Cerita Dibalik Kesuksesan Kades Terpilih Perempuan

Warga Desa Watuagung, Kecamatan Baturetno, menyapa calon kades wanita Pilkades Watuagung di balaidesa setempat, Rabu (19/12/2012). Pilkades tahap III ini akhirnya menetapkan delapan calon kades wanita sebagai penerima suara terbanyak di desa masing-masing. (JIBI/SOLOPOS/Tika Sekar Arum)

Belum pernah tergambar dalam benak Nanik Nur Samawati, 28, untuk berkiprah dalam pemerintahan desa. Selama ini, kades terpilih Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Ngelo, Kecamatan Jatiroto tersebut lebih banyak menghabiskan waktu menekuni buku-buku ilmu perpustakaan demi gelar D2 yang tahun 2011 silam berhasil diraihnya. Ibu satu anak ini juga lebih banyak dipusingkan dengan pekerjaan sebagai staf administrasi di perpustakaan SDN 1 Ngelo, ketimbang mengurusi kegiatan masyarakat.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Tak dinyana, Rabu (19/12/2012) sore, seribuan warga Desa Ngelo, tempat tinggal Nanik, memilihnya sebagai kades. Pada pilkades tahap III itu, Nanik berhasil mengantongi 837 suara, mengungguli satu calon kades lain, berusia 50 tahun, yang hanya mendapat 229 suara. Wanita kelahiran Wonogiri, Mei 1984 ini dipercaya menggantikan kades dua periode sebelumnya, yang juga ayah Nanik, Paino.

“Awalnya saya tidak mau, saya tidak kepikiran maju. Tapi di detik-detik terakhir, ada pesan dari warga soal masa depan Desa Ngelo yang membuat hati saya tergerak untuk nyalon,” ungkap Nanik, saat berbincang dengan Espos, melalui telepon, Kamis (20/12).
Menurut dia, kepercayaan warga terhadap dirinya tak lepas dari kecintaan terhadap sang ayah. Nanik mengakui selama dua periode menjadi Kades Ngelo, Paino sangat disayangi warga. Bahkan, sebelum ibu muda yang juga tercatat sebagai kades terpilih termuda dalam pilkades tahap III ini menyatakan siap maju, sebagian warga menyampaikan akan mendukung siapa saja asalkan direkomendasikan ayahnya. Paino akan mengakhiri masa jabatannya sebagai Kades Ngelo 15 Januari 2013 mendatang.

Nanik menyadari karena berangkat dari pengalaman yang terbatas di masyarakat, dia masih harus banyak belajar. Wanita yang masih ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang sarjana pada 2013 ini tak malu mengakui akan banyak belajar pada sang ayah. Dukungan warga, menurutnya, adalah modal utama untuk menghadapi pekerjaan berat sebagai Kades Ngelo. “Demi masyarakat saya maju. Ke depan saya juga ingin masyarakat tetap mendukung saya. Saya berjanji akan bertugas sebaik-baiknya seperti ayah saya,” ungkapnya.

Lain Nanik, lain pula Nur Indriawati, 38. Kades terpilih Pilkades Talunombo, Kecamatan Baturetno tersebut juga awalnya tidak ingin meramaikan bursa pilkades. Namun, seperti mendapat cipratan semangat dari sang suami, yang juga mantan kades periode sebelumnya, Sugiyarno, Nur akhirnya mendaftar calon kades. Menurut Sugiyarno, yang mendampingi saat berbincang dengan solopos.com, Kamis, Nur mendapat dukungan besar dari ibu mertuanya atau ibu kandung Sugiyarno.

“Awalnya ya tidak ingin. Tapi ibu saya mengatakan, warga yang mau istri maju. Saya menyerahkan saja,” kata Sugiyarno. Dalam pilkades Rabu, Nur mengantongi 808 suara. Suara untuk Nur hanya terpaut 30-an dari calon kades lain. Pilkades Talunombo diramaikan tiga calon kades.

Kodrat sebagai wanita tidak menghalangi semangat Nur maupun Nanik untuk mengabdi pada masyarakat. Meski pada awalnya hanya mewarisi semangat sang ayah atau suaminya, mereka yakin bisa memimpin ribuan warga desa. Mereka juga tidak gentar menghadapi masalah berat yang pasti akan menghadang selama menjabat kades.