SOLOPOS.COM - Presiden Jokowi didampingi Wapres Jusuf Kalla memimpin rapat terbatas membahas masalah impor ilegal, di kantor kepresidenan, Jakarta, Senin (12/10) siang. (Istimewa)

Impor ilegal di Indonesia akan dihentikan. IT di beberapa kementerian pun akan disatukan.

Solopos.com, JAKARTA – Selain memberikan wewenang penuh kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan untuk melakukan penegakan hukum dalam mengatasi masalah membanjirnya impor illegal, rapat terbatas yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), di kantor Kepresidenan, Jakarta, juga sepakat untuk memperkuat sistem Informasi Teknologi (IT). Hak ini dilakukan untuk memonitor arus masuk barang di pelabuhan yang melibatkan sejumlah kementerian dan lembaga.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Mardiasmo menjelaskan, Instruksi Presiden sangat tegas dan sangat lugas akan sangat di-back up oleh aparat penegak hukum. Selain itu, Ditjen Bea dan Cukai juga diminta mengembangkan infrastruktur yang lebih baik lagi.

“Penyelundupan melalui adminstrasi karena pelabuhan-pelabuhan yang cukup padat bahkan bisa menyelundupkan dengan cepat, dan ini maka harus menggunakan National Single Window (NSW), menggunakan IT yang canggih, dan yang penting bawa risikonya itu secara nasional,” jelas Wamenkeu seperti dilanisir situs Setkab.go.id, Senin.

Dengan demikian, lanjut Wamenkeu, semua kementerian/lembaga, apakah itu Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan itu tinggal koordinasi, IT-nya juga menjadi satu sehingga betul-betul terorganisasi, termasuk dengan yang berkaitan dengan pajak, ada PPN (Pajak Pertambahan Nilai) impor dan sebagainya, sehingga betul-betul ini bisa dikerjakan dengan baik.

Sementara Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung menambahkan, Presiden Jokowi juga menginstruksikan untuk membuat sistem yang terpadu antara Kementerian Keuangan dalam hal ini Ditjen Bea dan Cukai dan Ditjen Pajak serta Istana, untuk dari waktu ke waktu penerimaan pajak bisa online dan bisa dimonitor di Istana.

“Kenapa hal itu dilakukan? Supaya apa yang terjadi di lapangan dalam setiap saat Presiden bisa memantau secara langsung. Dengan demikian, Presiden tahu penerimaan pajak harian dan bea cukai secara harian dipersiapkan datanya,” kata Seskab.

Adapun Dirjen Bea dan Cukai Heru Pambudi mengatakan, penegakan hukum pada pelabuhan dalam negeri dengan penguatan IT penting karena Bea dan Cukai tidak bisa bekerja sendiri. Untuk itulah, penting untuk bekerja sama dengan kementerian yang lain dan koordinasi dengan negara eksportir.

“Peningkatan IT juga harus ditunjang dengan peningkatan kualitas di sumber daya manusia dan sumber daya alam dan teknologi,” papar Heru

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya