SOLOPOS.COM - Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ilya Avianti (menghadap lensa, kedua dari kiri) bersama jajarannya saat berkunjung ke kantor redaksi Grup Media SOLOPOS di Griya Solopos, Kamis (28/3/2013). (JIBI/SOLOPOS/R Bambang Aris Sasangka)

Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ilya Avianti (menghadap lensa, kedua dari kiri) bersama jajarannya saat berkunjung ke kantor redaksi Grup Media SOLOPOS di Griya Solopos, Kamis (28/3/2013). (JIBI/SOLOPOS/R Bambang Aris Sasangka)

Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ilya Avianti (menghadap lensa, kedua dari kiri) bersama jajarannya saat berkunjung ke kantor redaksi Grup Media SOLOPOS di Griya Solopos, Kamis (28/3/2013). (JIBI/SOLOPOS/R Bambang Aris Sasangka)

SOLO – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus menggencarkan kegiatan turun ke masyarakat untuk menyosialisasikan keberadaan dan fungsi lembaga pengawasan keuangan tersebut dan memberikan edukasi untuk menangkal berbagai bentuk kejahatan keuangan seperti investasi bodong dan penipuan lainnya.

Promosi BRInita Sukses Jadikan Padjajaran Bandung Jadi Percontohan Urban Farming

Hal ini diungkapkan Komisioner OJK, Ilya Avianti, saat berkunjung ke kantor redaksi Grup Media SOLOPOS di Griya Solopos, Kamis (28/3/2013). Ilya menjelaskan, sebagai lembaga yang berwenang mengawasi sektor jasa keuangan yaitu perbankan, pasar modal dan industri keuangan non bank, OJK saat ini sudah membuka layanan pengaduan masyarakat, melakukan market intelligence atau penyelidikan pasar serta melakukan market conduct yaitu menerapkan berbagai peraturan agar iklim industri dan investor nyaman.

Menurut Ilya, tingginya nilai kerugian akibat berbagai kasus penipuan investasi sangat memrihatinkan karena sudah mencapai triliunan rupiah. “Ini karena selain kurangnya pemahaman masyarakat, ada juga mentalitas mau untung cepat dan banyak tanpa usaha,” katanya.

Karenanya Ilya pun berbagi tips mengenai cara cepat mengenali tawaran investasi yang mencurigakan. Yang pertama adalah investasi yang menawarkan keuntungan besar atau return tinggi. Kedua, adanya promosi bebas risiko. “Namanya usaha atau investasi ya pasti ada risikonya. Jadi kalau ada yang bilang bebas risiko jelas bohong,” tegas Ilya. Ketiga, janji bahwa investasi bisa ditarik kapan saja. “ini juga tidak mungkin, investasi pasti ada jangka waktunya,” ujar Ilya.

Keempat, menurut Ilya program investasi yang patut dicurigai adalah yang mengusung orang-orang terkenal seperti selebritas atau tokoh agama untuk memberikan testimoni kesuksesan. “Mungkin saja orang-orang itu sengaja diberi keuntungan agar mau percaya dan ikut berpromosi, padahal orang-orang biasa justru rugi. Bisa jadi juga tokoh agama yang dipakai promosi juga enggak sadar atau enggak paham,” tukas Ilya. “Banyak juga promosi yang dilakukan di kelompok-kelompok ibadah atau pengajian, bahkan dengan embel-embel investasi halal atau syariah, ini harus diwaspadai,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya