SOLOPOS.COM - PENYEMPROTAN NYAMUK--Wakil Bupati Boyolali, Agus Purmanto (bertopi-red) tengah melakukan fogging di sebuah rumah warga di Desa Kaligentong, Kecamatan Ampel, Kamis (15/3/2012). Fogging ini sebagai salah satu cara memberantas nyamuk aedes aegypti yang membawa virus dengue. (Espos/Farida Trisnaningtyas)

PENYEMPROTAN NYAMUK--Wakil Bupati Boyolali, Agus Purmanto (bertopi-red) tengah melakukan fogging di sebuah rumah warga di Desa Kaligentong, Kecamatan Ampel, Kamis (15/3/2012). Fogging ini sebagai salah satu cara memberantas nyamuk aedes aegypti yang membawa virus dengue. (Espos/Farida Trisnaningtyas)

BOYOLALI--Jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) di tahun 2011 tecatat sebanyak 83 orang dan 1 orang meninggal dunia. Jumlah penderita sebanyak ini cenderung turun jika dibandingkan tahun 2010 yang tercatat sebanyak 179 kasus dan 3 orang meninggal dunia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sedangkan di tahun 2012 ini pada bulan Januari terdapat 16 kasus DBD. Di bulan Februari ada lima kasus. Sebanyak 42% dari banyaknya kasus DBD ini menyerang anak usia kurang dari 15 tahun.

“Salah satu upaya untuk efektif dan efisien untuk menekan angka kesakitan DBD ini dengan membudidayakan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di masyarakat,” papar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Syamsudin saat ditemui wartawan di sela acara gerakan PSN di Dukuh Kalisari, Desa Kaligentong, Kecamatan Ampel, Kamis (15/3/2012).

Syamsudin menerangkan tujuan PSN ini adalah memutus mata rantai penularan DBD melalui gerakan 3 M. Antara lain, menguras serta menutup tempat penampungan air dan menimbun barang bekas agar tidak digenangi air.

Pihaknya menegaskan untuk kewaspadaan dini, setiap kasus DBD yang dilaporkan atau ditemukan, petugas Puskesmas setempat segera melakukan investigasi lapangan. Di samping mencari penderita lain, petugas akan melakukan pemeriksaan jentik.

Sementara itu, Wakil Bupati Boyolali, Agus Purmanto mengatakan umumnya penyakit itu diawali dari kurangnya perhatian diri sendiri terhadap kebersihan. Terutama terkait dengan lingkungan tempat tinggal.

“Hidup sehat itu dimulai dari diri sendiri. Kita seringkali kurang memperhatikan hal-hal seperti ini karena dianggap tidak terlalu penting. Sekiranya masyarakat mulai bersih diri sejak dini,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya