SOLOPOS.COM - Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. (Istimewa)

Solopos.com, SEMARANG — Maraknya kasus kekerasan seksual dan perundungan di tempat pendidikan, tak terkecuali lingkungan sekolah menjadi perhatian Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo. Ganjar pun meminta semua dinas terkait untuk mengambil langkah konkret agar kasus serupa tidak terjadi lagi.

Ganjar juga meminta agar setiap ruang publik atau yang sulit dijangkau agar dipasang CCTV, tak terkecuali di sekolah di mana anak yang seharusnya mendapatkan perasaan nyaman. Namun, kenyataannya di sekolah aksi kekerasan seksual juga terjadi. Seperti yang terjadi di Cilacap, beberapa waktu lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kalau perlu pasang CCTV di sekolah. Kalau tidak kita akan kecolongan bahkan di tempat yang seharusnya anak merasa nyaman pun itu menjadi tempat yang berbahaya,” kata Ganjar saat menjadi narasumber dalam acara yang digelar untuk memperingati Hari Ibu di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kota Semarang, Kamis (16/12/2021).

Ekspedisi Mudik 2024

Baca juga: Hati-hati, Kekerasan Seksual Bisa Terjadi di Sekolah

Selain itu Ganjar juga menyampaikan bahwa isu perempuan yang hari ini mulai banyak diangkat dan dibicarakan adalah kondisi tekanan ekonomi. Ia mendorong perempuan untuk bangkit dan kebangkitan itu penting untuk mendapatkan pendampingan dari pemerintah.

“Hari ini hal yang lebih praktis kegiatan kita untuk mendorong agar mereka bisa bangkit dari keterpurukan apalagi ekonomi. Banyak pelatihan dibuat, pendampingan dilakukan, akses permodalan dilakukan bahkan pendataan dilakukan dari dinas perempuan dan anak. Kemudian, kita kawinkan dengan Dinas Koperasi UMKM, lalu dibuat pelatihan termasuk pekerja migran, khususnya dari perempuan itu dari dinas tenaga kerja. Itu yang coba kita dorong,” jelasnya.

Terkait kesetaraan gender, Ganjar menilai kesadaran itu harus dibangun bersama. Pemahaman dalam proses pengambilan keputusan juga harus memperhatikan kesetaraan gender. Misalnya di Jateng dan Musrenbang selalu melibatkan dan mendengarkan masukan dari kelompok perempuan, anak-anak, dan penyandang disabilitas.

Baca juga: Keterlaluan! Guru SD di Cilacap Cabuli Belasan Siswi saat Jam Istirahat

Adapun dalam dialog itu Ganjar juga mendengarkan cerita dari Sulyati, perwakilan ibu-ibu dari Kendal, dan Rima Astuti dari pendamping perempuan pekerja informal. Sulyati menyampaikan bahwa di desanya sangat kesulitan untuk mengakses fasilitas kesehatan dan lainnya. Desa Gempol Sewu, Kendal, terpisahkan sungai sehingga harus menggunakan perahu untuk mengakses fasilitas umum seperti puskesmas, rumah sakit, pendidikan, dan lainnya. Sementara dari pendamping pekerja perempuan dari sektor informal menyampaikan bahwa mereka yang kerja di rumah merasa kesulitan untuk mengakses BPJS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya