SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi Vaksin Polio JIBI/Harian Jogja/Reuters

Vaksin polio sisa PIN beberapa waktu lalu dimusnahkan untuk mencegah polio liar di alam.

Solopos.com, BOYOLALI—Sisa vaksin polio pada Program Imunisasi Nasional (PIN) Polio 8-15 Maret lalu mulai ditarik Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali. Sisa vaksin polio jenis TOPV itu akan dimusnahkan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pemusnahan vaksin polio jenis TOPV itu dilakukan seiring kebijakan deradikasi polio tahun 2020. Secara bertahap, vaksin polio TOPV harus dimusnahkan karena dalam vaksin itu ada komponen yang berbahaya.

“TOPV itu masih memakai vaksin hidup sehingga kalau tidak dimusnahkan dengan baik, bisa mutasi kemudian jadi polio liar di alam yang membahayakan dan berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa [KLB],” kata Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P3PL) Dinkes Boyolali, Achmad Muzayyin saat ditemui solopos.com, Jumat (22/4/2016).

Vaksin polio TOPV akan diganti dengan vaksin polio jenis BOPV strain 1,3 . Vaksin polio BOPV akan diberikan kepada balita mulai Juli mendatang.

Hingga Kamis (21/4/2016), sisa vaksin polio yang sudah terkumpul sebanyak 857 viyal. Penarikan vaksin sisa PIN Polio itu akan dilakukan hingga 30 April oleh masing-masing puskesmas. Dinkes juga akan jemput bola dengan mengambil ke posyandu dan rumah sakit.

Menurut Muzayyin, pemusnahan vaksin sisa PIN Polio harus memenuhi ketentuan pemusnahan barang milik pemerintah daerah. Pemusnahan harus mendapatkan izin dari bupati dan disaksikan oleh SKPD terkait, seperti Badan Lingkungan Hidup (BLH), Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD), dan Dinkes.

“Vaksin yang dimusnahkan juga harus memenuhi kriteria bahan beracun dan berbahaya [B3].”

Vaksin akan dimusnahkan dengan cara dilarutkan dalam klorin dan dibuang di tempat aman seperti IPAL.
Plt.Kepala Dinkes Boyolali, Ratri S.Lina, mengatakan sebanyak 76.162 balita di Boyolali telah diberi vaksin polio dalam PIN Polio Maret lalu.

“Berdasarkan evaluasi, PIN Polio di Boyolali berjalan lancar karena mendapatkan dukungan semua pihak. Warga masyarakat yang memiliki balita secara sukarela mengikutkan anaknya untuk diimunisasi polio termasuk warga di daerah perbatasan,” papar dia. Warga yang menolak vaksin polio masih relatif kecil sekitar 1%.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya