SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi Uang JIBI/Harian Jogja/Hengky Irawan

Foto Ilustrasi Uang
JIBI/Harian Jogja/Hengky Irawan

GUNUNGKIDKUL—Desa Grogol, Kecamatan Paliyan tengah merintis badan usaha milik desa (BUMdes) berupa simpan pinjam. Hingga April ini, pemanfaatan usaha ini telah mencapai Rp128,9 juta oleh penduduk desa.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bendahara Bumdes Grogol Sumirah mengatakan usaha ini sebenarnya sudah dikelola dua tahun yang lalu. Namun karena belum ada kepengurusan, usaha belum begitu berjalan dengan lancar. Mulai 1 Februari lalu, usaha simpan pinjam ini mulai dirintis kembali.

“Saya mendapat mandat untuk melanjutkan bumdes dari pengurus yang lama pada 1 Februari. Yang sudah beredar di masyarakat sekotar Rp92 juta dan sisa di kas ada Rp24,1 juta. Kemudian pada 23 Februari, kami menambah tambahan kas dari desa Rp41,8 juta dan sampai bulan ini, kasnya tinggal Rp4,9 juta,” papar dia kepada Harian Jogja ketika ditemui di Sekretariat Bumdes Grogol beberapa waktu lalu.

Setiap peminjam dikenakan bunga1,5% setiap bulan. Adapun maksimal peminjaman yakni Rp10 juta dengan jangka waktu 10 bulan, 12 bulan dan 20 bulan. Sumirah menambahkan, cicilan, terutama dari nasabah baru terbilang lancar. Sementara, cicilan nasabah lama ada yang lancar dan tidak.

“Yang tidak lancar kami kumpulkan dan kami cari tahu penyebabnya. Kami tidak menggunakan cara kasar karena simpan pinjam ini untuk rakyat. Rata-rata mereka mengambil pinjaman untuk modal bertani, peternakan atau membuka warung,” ujar dia.

Ngadiyo, Kepala Bagian Pemerintahan Desa Grogol menambahkan bumdes yang mulai dirintis kembali tersebut diharapkan bisa membantu rakyat dan lebih mengembangkan potensi yang ada. Selama ini warga Desa Grogol hanya mengandalkan pendapatan dari pertanian karena tak banyak sektor lain yang bisa dikelola.

“Di sini itu pasar tidak ada, objek wisata juga tidak ada. Melalui simpan pinjam ini kami ingin menekan adanya rentenir yang ada dan kami ingin agar masyarakat Desa Grogol lebih maju dan meningkatkan perekonomiannya,” ucak dia.

Desa Grogol berpenduduk 2.700-an jiwa. Sebesar 60% penduduk menerima bantuan beras miskin (raskin) setiap bulannya. Hampir 80% penduduknya bekerja sebagai petani yang mengandalkan hujan turun. Ngadiyo berharap usaha ini mampu ikut meningkatkan kesejahteraan hidup warganya.

“Penduduk juga mengandalkan hutan kayu putih. Warga diperbolehkan menanam di area hutan kayu putih dengan syarat mau menjaga tanaman itu. Saat musimnya tiba, masyarakat bisa dikerahkan dan mendapat komisi,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya