SOLOPOS.COM - Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati bersama sejumlah pejabat dan petani menyebarkan pupuk di lahan bawang merah tempat praktik Sekolah Lapang Iklim. (Harian Jogja/Catur Dwi Janati)

Solopos.com, KULONPROGO - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) adakan Sekolah Lapang Iklim (SLI) di Padukuhan Karang, Kalurahan Tirtohargo, Kapanewon Kretek. Peserta SLI yang tergabung dalam Kelompok Tani Sumber Mulyo mendapatkan berbagai materi perihal iklim pendukung pertanian dan mitigasi bencana.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menyampaikan SLI di Kretek mengarah ke pemanfaatan iklim bagi budidaya tanaman bawang merah dengan target sasaran para petani dan penyuluh pertanian. Mengingat betapa pentingnya komoditas bawang merah di Bantul, Dwikorita menilai pengetahuan terhadap iklim dapat menunjang aktivitas budidaya tanaman, khsususnya bawang merah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kegagalan panen akibat cuaca dapat dicegah dengan pengetahuan tentang iklim melalui SLI. "Mari kita perdalam pemahaman praktis tentang cuaca dan iklim, praktik lapangannya bagaimana. Nanti ada bantuan alat agar akurat," terangnya pada Senin (12/4).

Baca juga: 140 Anggota Polres Kulonprogo Cegah Covid-19 Selama Ramadan

Pada momen tersebut Dwikorita memerintahkan satu petani untuk mengunduh aplikasi infoBMKG. Dari situ petani diajarkan bagaimana memprediksi cuaca yang tepat untuk berbagai kegiatan budidaya, seperti penanaman, pemupukan dan lain sebagainya. Data potensi curah hujan dan kelembaban yang tertera dalam aplikasi dapat memudahkan penjadwalan agenda budidaya pertanian

"Sekolah Lapang Iklim (SLI) ini memberikan kemampuan bapak ibu petani dan penyuluh untuk dapat membaca data curah hujan dengan informasi dari BMKG tentang cuaca," imbuhnya.

Di sisi lain, Dwikorita menegaskan bila pengetahuan akan prakiraan iklim juga dapat membantu masyarakat dalam mitigasi bencana. Satu orang yang membaca peringatan adanya bencana siklon dapat membantu puluhan warga lainnya.

"Harapan kami dengan mengikuti SLI membuat bapak ibu bisa selamat dari berbagai ancaman bahaya hidrometeorologi serta panennya bisa sama. Semoga tidak gagal panen dengan beradaptasi seperti itu," tandasnya.

Baca juga: Merapi Semburkan 3 Awan Panas, 17 Lava Pijar

Pengenalan Cuaca

Peserta SLI telah mendapatkan berbagai pengetahuan tentang cuaca dan iklim sebanyak empat kali, tiga diantaranya dilakukan tatap muka. Dalam kegiatan SLI ada dua materi pokok yang diberikan yakni pengenalan unsur cuaca/iklim dan alat ukurnya serta materi pemahaman prakiraan iklim. BMKG juga memberikan alat pengukur curah hujan tipe observatorium.

Kepala Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan (DPPKP) Bantul, Yus Warseno menegaskan akan menyebarkan informasi dari SLI ke petani dan nelayan di Bantul melalui para penyuluh.

"Tidak bisa semua masyarakat ikut SLI karena pandemi. Tapi pegawai DPPKP, penyuluh ikut. Karena kita ada 17 Kapanewon, penyuluh akan menyebarkan informasi kepada masyarakat," tegasnya.

Baca juga: Kecelakaan Karambol di Simpang Jati Kencana Jogja, Dua Korban Luka Berat

"Artinya tidak harus menunggu SLI lagi untuk tersebarnya informasi. Dari hasil ini saja akan tertularkan kepada seluruh masyarakat di Kabupaten Bantul, bahkan di luar Bantul melalui getok tular," tukasnya.

Salah satu peserta SLI, Syuhada mengaku senang adanya pelatihan tentang cuaca dan iklim dari BMKG. Menurutnya pengetahuan tentang cuaca dan iklim dapat digunakan dalam budidaya tanaman bawang merah. "Bagus, biar bisa tahu kapan waktu yang pas buat tanam dan mupuk. Harapannya ke depannya diadakan pelatihan lagi," ungkapnya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya