SOLOPOS.COM - Ilustrasi pria kecanduan pornografi (askmen.com)

Solopos.com, SOLO -- Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyebut blokir situs atau konten pornografi paling banyak dibandingkan konten negatif lainnya. Meski begitu konten pornografi masih bertebaran. Ada banyak cerita dari mereka yang kenacduan video porno.

N, 21, mahasiswa yang menempuh pendidikan di Bali mengaku nonton video porno hingga 4-5 kali dalam sepekan dengan dalih untuk refreshing. ”Sekali nonton enggak tentu, paling 1 jam sudah maksimal,” ujar dia kepada jeda.id, beberapa waktu lalu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dia mengaku menonton video porno di sela-sela mengerjakan tugas. Biasanya saat pusing mengerjakan tugas, dia kemudian menonton video bokep.

Koneksi Wifi Sering Lemot, Ikuti Trik Berikut Agar Internet Lebih Lancar

Setelah menonton ia mengaku merasakan kepuasan tersendiri karena hormonnya naik. ”Saya menonton video porno sejak SD. Karena dikasih tahu teman,” kata dia.

Biasanya ia memperoleh video porno melalui grup WhatsApp dan Line. Jika download dari web browser ia mengaku menggunakan aplikasi VPN. Hal ini dilakukan karena ada blokir sesuai kebijakan Internet positif.

Berdasarkan data Kemenkominfo, hingga 2019, blokir situs atau konten pornografi paling banyak dibandingkan konten negatif lainnya. Data Trust Positif Kemenkominfo menyebutkan ada 773.517 situs atau konten pornografi yang diblokir.

Konten negarif lainnya yang diblokir adalah 4.655 situs perjudian, 1.691 situs penipuan, hingga 199 situs yang berkaitan dengan radikalisme.

Dilansir dari Detikcom pada 2015, jumlah milenial Indonesia menjadi pengakses konten pornografi berada di urutan kedua setelah India. Komposisi milenial sebanyak 74% dan yang lebih tua 26%.

GP Prancis 2020: Quartararo Dibayangi Kutukan Tuan Rumah

Sedangkan Similarweb menunjukkan bahwa pengguna internet Indonesia rata-rata menghabiskan waktu 3 menit 36 detik untuk menonton video porno di Internet.

Sejak 2018, Kemenkominfo memerintahkan 15 penyedia layanan internet (ISP) dan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) untuk memblokir gambar bermuatan pornografi.

Namun, masih saja banyak yang dapat mengakses konten pornografi dengan mudah di Internet. A, 22, pemuda asal Sidoarjo, Jawa Timur, mengaku sering menonton video bokep sejak SMA.

”Usia SMP-SMA, 12-17 tahun itu sudah memasuki masa pubertas. Jadi hal yang wajar dengan hasrat yang lagi tinggi-tingginya. Terus penasaran juga. Dulu saya sering nonton karena mungkin pergaulan juga,” kata dia.

Rasa Ingin Tahu

Ia mengaku memiliki teman-teman dengan pergaulan bebas. Dan sebagian temannya bahkan sudah melakukan hubungan seks. Itu yang membuatnya sering menonton.

F, 21, mahasiswa di Malang mengaku menonton film porno untuk mengisi waktu luang. Menurut dia, ada wawasan tentang seks dalam video porno.

Sebagaimana dikutip dari laman Balitbang Kementerian Hukum dan HAM, pornografi diawali oleh rasa keingintahuan yang tinggi terhadap seks. Pada saat yang bersamaan pendidikan seks yang diperoleh di lingkungan keluarga sangat minim.

Penyair Amerika Louise Glück Raih Hadiah Nobel Sastra 2020

Pornografi dapat mengubah pikiran secara otomatis, tidak fokus dengan apa yang menjadi kewajibannya di sekolah, kehilangan semangat belajar, dan malah membuat siswa tersebut kecanduan dalam melakukan hal-hal yang negatif yang mengarah kepada seks pranikah.

Bahaya video porno terlihat jelas dalam film Extremly Wicked Shockingly Evil and Vile yang mengisahkan tentang Theodore Robert Bundy atau yang sering dikenal dengan Ted Bundy. Film ini diangkat dari kisah nyata Ted.

Ted adalah pembunuh berantai di Amerika Serikat. Dia melakukan pembunuhan terhadap 30 perempuan di 7 negara bagian. Namun, diperkirakan korban atas pembunuhan Bundy mencapai hingga 100 orang.

Ted mengaku lahir dari keluarga yang baik-baik dan keluarga normal pada umumnya di AS. Dia menyebut selama ini merahasiakan tentang kebiasaan menonton konten pornografi.

Tulis Nama Pacar di Halaman Persembahan Skripsi Bikin Putus, Cuma Mitos?

Dia sampai kecanduan video bokep sehingga terus menerus mencari sensasi lebih. Ketika sudah terlibat terlalu dalam dengan konten pornografi akhirnya berdampak besar. Ted pun mengakui perilakunya yang berujung melakukan pembunuhan itu sangat dipengaruhi kebiasaannya menonton video bokep.



”Bahwa kesamaan hobi dari dari setiap pembunuh berantai adalah pornografi. Dan pornografi bisa datang dan merenggut setiap anak-anak di manapun kalian berada,” sebut dia.

Pengakuan Ted itu sejalan dengan penelitian dari Cambridge University pada 2013. Otak orang yang suka menonton video porno mirip dengan pecandu narkoba.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya