SOLOPOS.COM - Barak pengungsian di Balerante, Kecamatan Kemalang, Klaten mulai diberi sekat, Sabtu (14/11/2020). Penyekatan itu ditujukan menghindari kerumunan antarpengungsi di tengah pandemi Covid-19. (Solopos.com/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN – Barak pengungsian Merapi di Balerante, Kecamatan Kemalang, Klaten, mulai diberi sekat terbuat dari tripleks, Sabtu (14/11/2020). Pemasangan sekat tersebut difungsikan untuk mencegah munculnya klaster Covid-19 di barak pengungsian.

Kepala Desa (Kades) Balerante, Sukono, mengatakan pemasangan sekat di barak pengungsian di kompleks kantor desa setempat dimulai, Sabtu (14/11/2020) siang. Sekat di barak pengungsian berukuran 240 cm x 240 cm. Ketinggian sekat itu mencapai 160 cm. Sesuai rencana, satu ruangan yang disekat digunakan untuk satu keluarga.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

"Sekat ini bantuan dari provinsi. Sejak awal di tahun 2020, kami sebenarnya sudah menyiapkan anggaran untuk kebencanaan. Tapi, kami tak memikirkan adanya sekat seperti ini. Begitu diberi bantuan, sekat ini langsung kami pasang [bagian menaati protokol kesehatan]," katanya, kepada wartawan di barak pengungsian Balerante, Sabtu (14/11/2020).

Perawat RS PKU Muhammadiyah Solo Meninggal karena Covid-19, Pelepasan Jenazah Diiringi Lagu Gugur Bunga

Sukono mengatakan jumlah pengungsi di barak pengungsian terus bertambah dalam beberapa hari terakhir. Hingga Jumat (13/11/2020) malam, jumlah pengungsi mencapai 254 orang.

Jumlah tersebut berasal dari beberapa dukuh di kawasan rawan bencana (KRB) III Gunung Merapi di desanya, seperti Ngipiksari, Sambungrejo, dan Gondang.

"Jumlah kepala keluarga (KK) yang diproyeksikan mengungsi bisa mencapai 166 KK atau 500 jiwa. Jika nantinya barak pengungsian tak mencukupi, kami siapkan tempat pengungsian lainnya, yakni di bekas bangunan SD dan lahan di depan SD tersebut," kata Sukono.

Sepi Job Gegara Pandemi, Biduan Yunthul Klaten Banting Setir Bakulan Online

Protokol Kesehatan

Deputi Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat, Lilik Kurniawan, mengingatkan para pengungsi dan siapa pun yang datang ke barak pengungsian Balerante diwajibkan menaati protokol pencegahan Covid-19. Hal itu termasuk memakai masker, jaga jarak, menghindari kerumunan, rajin cuci tangan pakai sabun, dan lainnya.

"Semua [pengungsi] memang harus di-swab. Saya mendengar, sejumlah pengungsi di sini juga sudah di-swab. Tinggal menunggu hasilnya. Saat datang ke sini, siapa pun itu termasuk pejabat jangan langsung bertemu dengan pengungsi. Semua protokol kesehatan harus ditaati agar tak terjadi klaster Covid-19 di barak pengungsian," katanya.

Tolak Relokasi, 3 Paguyuban Pedagang di Jl. W.R. Supratman Sragen Gelar Deklarasi Damai

Sebelumnya, Penjabat Sementara (PJs) Bupati Klaten, Sujarwanto Dwiatmoko, mengatakan swab diperlukan guna mengetahui kondisi para pengungsi di barak pengungsian. Salah satu hal yang perlu menjadi skala prioritas selain penanganan potensi erupsi Gunung Merapi, yakni pencegahan kasus Covid-19 di barak pengungsian.

"Jangan sampai ada klaster Covid-19 di barak pengungsian," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya