SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Klaten (Espos)–Kalangan petani Kecamatan Juwiring, Selasa (20/4), sepakat mulai mengubah pola tanam yang semula padi-padi-padi menjadi padi-padi-palawija.

Langkah tersebut ditempuh demi memutus rantai perkembangbiakan wereng cokelat dan hama lainnya yang selama setahun terakhir menyebabkan gagal panen di wilayah setempat. Demikian diungkapkan Ketua Kelompok Tani Murih Raharjo Desa/Kecamatan Juwiring, Sunarno.
Menurut Sunarno, wereng menyebabkan 92 ha lahan di desanya puso.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sikap individu petani selama ini masih terpaku pada pola tanam padi-padi-padi sehingga menyulitkan pengendalian hama . “Padahal wereng mudah bertelur dan menyebar di cuaca tak bersahabat. Dengan perubahan pola tanam serentak, diharapkan wereng hilang.”

Sunarno yang dijumpai di sela-sela pencanangan penerapan pola tanam padi-padi-palawija di Aula Kantor Pemerintah Kecamatan Juwiring, kemarin, menambahkan, pihaknya meminta perubahan pola tanam juga diterapkan di kawasan sekitar Kecamatan Juwiring. Menurutnya, Pemkab juga harus berani dan tegas dalam menerapkan aturan pola tanam dan jika perlu ada sanksi bagi petani yang menyalahi pola tanam.

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Juwiring, Sugeng Suwarto mengungkapkan, sudah ada 48 kelompok tani yang siap mengubah pola tanam. “Kelompok tani sudah sepaham untuk mengubah pola tanam karena jika menanam padi terus-terusan takkan mampu memutus siklus perkembangbiakan wereng. Padahal wereng mengakibatkan 80% dari total 2.100 hektare lahan padi puso,” jelasnya.

rei

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya