, dirinya tetap memberanikan diri menghadapi jarum suntik.

"Saat istri saya tahu saya akan disuntik, dia malah ngeledeki saya. Katanya, saya harus sangu tampar. Saya pun sebenarnya sudah nata ati saat berangkat ke RSD Bagas Waras. Begitu di Bagas Waras, saya ndredek ndisik. Saya sudah kebayang jarum suntiknya," katanya.

Baca juga: Waspada Klaster Perkantoran, Satgas Covid-19 Klaten: Patuhi Aturan WFO dan WFH!

Di tengah kecemasan itu, Sri kuatno tetap mengisi form pendaftaran. Selanjutnya, Sri Kuatno menjalani pemeriksaan suhu tubuh. Anehnya, Sri Kuatno yang merasa badannya terasa panas memiliki suhu tubuh normal, yakni 36,3 derajat Celcius.

"Saya ternyata lolos screening, makanya disuntik. Begitu akan disuntik, saya digoceki Pak Lurah Kemiri. Mata saya juga saya tutup pake masker dobel. Lantaran ini sudah menjadi kewajiban, saya harus disuntik. Saya tekati. Ternyata setelah saat disuntik itu enggak kerasa apa-apa. Meski seperti itu, saya tetap terbayang jarum suntik. Saya akan disuntik lagi tahap II sekitar dua pekan lagi. Mulai saat ini, saya sudah berusaha nata ati lagi," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya