SOLOPOS.COM - Petugas gabungan memasang pembatas di bahu jalan tikungan Irung Petruk, Sabtu (20/6/2020). (Solopos/Bayu Jatmiko Adi)

Solopos.com, BOYOLALI – Bahu jalan di kawasan tikungan Irung Petruk, Desa Genting, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, ditutup sementara. Pada Sabtu (20/6/2020) pagi, petugas gabungan memasang pagar bambu di sekitar patung Petruk untuk mencegah warga berkumpul di lokasi tersebut.

Selama ini bahu jalan tikungan Irung Petruk Boyolali biasa dimanfaatkan warga untuk menongkrong sambil melihat pemandangan. Pemandangan di lokasi tersebut cukup bagus. Jika berdiri di bahu jalan itu, Anda  bisa melihat sebagian wilayah Boyolali dari ketinggian.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Namun di masa pandemi Covid-19, aktivitas yang menimbulkan kerumunan tidak dianjurkan. Menurut informasi, warga yang datang atau menongkrong di lokasi itu kebanyakan adalah warga luar daerah Genting, bahkan luar daerah Boyolali.

Misterius! Penampakan Kapal Karam di Sukabumi Terlihat di Google Maps 

Kepala Desa Genting, Komedi, mengatakan sebelum Irung Petruk Boyolali ditutup, pihaknya telah berkoordinasi dengan Satpol PP, musyawarah pimpinan kecamatan, tokoh masyarakat dan sebagainya.

“Kami hari ini melakukan penutupan di sekitar patung Petruk, mengacu dengan adanya Covid-19 yang sesuai data pusat maupun kabupaten jumlahnya terus meningkat. Kawasan Irung Petruk ini jadi lokasi berkumpulnya warga dari luar daerah. Ada yang dari Purwokerto, Semarang dan lainnya, yang belum tentu dari daerah hijau,” kata dia, Sabtu.

Berdasarkan pantauan Solopos.com pada Sabtu pagi, tim gabungan baik dari Pemerintah Desa Genting, Satpol PP, Polisi, TNI, dan sebagainya, datang ke lokasi. Saat itu kondisi kawasan Irung Petruk Boyolali sudah cukup steril. Warung di sekitarnya sudah tutup dan lapaknya sudah tidak ada.

Merapi 2 Kali Erupsi di Minggu Pagi, Langit Sleman Gelap

Dipagari

Beberapa petugas kemudian memasang pagar bambu di bahu jalan yang biasanya digunakan warga untuk memarkir kendaraan dan menongkrong. Polisi juga memasang pita di sepanjang bambu pembatas di kawasan Irung Petruk Boyolali.

“Untuk penjual di lokasi ini sudah kami ajak berdiskusi. Sementara mereka bisa menerima. Nanti kalau mau buka lagi, kami harapkan tidak menempati bahu jalan dan bisa menerapkan protokol kesehatan, menyediakan tempat cuci tangan dan sebagainya,” lanjut dia.

Sementara itu Kepala Satpol PP Kabupaten Boyolali, Sunarno, mengatakan penutupan Irung Petruk merupakan tindak lanjut laporan masyarakat di Desa Genting. Sebab lokasi tersebut banyak didatangi warga luar daerah.

Kalender Suku Maya: Hari Ini Kiamat, Begini Tanggapan MUI

“Pagi, siang, malam selalu dipenuhi pengunjung. Sementara dari kabupaten dan kami selaku bagian dari Gugus Tugas [Percepatan Penanganan Covid-19 Boyolali] sedang gencar untuk memberikan pembinaan kepada masyarakat kaitan dengan persebaran Covid-19. Ini masyarkat juga resah karena banyak warga luar daerah yang datang,” kata dia.

Pada hari tersebut, pihaknya berkoordinasi dengan Polri dan TNI, untuk mengamankan kegiatan dari Desa Genting, untuk memasang pembatas di bahu jalan. Tujuannya agar tidak terjadi penumpukan parkir dan kerumunan warga di sekitar Irung Petruk Boyolali. Dengan pembatasan itu setidaknya untuk membatasi penularan Covid-19.

New normal bukan berarti normal seperti sedia kala. Protokol kesehatan tetap harus berjalan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya