SOLOPOS.COM - Relawan memadamkan api yang membakar gudang kapas PT BATI, Purwosuman, Sidoharjo, Sragen, Kamis (17/7/2020) malam. (Solopos-Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN -- Tim pemadam kebakaran  atau damkar berjibaku dengan minimnya sumber daya air saat berupaya memadamkan kebakaran di gudang penyimpanan kapas PT Bintang Asahi Textil Industri atau BATI, Purwosuman, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Kamis (16/7/2020) malam

Proses pemadaman api di gudang kapas PT BATI Sragen terkendala susahnya mencari suplai air karena tidak adanya hidran di pabrik tekstil itu.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Ketiadaan hidran di pabrik ini menunjukkan perusahaan tidak siap untuk mengantisipasi potensi terjadinya kebakaran. Padahal di dalam gudang ini banyak sekali bahan yang mudah terbakar,” jelas Kasi Pemadam Kebakaran, Dinas Pemadam Kebakaran dan Satpol PP Sragen, Anton Sujarwo, saat ditemui Solopos.com di lokasi kebakaran PT BATI, Kamis malam.

Pabrik Tekstil PT BATI di Purwosuman Sragen Kebakaran

Ekspedisi Mudik 2024

Tim pemadam kebakaran mendapat laporan kebakaran PT BATI Sragen sekitar pukul 19.30 WIB.

Enam unit mobil pemadam kebakaran yang terdiri atas empat unit dari Sragen dan dua unit masing-masing dari Karanganyar dan Kota Solo dikerahkan untuk memadamkan api di PT BATI.

Kembali ke Markas di Sragen

Namun, ketiadaan hidran membuat upaya pemadaman api di PT BATI terhambat. Untuk mendapatkan sumber air, tim pemadam kebakaran harus kembali ke markas yang berlokasi di Sragen dengan waktu tempuh sekitar 30 menit dari pabrik BATI.

“Jumlah SDM kami sangat mencukupi, tapi airnya yang tidak tersedia. Waktu kami habis terbuang untuk menunggu datangnya air. Seandainya penyemprotan air bisa dilakukan secara konstan, api bakal lebih mudah dipadamkan. Karena suplai air terhambat, relawan tidak bisa maksimal bekerja memadamkan api karena harus nunggu datangnya air,” jelas Anton.

2 Bulan Disekap di Arab Saudi, TKW Karangmalang Sragen Akhirnya Tiba di Kampung Halaman

Kepala Pelaksana Harian, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen, Sugeng Priyono, mengakui proses pemadaman kebakaran yang melanda bangunan besar seperti pabrik kerap terkendala ketiadaan hidran.

“Situasi seperti ini sudah sering terjadi. SDM kami sangat mencukupi, tapi airnya tidak ready. APAR jelas tidak berfungsi karena ini kebakaran dengan skala besar. Karena banyak barang yang mudah terbakar, seharusnya perusahaan bisa mengantisipasi potensi kebakaran dengan menyediakan hidran,” papar Sugeng Priyono.

Ogah Petani Jadi Komoditas Politik, KTNA Sragen Tawarkan 5 Program ke Cabup

Ditemui di lokasi Kamis malam, Kapolsek Sidoharjo, AKP Agung Ari Purnowo, mengatakan penyebab terjadinya kebakaran di PT BATI belum bisa diketahui.

“Malam ini fokus pada penanganan kebakaran dulu, besok baru olah TKP. Soal penyebab kebakaran, kita tunggu hasil olah TKP. Kami belum bisa memperkirakan total kerugian akibat kebakaran itu,” jelas Agung.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya