SOLOPOS.COM - Truk pengangkut tanah uruk yang melintas di ruas jalan wilayah Desa Kebon, Kecamatan Bayat, Jumat (15/7/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Pemkab Klaten hingga kini menunggu PT Jogjasolo Marga Makmur (JMM) menandatangani memorandum of understanding (MoU) terkait jalur yang dilewati truk pengangkut tanah uruk tol Solo-Jogja. Penandatangan MoU itu dinantikan agar segera dilakukan perbaikan jalan-jalan yang rusak setelah dilewati truk pengangkut uruk.

Bupati Klaten, Sri Mulyani, mengatakan sebelumnya sudah ada kesepakatan antara Pemkab dengan PT Jogjasolo Marga Makmur (JMM) terkait jalur truk pengangkut tanah uruk tol. Mulyani sudah menandatangani kesepakatan yang di dalamnya terdapat sejumlah poin dituangkan dalam memorandum of understanding (MoU).

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Sampai kemarin memang belum ada penandatanganan [MoU dari PT JMM],” kata Mulyani saat ditemui di Alun-alun Klaten, Jumat (18/11/2022).

Mulyani menegaskan Pemkab menyiapkan ruas jalur yang bisa dilewati truk pengangkut tanah uruk tol agar pergerakan truk tak liar hingga berdampak ke banyak ruas jalan.

“Makanya disiapkan jalur-jalur yang bisa dilewati oleh OPD terkait,” jelas Mulyani.

Baca Juga: Jalan Tol Solo-Jogja Selesai Juli 2024, Waktu Tempuh dari 2 Jam Jadi 30 Menit

Terkait kerusakan jalan akibat dilewati truk pengangkut tanah uruk, Mulyani mengatakan kondisi tersebut yang dikeluhkan. Dia menegaskan Pemkab mendukung proyek strategis nasional (PSN) termasuk pembangunan jalan tol Solo-Jogja. Namun, proyek itu diminta tak menimbulkan dampak negatif ke warga Klaten salah satunya kerusakan jalan.

“Bukan kami tidak mendukung ada proyek jalan tol. Tetapi ini harus seirama antara kepentingan pembangunan jalan tol dan kepentingan masyarakat. Pemkab sudah membuat jalurnya, PT JMM harusnya mengikuti. Jangan sampai proyek tol ini meninggalkan masalah baru untuk masyarakat Klaten,” ungkap dia.

Mulyani menjelaskan sudah mencoba mengonfirmasi ke PT JMM untuk menanyakan penandatangan MoU yang berisi kesepakatan terkait pengangkutan material tanah uruk. Mulyani berharap MoU itu bisa segera ditandatangani PT JMM.

“Sudah ada kesepakatan, sudah finalisasi, semua sudah oke, saya sudah tanda tangan, tetapi dari JMM belum tanda tangan. Ini yang saya sayangkan,” kata dia.

Baca Juga: Dongkrak Pendapatan, Desa Keprabon Klaten Ingin Kelola Situs Yoni Terdampak Tol

Mulyani menegaskan Dishub serta Satpol PP dan Damkar Klaten belakangan gencar melakukan razia. Operasi itu dilakukan menyasar truk

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Klaten, Suryanto, mengatakan ada 50-an ruas jalan yang disepakati bisa dilewati truk pengangkut material tanah uruk tol. Total panjang ruas sekitar 150 km.

Ruas-ruas jalan itu merupakan jalur dari lokasi pertambangan kuari menuju lokasi proyek tol Solo-Jogja. Lokasi pertambangan kuari untuk kebutuhan uruk tol berada di 12 lokasi.

“Ada yang berada di luar Klaten dan yang di Klaten. Tetapi tidak tahu masih beroperasi atau tidak terutama untuk yang dari Klaten,” kata dia.

Baca Juga: Berada di Antara Tiang Tol, Umat Hindu Minta Akses Menuju Situs Keprabon Klaten

Suryanto mengatakan dalam poin kesepakatan akan dibentuk tim dari DPUPR dan PT JMM untuk mengecek kerusakan jalur yang sudah dipetakan untuk dilewati truk pengangkut tanah uruk.

“Dari tim ini nanti yang akan memetakan mana kerusakan jalan yang menjadi tanggung jawab kontraktor dan mana yang perbaikannya menjadi tanggung jawab kabupaten,” jelas dia.

Hanya, MoU terkait kesepakatan tersebut belum ditandatangani PT JMM. Suryanto juga berharap MoU itu bisa ditandatangani dan segera dilaksanakan.

“Biar segara ada aksi di lapangan [perbaikan jalan]. Soalnya jalur yang selama ini dilewati banyak yang rusak. Apalagi, saat ini sudah memasuki musim hujan dan daya tahan aspal ketika kena air sedikit berkurang daya rekatnya,” kata dia.

Baca Juga: Bakal Tergilas Tol, SDN 1 Dompyongan Klaten Masih Jadi Tempat Belajar 85 Siswa

Kadus I Desa Pesu, Kecamatan Wedi, Siswanto, mengatakan beberapa waktu lalu truk pengangkut material tanah uruk kerap melintas di wilayah di wilayah Pesu. Truk-truk itu berasal dari lokasi pertambangan di wilayah Gunungkidul. Banyaknya truk yang melintas membuat ruas jalan kabupaten di Pesu rusak.

“Sudah dua pekan ini truk-truk uruk dari lokasi [pertambangan] di Gunungkidul tidak lagi lewat di Pesu,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya