Solopos.com, BOYOLALI — Dinas Peternakan dan Perikanan atau Disnakkan Boyolali bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia atau PMI Boyolali menyemprotkan ratusan liter disinfektan di Pasar Hewan Jelok, Cepogo, Boyolali, Jawa Tengah pada Rabu (11/5/2022).
Pengurus Bidang Kebencanaan dan Relawan PMI Boyolali, Dahat Wilarso, menuturkan kegiatan tersebut dilaksanakan untuk mencegah merebaknya penyakit mulut dan kuku khususnya di Pasar Hewan Jelok.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
“Sementara ini di Kabupaten Boyolali penyakit mulut dan kuku sudah terindikasi di Desa Singosari. Kami tahu ada beberapa ekor sapi yang terkena di sana,” ungkap Dahat saat dihubungi Solopos.com, Kamis (12/5/2022).
Lebih lanjut, Dahat mengungkapkan PMI Boyolali mencampurkan 300 liter air dengan 150 liter disinfektan untuk menyemprot area di Pasar Hewan Jelok. Penyemprotan dilaksanakan di kandang, lantai pasar, dan tempat-tempat lain.
Dahat mengatakan kegiatan tersebut bisa terus dilakukan. Dengan catatan Disnakkan Boyolali meminta untuk melaksanakan penyemprotan di tempat lain atau mengulangi penyemprotan di Pasar Hewan Jelok.
Baca Juga : Waswas Penyakit Mulut dan Kuku, Peternak Boyolali Pilih Beli Sapi Lokal
Sementara itu, tim dari Disnakkan Boyolali sekaligus dokter hewan Puskeswan Ampel, Suratna, mengatakan upaya penyemprotan Pasar Hewan Jelok tersebut adalah bagian dari pengawasan dan penekanan hewan ternak terhadap ancaman penyakit mulut dan kuku.
“Kami juga melakukan KIE [Komunikasi, Informasi, dan Edukasi] kepada pedagang dan mengimbau pedagang supaya tetap berhati-hati dalam jual beli sapi. Hal ini mengingat sapi termasuk rentan terhadap penyakit mulut dan kuku,” kata Suratna dalam rilis yang diterima Solopos.com.
Saat penyemprotan tersebut tim Disnakkan Boyolali juga sempat melaksanakan pengamatan kepada sapi-sapi. Mereka tidak menemukan hewan memiliki gejala penyakit kuku dan mulut.