SOLOPOS.COM - Ilustrasi HIV/AIDS. (Freepik.com)

Solopos.com, KLATEN–Jumlah temuan kasus HIV/AIDS di Klaten terus menunjukkan tren peningkatan.

Salah satu kasus berasal dari kelompok risiko lelaki suka lelaki (LSL).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan data yang dihimpun dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Klaten, hingga kini jumlah total temuan kasus HIV/AIDS sejak 2007 hingga Mei 2022 sebanyak 1.226 kasus.

Dari jumlah itu, total orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang meninggal dunia sebanyak 178 orang.

Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Klaten, Ronny Roekmito, mengakui jumlah kasus HIV/AIDS dari kelompok berisiko LSL cukup banyak.
Kasus HIV/AIDS dari kelompok LSL tercatat sebanyak 121 orang.

Baca Juga: Bikin Sedih! 2 Anak Yatim Piatu di Klaten Ini Mengidap HIV/AIDS

Ronny menjelaskan dari hasil analisis, kelompok berisiko LSL dengan kelompok berisiko lainnya seperti pekerja seks komersial (PSK) berbeda.

“Mereka yang menjadi PSK itu kecenderungannya karena tuntutan kebutuhan hidup. Sementara, kelompok LSL itu kami tengarai untuk kepuasan, gaya hidup. Mereka transaksinya secara online dan berhubungan itu di luar Klaten,” kata Ronny, Rabu (22/6/2022).

Ronny mengatakan untuk masuk ke kelompok LSL cukup sulit. Pasalnya, mereka sangat tertutup.

Ada kekhawatiran para pelaku LSL mulai menyasar ke anak-anak.

“Ini yang sedang kami galakkan untuk pencegahan dan sangat membutuhkan peran orang tua,” jelas Ronny.

Baca Juga: 10 Anak dengan HIV/AIDS di Klaten Terima Bantuan Nutrisi

Disinggung upaya penanganan HIV/AIDS di Klaten, Ronny menjelaskan ada tiga hal yang menjadi fokus penanganan.

Pertama, penurunan angka kasus HIV/AIDS dengan menjangkau kelompok-kelompok berisiko dengan menggencarkan sosialisasi.

Kedua, penurunan angka kematian orang dengan HIV/AIDS (ODHA).

Ronny menjelaskan saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan HIV/AIDS.

Namun, ODHA tetap diminta mengonsumsi obat antiretroviral (ARV) yang bisa memperlambat perkembangan virus.

Baca Juga: Angka Kasus HIV/AIDS Meningkat, Ini Langkah Nyata Pemkab Klaten

Dia berharap ODHA bisa disiplin mengonsumsi jenis obat tersebut setiap hari.

Ketiga, KPA menggencarkan sosialisasi guna menghilangkan diskriminasi kepada para ODHA.

Hingga kini masih ada diskriminasi kepada para ODHA.

“Ini yang sedang kami bangun kerja sama dengan Diskominfo Klaten untuk secara bertahap menyosialisasikan dan memberikan pemahaman tentang HIV/AIDS. Prinsipnya, jauhi penyakitnya bukan orangnya. Jadi masih ada pandangan bahwa dengan bersetuhan saja itu bisa tertular HIV/AIDS. Pandangan itu salah. Ini yang harus dipahamkan,” kata Ronny.

Ronny menjelaskan KPA sedang merancang kerja sama dengan Baznas guna mencegah penularan kasus HIV/AIDS dari kelompok berisiko.

Baca Juga: 13 Tempat Ini Sediakan Layanan PDP bagi Penderita HIV/AIDS di Boyolali



Kelompok berisiko seperti Pekerja Seks Komersial (PSK) diupayakan mendapatkan keahlian agar mereka berhenti bekerja sebagai PSK dan memperoleh pendapatan dari sumber lain.

“Sebelumnya sudah kami kumpulkan sekitar 70 orang. Mereka sebenarnya memiliki keinginan untuk berubah [berhenti menjadi PSK dengan mencari sumber penghasilan dengan cara lain]. Ini yang sedang kami rancang agar ada solusi untuk mereka,” jelas Ronny.

Sementara itu, terkait angka kasus ODHA meninggal dunia sepanjang 2022, Pegiat KPA Klaten, Amin Bagus Panuntun, menjelaskan masih akan melakukan pengecekan ke pelayanan kesehatan.

Namun, diperkirakan ada 10 ODHA yang meninggal dunia sejak Januari hingga Juni 2022.

Dari jumlah itu ada satu anak-anak yang merupakan warga luar Klaten.

Sementara, jumlah total ODHA yang meninggal dunia selama 2021 sebanyak 24 orang.

“Penyebab meninggal dunia pertama orang Klaten yang ada di luar Klaten dan sakit kemudian dirawat dan dilakukan pengecekan HIV ternyata positif serta meninggal dunia. Kedua karena faktor tidak teratur minum obat sehingga menjadi AIDS,” ujar Amin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya