SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JAKARTA—Stroke merupakan penyakit yang banyak dialami orang dengan beragam usia. Selama ini kerusakan di otak akibat stroke biasa dideteksi dengan hasil pencitraan otak seperti CT scan dan MRI. Namun, para peneliti mulai mengembangkan berbagai metode pemeriksaan stroke melalui beberapa penelitian.

Sebuah penelitian yang melibatkan 152 orang dengan 98 persen dari peserta penelitian mengalami stroke iskemik. Stroke iskemik adalah jenis yang paling umum dari stroke, yang terjadi ketika terdapat gumpalan blok aliran darah di otak.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Pada penelitian ini dilakukan pengukuran kadar kimia otak yang disebut glutamat. Ketika aliran darah ke otak terganggu, glutamat akan dilepaskan dengan cepat ke dalam aliran darah,” ujar peneliti Kerstin Bettermann, MD, PhD, yang merupakan seorang profesor neurologi di Penn State College of Medicine, Hershey, seperti dikutip dari MedicineNet, Selasa (4/10).

Setiap tahun, lebih dari 750.000 orang Amerika mengalami stroke dan sekitar 80 persennya adalah stroke iskemik. Sedangkan sisanya mengalami stroke hemoragik, yang disebabkan oleh pendarahan di otak. Saat ini, tidak ada tes darah untuk mendeteksi stroke, meskipun beberapa ilmuwan sedang mengembangkan tes darah untuk mendeteksi stroke.

Ketika seseorang tiba di ruang gawat darurat rumah sakit dengan gejala stroke, CT scan atau MRI kepala digunakan untuk membantu dokter menentukan apakah stroke sedang berlangsung. Sehingga hasil pemeriksaan tersebut dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk pemberian obat penghilang gumpalan darah.

“Tetapi CT scan tidak selalu menghasilkan gambar yang cukup jelas mengenai apa yang terjadi di otak. MRI memang salah satu prosedur pemeriksaan yang dibutuhkan untk mendiagnosa stroke, tetapi tidak semua pusat medis telah memiliki pemeriksaan MRI. Selain itu, beberapa pasien juga tidak dapat melakukan pemeriksaan MRI, misalnya jika pasien memakai alat pacu jantung atau mengalami sesak napas,” kata Bettermann.

Oleh karena itu tes darah untuk mendeteksi stroke akan sangat berguna, tes ini memerlukan biaya sekitar US$20. Tes darah untuk mendeteksi stroke dapat menggantikan pemeriksaan MRI oleh dokter, yang tidak dapat dilakukan pada semua pasien. Namun, tes MRI juga masih akan digunakan sebagai pemeriksaan penunjang.(dtc)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya