SOLOPOS.COM - Pedagang kaki lima di Umbul Susuhan, Desa Manjungan, Kecamatan Ngawen kembali membuka usaha mereka setelah ikut libur selama lebih dari tujuh bulan, Jumat (30/10/2020). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN – Dibukanya kembali objek wisata air atau umbul di Klaten membuat para pedagang yang selama ini mengais rejeki dari kunjungan wisata lega. Meski ada pembatasan jumlah pengunjung dan penerapan protokol kesehatan lantaran masih dalam kondisi pandemi Covid-19, mereka tetap antusias bisa kembali menggerakkan roda perekonomian keluarga.

Selama lebih dari tujuh bulan atau tepatnya mulai pertengahan Maret lalu, objek wisata di Klaten termasuk beberapa umbul ditutup sementara. Objek wisata air kembali diizinkan dibuka pada pekan ini. Hanya saja, pengelola objek wisata wajib menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 termasuk membatasi jumlah pengunjung.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Perasaan lega dan senang bisa berjualan lagi di objek wisata itu disampaikan Umi Salbiyah, 43. Selama tiga tahun terakhir, dia menjadi pedagang kaki lima (PKL) di Umbul Susuhan, Desa Manjungan, Kecamatan Ngawen, Klaten.

Ini Tips Aman Olahraga Saat Musim Hujan, Yang Mager Minggir!

Ekspedisi Mudik 2024

Sejak pertengahan Maret lalu, Umi tidak bisa berjualan di Umbul Susuhan karena ada pandemi. Namun, sejak Rabu (28/10/2020), ibu tiga anak itu kembali berjualan di umbul seiring pembukaan kembali Umbul Susuhan.

Meski mengaku pendapatannya tak seperti ketika sebelum pandemi Covid-19 terjadi, dia tetap senang bisa berjualan lagi.

“Baru sekitar tiga hari ini berjualan lagi di sini. Pendapatannya belum seperti dulu. Kalau dulu sebelum ada Covid-19 itu saat hari libur bisa dapat Rp300.000 per hari. Kalau sekarang ya sepersepuluhnya,” kata Umi yang berjualan telur gulung tersebut saat ditemui Solopos.com, Jumat (30/10/2020).

Umi menceritakan selama Umbul Susuhan Klaten ditutup dia mengadu nasib dengan berjualan di rumah. Hanya saja, pendapatan yang dia peroleh selama jualan di rumah minim.

“Suami juga menganggur karena biasanya jualan di sekolah tetapi sekolahannya tutup. Untuk kebutuhan sehari-hari ya dari hasil jualan di rumah dan mendapatkan bantuan dari pemerintah [bantuan langsung tunai],” kata ibu tiga anak itu.

Jalan dari Depok ke Solo, KRL Klaten-Jogja Nyangkut di Kalioso

Pedagang kuliner di Umbul Pelem, Desa Wunut, Kecamatan Tulung, Deni, 50, memilih berjualan online selama tujuh bulan terakhir. Hal itu dia lakukan demi tetap mendapatkan penghasilan lantaran sumber penghasilan utama dari berdagang kuliner di Umbul Pelem Klaten macet setelah ditutup.

“Saya jualan cuanki secara online karena sudah menjadi passion saya di kuliner. Hasilnya ya dicukup-cukupkan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Kalau buka selama tiga hari ini ya belum seperti dulu, turun sangat drastis karena memang ada pembatasan pengunjung,” kata Deni.

Pedagang lain di Umbul Pelem, Ning, 40, juga mengaku memilih mencari pekerjaan lain selama libur tak jualan di objek wisata Klaten.

“Kemarin karena objek wisatanya libur, agar tetap memperoleh pendapatan ya kembali lagi ke sawah, menanam cabai. Yang penting bagaimana caranya agar tetap bisa mendapatkan penghasilan,” jelas Ning.

Ning mengaku sebelum ada pandemi, omzet yang dia peroleh saat hari libur bisa mencapai Rp1,5 juta per hari. Dengan pendapatan itu, dia bisa memperoleh pendapatan bersih sekitar Rp200.000 per hari.

Disinggung pendapatan yang dia peroleh saat Umbul Pelem dibuka lagi mulai Rabu (28/10/2020), Ning mengaku belum seperti kondisi normal.

“Hari pertama buka itu omzetnya sekitar Rp400.000. Kemudian pada hari kedua buka Rp1 juta. Harapannya bisa buka terus dan ekonomi bisa terangkat kembali,” kata Ning.

11 Positif Covid-19 di Klaster Perkantoran Karanganyar

Umbul Temanten

Pedagang kuliner di Umbul Temanten, Desa Sidowayah, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Siyam Niatun, 48, juga mengaku libur berjualan selama lebih dari tujuh bulan objek wisata ditutup akibat pandemi Covid-19.

Selama tujuh bulan itu, Siyam beralih jualan angkringan di sekitar tempat tinggalnya. Siyam mengaku selama tiga hari terakhir kembali membuka usaha kuliner di Umbul Temanten seiring pembukaan objek wisata air itu. Warung angkringan yang dia buka selama pandemi itu kini dikelola anaknya. Siyam mengaku pendapatannya berangsur pulih seiring Umbul Temanten dibuka lagi.

”Kalau dulu sebelum ada pandemi omzet saya saat hari libur itu sekitar Rp1 juta. Kalau kemarin pas kembali buka itu omzet juga mencapai Rp1 juta. Mulai pulih lagi,” kata Siyam.

Banyak Hoaks Beredar di Medsos, Kapolres Sragen: Jarimu Harimaumu!

Direktur Utama Badan Usaha Milik (BUM) Desa Sumber Kamulyan, Desa Wunut, Saryanto, mengatakan ada sekitar 12 warung kuliner di objek wisata Umbul Pelem dengan rata-rata setiap pengelola memiliki tiga karyawan.

Dia menegaskan para pengelola kuliner sudah diminta mematuhi protokol kesehatan seperti wajib mengenakan masker serta menjaga jarak pengunjung. Selain itu, para pengelola diminta untuk mengarahkan pengunjung mencuci tangan mereka menggunakan sabun sebelum jajan.



Para PKL kuliner di umbul Klaten juga diminta mengatur jarak tempat duduk. Penyajian hidangan juga diminta dilakukan oleh pengelola dengan tetap menggunakan sarung tangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya