SOLOPOS.COM - Hoaks demonstran tendang gas air mata (suara.com)

Solopos.com, SOLO--Sejumlah pesan bergambar beredar di media sosial menyusul aksi demo yang terjadi beberapa hari lalu. Netizen menuding virus Corona yang selama ini ada hanya bisnis dan politik lantaran demonstran masih hidup dan sehat.

Pesan itu salah satunya diunggah oleh akun Facebook Gian El di Grup Facebook Boyolali Kota. Akun itu mengunggah foto aksi demo dan teks berbunyi, “Jika mereka masih hidup dan sehat!!! Artinya perihal Corona hanya politik dan bisnis? Dan kita di bodohi!!!” Gian El mengirimkan bambar itu dengan status berisi, “Ini cuma pembodohan. #corona udah gak ada!”

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal senada juga diunggah oleh akun Facebook Abymanyu, Minggu (11/10/2020). Abymanyu mengunggah gambar aksi demo lain berupa tangkapan layar video milik KompasTV siaran langsung. “Mereka yg turun ke jalanan Hari ini jika besok mereka masih Hidup Dan sehat, Artinya perihal CORONA hanya Politik&Bisnis semata. Selama ini Kita di BODOHI Dan di Bohongi,” bunyi teks dalam gambar itu.

Ingin Berhasil Dalam Hidup, 6 Kebiasaan Orang Sukses Ini Bisa Anda Tiru

Ekspedisi Mudik 2024

Solopos.com menelusuri kebenaran gambar yang diunggah kedua akun Facebook itu. Hasilnya, foto yang diunggah Gian El merupakan foto lawas yang diedit dan diunggah ulang. Foto itu dijepret oleh wartawan Tempo, Hilman Fathurrahman W pada 24 September 2019. Foto itu merupakan rekaman aksi demonstrasi mahasiswa menolak RUU bermasalah depan Kompleks Parlemen, Jakarta.

Berikutnya, Solopos.com juga menemukan foto yang diunggah oleh akun Abymanyu merupakan tangkapan layar video milik Kompas TV. Video itu diunggah dalam kanal Youtube resmi KompasTV berjudul “TERKINI – Memanas, Polisi Lepaskan Water Canon ke Demonstran di Depan Gedung DPR RI.” Video ini merekam aksi demo yang digelar di depan Gedung DPR RI, 24 September 2019.

Dari hasil penelusuran itu, terungkap bahwa foto yang beredar bukanlah foto aksi demo penolakan UU Cipta Kerja beberapa hari yang lalu. Foto itu merupakan foto lawan yang diunggah kembali dengan konteks yang keliru untuk tujuan tertentu. Hal ini termasuk kategori disinformasi.

Webinar RS Indriati-Solopos: Olahraga Sesuai Kondisi, Ubah Gaya Hidup Kunci Jantung Sehat

Corona Bukan Bisnis

Dalam unggahan itu juga menuding isu virus Corona merupakan bisnis dan politik. Tudingan ini bukan kali pertama. Sebelumnya, sekelompok orang juga menuding Corona merupakan konspirasi elite global.

Terkait tudingan ini, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Indonesia, Doni Monardo, berulang kali menegaskan Corona itu nyata, bukan rekayasa maupun konspirasi. Kasus ini terjadi di 214 negara dan teritori di seluruh dunia.

Data Worldometers, per 12 Oktober 2020 menyebutkan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di dunia mencapai 37.755.013 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 1.081.508 orang di antaranya meninggal dunia.

Di Indonesia, data Kementerian Kesehatan per 12 Oktober 2020 menyebutkan kasus positif Covid-19 mencapai 333.449 orang. Selain itu, 255.027 di antaranya dinyatakan sembuh dan masih ada 66.578 orang lainnya menjalani perawatan.

Di Tanah Air juga ada 11.844 orang meninggal dunia akibat Covid-19 termasuk para dokter dan tenaga kesehatan yang gugur saat bertugas. Covid-19 menjangkiti 500 kabupaten/kota di Indonesia.

Ini Pentingnya Jujur terhadap Status Positif Covid-19 yang Dialami

Komorbid

Doni juga memperingatkan masyarakat perihal keberadaan kasus konfirmasi positif tanpa gejala (OTG). OTG ini berpotensi menularkan tanpa sengaja kepada anggota keluarga di rumah. Kondisi makin parah jika anggota keluarga ini memiliki komorbid (penyakit bawaan) atau kelompok rentan. Sebab, kasus fatalitas Covid-19 didominasi oleh adanya komorbid.

“Ingat, mereka yang mengabaikan protokol kesehatan sehingga menimbulkan korban jiwa bukan hanya dimintai pertanggungjawaban di dunia, tetapi juga di akhirat,” kata Doni.

Doni menuturkan informasi dari sejumlah Polda menyebutkan ada demonstran yang hasil rapid test-nya reaktif. Selain itu, ada pula hasil swab antigen menunjukkan positif Covid-19. Namun, Doni tak menyebutkan berapa jumlah demonstran yang terpapar Covid-19.

Dari uraian di atas, klam bahwa virus Corona merupakan bisnis dan politik merupakan informasi keliru. Hal ini masuk ke dalam kategori disinformasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya