SOLOPOS.COM - Ilustrasi ziarah ke makam (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KARANGANYAR — Makam atau petilasan Jaka Tarub tersebar di sejumlah daerah seperti di Grobogan, Pamekasan, dan ada pula di Karanganyarnya, tepatnya di Kecamatan Jumantono.

Berbicara soal Jaka Tarub, kisah tentangan banyak tersebar dalam beberapa versi. Salah satunya adalah Jaka Tarub yang dianggap sebagai salah satu pendekar sakti pasca runtuhnya Kerajaan Majapahit. Karena Jaka Tarub menjadi sosok yang berpengaruh bagi masyarakat, makam dan tempat kebesaran namanya dipusarakan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Mengutip dari jurnal skripsi berjudul Kajian Struktural dan Nilai Pendidikan Cerita Rakyat Makam Joko Tarub dan Sapta Tirya Kabupaten Karanganyar karya mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Ristyowati, tahun 2010, Jaka Tarub dipercaya masyarakat mempunyai banyak makam.

Baca Juga: Petilasan Jaka Tarub di Jumantono, Ada 4 Makam yang Tak Berisi Jenazah

Salah satu makamnya terletak di Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar. Daerah ini masih sangat kental dengan kepercayaan mistis, animisme, dan dinamismenya. Tradisi bersemedi atau tirakat masih sering dilakukan oleh penduduk sekitar dan para pendatang.

Makam Jaka Tarub berada di Desa Sambirejo dan mempunyai seorang juru kunci yang bernama Mbah Wiro. Mbah Wiro mengetahui cerita tentang makam Jaka Tarub sejak ia masih kecil. Ia mengaku merasakan berkah dari kekuatan yang dipercayainya.

Makam Jaka Tarub merupakan petilasan Eyang Joko Tarub pada zaman dulu saat melakukan pengembaraan. Pada saat pengembaraan, Joko Tarub melihat para bidadari yang sedang mandi. Joko Tarub menyembunyikan pakaian salah satu bidadari itu dan akhirnya bisa menikahinya. Bidadari tersebut bernama Nawangwulan.

Setelah menikah, Jaka Tarub dan Nawangwulan hidup bahagia sebelum kebohongan Jaka Tarub diketahui oleh Nawangwulan. Nawangwulan mengetahui pakaiannya yang disembunyikan Jaka Tarub di bawah tumpukan padi. Mengetahui hal tersebut Nawangwulan marah dan meninggalkan Jaka Tarub.

Baca Juga: Inilah Sosok Sabdo Palon, Peramal Ulung & Penguasa Tanah Jawa

Sepeninggal istri, Jaka Tarub melakukan pengembaraan. Pada saat hendak melanjutkan perjalanan Jaka Tarub meninggalkan semua pakaian dan pusaka yang dimilikinya. Pusaka dan pakaian itu dibungkus menjadi empat. Seorang warga menemukan bungkusan-bungkusan itu kemudian menguburkannya bersama warga yang lain. Kuburan itu berada di Sambirejo.

Kompleks makam Jaka Tarub berupa sebuah bangunan menyerupai rumah berukuran 2 meter x 4 meter yang terdapat empat kuburan. Kompleks makam Jaka Tarub berada di tengah sawah dan dikelilingi pohon-pohon dan persawahan milik penduduk.

Tidak jauh dari kompleks terdapat sendang atau belik. Menurut cerita, sendang tersebut merupakan tempat mandi para bidadari ketika turun ke bumi. Akan tetapi, sendang tersebut tidak terawat seperti dulu, karena lahan sekitar sendang itu sekarang sudah menjadi lahan pertanian.

Baca Juga: Aji Saka, Nenek Moyang Orang Jawa?

Kompleks tersebut dikeramatkan oleh penduduk karena dianggap merupakan peninggalan leluhur atau nenek moyang. Kepercayaan terhadap kekuatan gaib yang mereka yakini mengakibatkan adanya anggapan bahwa tempat tersebut membawa keberkahan.

Cerita Joko Tarub yang berada di kecamatan Jumantono tersebut dipecayai keberadannya oleh penduduk setempat, dan menjadi cerita yang diceritakan secara turun temurun. Akan tetapi, setelah berkembangnya zaman cerita tersebut kurang dipercayai dan hanya dianggap sebagai cerita yang tidak nyata.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya