SOLOPOS.COM - Ilustrasi strop persebaran virus corona. (Freepik)

Solopos.com, BOYOLALI -- Pemkab Boyolali mewajibkan masyarakat memakai masker saat berbelanja ke pasar tradisional guna mencegah persebaran virus corona. Hal itu berlaku untuk pedagang maupun pembeli.

Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Boyolali, Masruri, mengatakan saat ini antisipasi terhadap persebaran virus corona terus dilakukan. Pemantauan difokuskan ke pasar-pasar tradisional.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

"Lokasi yang agak rawan adalah di pasar-pasar. Maka kami perintahkan kepada Kepala Dinas Disdagperin [Dinas Perdagangan dan Perindustrian], agar semua pedagang pasar tradisional menggunakan masker. Kami juga minta kepada camat dan jajaran termasuk kepala desa atau lurah untuk memperhatikan hal itu. Jika ada [warga] yang mau ke pasar diimbau menggunakan masker," kata dia kepada wartawan, Minggu (20/4/2020).

Selain itu, pria yang juga menjabat Sekretaris Daerah Boyolali, itu meminta agar di setiap pasar menyediakan tempat cuci tangan dengan sabun serta hand sanitizer.

Elizabeth Sudira Raih Kartini Award 2020 The Sunan Hotel Solo

"Supaya pasar tetap hidup, harus disiapkan pencegahannya [Covid-19]. Kepatuhan masyarakat merupakan hal yang sangat penting bagi kita semua. Mari kita punya kesadaran untuk menjaga diri untuk sehat dan jaga orang lain untuk sehat," lanjut dia.

Dia menyebutkan untuk saat ini pasar yang perlu mendapat perhatian khusus adalah Pasar Juwangi. Sebab, pasar ini berdekatan dengan Grobogan yang sudah ada yang positif Covid-19.

Bahkan, menurut informasi yang dia dapatkan, pasien positif dari luar daerah tersebut sebelumnya sering datang ke Pasar Juwangi.

"Untuk itu kami minta Camat dan jajaran untuk melakukan tracking dan mengimbau masyarakat pasar untuk selalu bermasker dan rajin mencuci tangan dengan sabun agar tidak mudah tertular Covid-19.

Nekat Maling di Karanganyar Saat Pandemi Covid-19, Polisi: Tembak di Tempat

Pantau Pemudik

Guna mencegah persebaran corona, Pemkab Boyolali terus memantau warga pendatang atau warga Boyolali yang memiliki riwayat perjalanan dari daerah zona merah. Pemantauan itu termasuk tujuh warga Boyolali yang belum lama ini mengikuti kegiatan di Gowa.

"Untuk yang ikut ke Gowa ada tujuh orang. Satu dari Ampel dan enam dari Ngemplak. Mereka terus kami pantau. Sebab warga di daerah lain yang mengikuti kegiatan di Gowa, beberapa positif [Covid-19]," lanjut dia.

Dia mengatakan ketujuh warga tersebut saat ini menjalani isolasi mandiri dan dipantau oleh desa hingga RT/RW setempat.

Sedangkan, untuk warga yang pulang dari daerah merah, pemantauan juga dilakukan oleh masing-masing desa/kelurahan. Pendatang atau pemudik ke Boyolali juga diminta untuk menjalani isolasi mandiri untuk mencegah persebaran virus corona.

Viral! Bukan Pakai Motor, Rider Ojol di Kampus UMS Tunggangi Kuda

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, Ratri S. Survivalina, mengatakan saat ini penanganan Covid-19 di Boyolali dipusatkan di dua lokasi. Untuk penanganan ODP dan PDP ringan hingga sedang dilayani di Rumah Sakit Darurat Covid-19.

"Sedangkan untuk pasien yang kondisinya tidak bisa dilayani di Rumah Sakit Darurat Covid-19, kami buat rujukan di ruang Brotowali RSUD Pandan Arang," kata dia.

Dia menjelaskan ruang Brotowali tersebut telah didesain khusus sehingga untuk akses masuknya terpisah dengan pasien lain di luar Covid-19. Dengan begitu diharapkan tidak ada kontak langsung dengan pengunjung rumah sakit lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya