SOLOPOS.COM - Alex Budiono atau Alex Wildop saat berada di salah satu rumah pengrajin Wheeldop, Sabtu (5/11/2022). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI–Seorang sopir truk asal Desa Cabean Kunti, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, sukses berbisnis aksesori tutup pelek mobil atau wheeldop sejak 2018 hingga tembus pasar mancanegara.

Bisnis tersebut dimulai saat ia memutar otak untuk mencari penghasilan tambahan saat menjadi sopir truk.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Sopir truk tersebut bernama Alex Budiono, 37, namun sejak berbisnis ia dikenal dengan nama Alex Wildop.

“Pertama itu saya sopir truk, hampir dua tahun, terus mikir apa yang bisa saya jual begitu. Akhirnya tercetus wildop [wheeldop] itu. Masalahnya dulu di sini susah [carinya], mesti ke Malang atau ke mana, jadi kepikiran apa coba aja bikin wildop dari bahan aluminium,” ceritanya saat berbincang dengan Solopos.com, Sabtu (5/11/2022).

Baca Juga: Mengenal Tugu Kitab di Dekat Ponpes Doglo Candigatak Boyolali, Ini Sejarahnya

Kemudian, dirinya membuat contoh dan mencari-cari cara pembuatan dan detail ukuran dari wheeldop. Lalu, Alex menggandeng pengrajim panci di sekitarnya yang bisa mewujudkan desain wheeldop-nya.

Setelah jadi, dirinya mengaku mengunggah foto satu set wheeldop-nya ke market place di Facebook. Tak disangka, foto unggahannya mendapatkan banyak renspons dari calon pembeli.

“Kok yang tanya banyak banget di FB itu sampai enggak sempat bales saking banyaknya. Terus terjual pertama ke Padang, langsung tembus pasar nasional,” ujar dia.

Saat ini, dirinya mengaku tak berjualan lewat market place atau media sosial. Dirinya kini telah memiliki tujuh reseller yang tersebar di seluruh Indonesia seperti di Aceh, Medan, Jakarta, dan tempat-tempat lainnya.

Baca Juga: Harga Kedelai Naik, Ukuran Tahu dan Tempe di Pasar Boyolali Kian Mengecil

Tujuh reseller tersebut, membantunya bertumbuh. Dari 2018 yang awalnya hanya satu pengrajin tutup panci yang membantunya secara paruh waktu. Kini telah ada 18 orang yang secara penuh waktu membantunya membuat wheeldop.

Dalam sebulan, dengan 18 pengrajin tersebut dirinya bisa menghasilkan sekitar 100 set wheeldop untuk dikirimkan ke reseller.

“Saya takutnya enggak nyandak kalau jualan sendiri, soalnya dari mereka [reseller] saja masa antrenya sudah dua bulan. Jadi misal pesan sekarang, dua bulan baru dapat. Kalau saya buka sendiri, nanti takut lebih lama. Saya aja takut upload barang di WA, soalnya nanti banyak sekali yang tanya mau pesan,” kata dia.

Lebih lanjut, ia menceritakan keistimewaan wheeldop yang ia jual adalah pembeli bisa memesan secara custom sesuai keinginan mereka. Selain itu, wheeldop yang ia pakai tidak mudah berkarat dan dapat diservis kembali jika penyok.

Ia mengatakan beberapa sopir truk fuso dan tronton juga menyervis ulang wheeldop mereka yang penyok. Biaya servis, jelasnya, tentu lebih murah dibandingkan membeli lagi.

Baca Juga: Bahan Baku Menipis, Pengrajin Eceng Gondok Rawa Pening Berburu ke Luar Daerah

“Untuk satu set wheeldop itu empat buah, harganya mulai dari Rp700.000, terus kalau truk besar seperti tronton dan fuso begitu sampai Rp2 juta. Ini tembus sampai Thailand, ceritanya sih bukan saya yang jual, tapi sudah lewat reseller yang ada di Batam. Dia jual sampai luar negeri,” tuturnya.

Sementara itu, salah satu pengrajin, Suradi, 48, mengatakan awalnya ia adalah pengrajin panci, wajan, dan perabotan dari aluminium.

Ia mengatakan hasil membuat wheeldop lebih besar dibandingkan membuat kerajinan perabotan rumah tangga.

“Kalau panci begitu kan murah, tapi wheeldop begitu kan mahal. Awalnya saya dikasih gambar [desain], dan dibantu Pak Alex belajarnya. Satu set gitu bisa satu hingga dua hari,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya