SOLOPOS.COM - GM PSIS Semarang, Wahyu 'Liluk' Winartoe. (Solopos.com-Ponco Wiyono)

Solopos.com, SEMARANG — Tragedi di Stadion Kanjuruhan yang menyebabkan ratusan suporter Arema FC meninggal dunia menjadi catatan kelam persepakbolaan Tanah Air. Tak ingin kejadian serupa terulang di kancah Liga 1, sejumlah klub pun memberikan usulan, salah satu PSIS Semarang.

General Manager PSIS Semarang, Wahyu ‘Liluk’ Winartoe, meminta PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB), selaku operator Liga 1 membuat kebijakan baru terkait jadwal pertandingan. Kebijakan itu terkait pembatasan kick off pertandingan Liga 1 yang maksimal pukul 19.00 WIB atau jam 7 malam.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Liluk pun berharap agar seluruh pertandingan big match Liga 1 ditayangkan lebih maju. Selama ini, beberapa partai big match Liga 1 ditayangkan pada malam hari sekitar pukul 20.30 WIB demi mengejar rating di televisi.

“Selama ini kan pertandingan besar memang sudah biasa tayang jam 20.30 WIB. Tapi kita melihat kondisi di dalam dan di luar lapangan juga. Suporter itu kasihan kalau harus pulang lebih malam,” kata Liluk.

Ekspedisi Mudik 2024

Pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Semarang ini menyayangkan terjadinya tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang pada Sabtu (1/10/2022) malam lalu.

Baca juga: Unggah Foto di Bawah Baliho Puan, Ganjar Pranowo: PDIP Menang Hattrick

Kala itu, terjadi huru-hara yang mengakibatkan ratusan nyawa melayang, setelah pendukung tuan rumah Arema kecewa lantaran timnya kalah dari tim tamu Persebaya Surabaya dengan skor 2-3.

“Main malam itu maksimal jam 19.00 WIB. Kami harap PSSI dan PT Liga bisa memahami hal ini, serta dampak peristiwa kemarin yang luar biasa,” sambung Liluk.

Peristiwa di Kanjuruhan juga diharapkan Liluk menkadi pembelajaran semua pihak. Semua yang bergelut di industri sepak bola disebutnya harus menjadikan tragedi Kanjuruhan sebagai hikmah.

Baca juga: Tragedi Kanjuruhan, Ratusan Mahasiswa Surabaya Tuntut Kapolda Jatim Dicopot

“Bukan hanya klub, tapi juga suporter, panitia pelaksana, dan petugas keamanan. harapan kami ada regulasi baru yang bisa memberikan solusi terhadap kejadian seperti yang masih mungkin akan terjadi lagi,” beber Liluk.

Ia mencontohkan soal regulasi terkait pengamanan stadion jika sewaktu-waktu kerusuhan suporter terjadi. “Petugas keamanan harus patuhi aturan agar tidak pakai gas air mata. Mereka harus bisa mengantisipasi dengan cara lain. Panpel pun harus memastikan keluar masuk penonton, baik akses maupun kapasitas kursi stadion,” jelasnya.

Terkait penundaan Liga 1, Liluk mengatakan ia menyerahkan sepenuhnya kepada PT LIB, apakah akan dilanjutkan setelah diliburkan dua pekan atau dihentikan hingga proses pengusutan berjalan tuntas.

“Kami di PSIS akan tetap berlatih dan jeda dua pekan kami manfaatkan pembenahan fisik. Kami tidak mau berandai-andai, tapi tetap fokus pada kelanjutan kompetisi,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya