SOLOPOS.COM - Polisi memeriksa lokasi jatuhnya Karno Purnomo, 60, warga Dukuh Celep, Gringging, Sambungmacan, Sragen, yang meninggal dunia karena sengatan listrik dari jebakan tikus, Kamis (13/8/2020) malam. (Istimewa/Polsek Sambungmacan)

Solopos.com, SRAGEN — Imbauan Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, terkait larangan penggunaan jebakan yang teraliri listrik untuk membasmi tikus di area sawah tidak diindahkan kalangan petani. Faktanya, jebakan tikus bertegangan tinggi itu masih banyak dipasang petani di area persawahan di Sragen.

Padahal, sejak Maret 2020 hingga kini sudah ada 10 warga Sragen yang meninggal dunia sia-sia karena tersengat listrik dari jebakan itu.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Terakhir, Supomo, seorang perangkat desa asal Dukuh Kranggan, RT 21, Desa Pengkol, Kecamatan Tanon, Sragen, ditemukan meninggal dunia akibat tersetrum jebakan tikus yang dipasang di area persawahan miliknya, Kamis (10/9/2020) malam.

Ekspedisi Mudik 2024

Kapolsek Tanon Sragen, AKP Bayu Kuncoro, menjelaskan jebakan tikus bertenaga listrik itu dipasang sendiri oleh korban. Saat ditemukan, korban dalam posisi tengkurap dengan kaki menyentuh kabel bertenaga listrik yang dipakai untuk membasmi tikus.

Hari Ini Dalam Sejarah: 11 September 2001, Amerika Serikat Diserang Al-Qaeda

Berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) dan pemeriksaan tubuh korban, tidak ditemukan tanda-tanda bekas penganiayaan. Polisi menyimpulkan korban di Tanon Sragen itu meninggal dunia karena sengatan listrik dari jebakan tikus.

"Yang memasang jebakan tikus itu korban sendiri di sawah miliknya sendiri," ujar Kapolsek kepada Solopos.com, Jumat (11/9/2020).

Imbauan Diabaikan

Kapolsek mengakui imbauan kepada petani supaya tidak lagi memakai jebakan tikus elektrik sudah sering dilakukan dalam setiap pertemuan warga. Sejumlah spanduk berisi larangan pemakaian jembakan tikus itu juga sudah terpasang di area persawahan dan tempat-tempat umum.

Namun, para petani mengabaikan anjuran itu. Faktanya, jebakan tikus listrik yang membahayakan nyawa diri sendiri dan orang lain itu masih marak dipakai petani di area persawahan di Sragen.

PSISa Salatiga Gamit 4 Bapak Asuh demi Rp1 M

Karena imbauan tidak dijalankan, polisi berencana mengambil langkah tegas untuk membersihkan area persawahan milik petani dari perangkat jebakan tikus.

"Untuk rencana pembersihan [jebakan tikus], nanti akan kami koordinasikan dulu dengan pemerintah desa setempat agar kejadian serupa tidak terjadi di wilayah lain. Cukup terakhir kejadian semalam," ujar Kapolsek.

Ketua Forum Komunikasi Kepala Desa (FKKD) Sragen, Sutrisno, mengakui imbauan Bupati tidak cukup mempan untuk mengajak petani meninggalkan kebiasaan memasang jebakan tikus. Walau sudah banyak memakan korban jiwa, para petani tetap memasang jebakan tikus tersebut.

"Seharusnya jebakan tikus dibersihkan dari sawah. Nanti akan kami koordinasikan dengan aparat. Semua pemerintah desa perlu ada gerakan razia perangkap tikus bertenaga listrik karena sangat membahayakan," tegas Sutrisno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya