SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Pernahkah Anda cemburu dengan pasangan atau kekasih? Seberapa besar  rasa cemburu yang Anda miliki? Nyamankah Anda saat diliputi rasa cemburu?

Banyak kalangan mengatakan cemburu itu identik dengan cinta. Jika seseorang tidak cemburu dengan pasangannya berarti tidak cinta. Benarkah itu?

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Sejatinya, rasa cinta itu menghadirkan kenyamanan dan rasa senang. Sayang, seringkali rasa cemburu kerap merugikan hubungan itu sendiri, sebagai pemicu pertengakaran bahkan perpisahan.

“Saya kerap membuka facebook milik kekasih dan mengecek apakah ada gelagat yang mencurigakan di sana, misal pesan-pesan mesra untuk perempuan lain,” tukas Anindita, 28, kepada Harian Jogja, Minggu (18/9).

Dita mengungkapkan pernah membahas persoalan kecemburuannya dengan sang kekasih. Namun, jawaban kekasih tak lantas membuatnya merasa aman.

“Bahkan kami kerap bertengkar hingga menjurus ke arah perpisahan jika cemburu saya sedang muncul,” imbuhnya.

Lain halnya dengan Aryo Wisanggeni, 29, yang mengaku jarang cemburu dengan kekasihnya. “Dari sekian banyak teman dekat laki-laki kekasih saya, hanya ada satu orang yang saya tidak suka,” ujar laki-laki yang bekerja sebagai wiraswasta ini.

Kecemburuan yang dirasakannya, menurut dia, memiliki alasan yang kuat. “Habisnya, gestur yang terkesan berlebihan dari laki-laki itu ketika bertemu dengan kekasihku. Ditambah intensitas pertemuan keduanya juga tinggi. Baik langsung maupun lewat akun jejaring sosial,” papar Aryo.

Bagi Aryo, cemburu yang dirasakannya adalah alarm yang mengingatkan dia akan gelagat tak baik dari teman pria kekasihnya itu.

Menurut psikolog Universitas Sanata Dharma, Siswa Widyatmoko, ketika cemburu muncul sama artinya seseorang telah menganggap hubungan percintaan sebagai sebuah transaksi. Artinya, orang yang memberi berhak untuk menagih imbalan.

“Cinta seolah menyerupai investasi. Ketika seseorang sudah memberikan cinta, dia merasa harus mendapatkan balasan yang setimpal,” terangnya.

Efeknya, seseorang yang tidak puas dengan pasangannya akan selalu menuntut karena merasa telah memberikan lebih.

Semakin dewasa seseorang, dia akan paham bahwa cemburu bukan harga mati sebuah cinta. Sebaliknya, cemburu justru menunjukkan ketergantungan terhadap orang lain karena merasa lemah dan tidak berdaya.

Untuk meredam cemburu, seseorang harus mau merefleksikan kehidupan mereka dalam berpasangan.  Misal dengan memberikan saran, kritik dan pujian.

“Sampaikan itu di saat hubungan adem ayem. Jangan diutarakan saat konflik, karena akan menambah runyam,” kata Siswa.(Harian Jogja/Switzy Sabandar)

HARJO CETAK

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya