SOLOPOS.COM - Puluhan petugas penegak akhlak (memakai rompi) resmi dilantik Kepala SDIT Al Huda Wonogiri, Fahrudin (tengah), di halaman sekolah setempat. Foto diambil sekitar tahun 2019. (Istimewa)

Solopos.com, WONOGIRI — Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al Huda, Kecamatan/Kabupaten Wonogiri kembali mencanangkan petugas penegak akhlak di sekolah setempat. Program yang sudah ada sejak 2018 sempat terhenti saat pandemi Covid-19.

Program petugas penegak akhlak bertujuan mencegah terjadinya perundungan siswa di lingkungan sekolah. Mulai pekan depan, petugas penegak akhlak akan dihidupkan kembali dengan mekanisme seperti semula, yakni pengelola sekolah menyeleksi dua hingga tiga siswa dari kelas V maupun VI sebagai perwakilan petugas penegak akhlak.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Siswa kelas V dan VI SDIT Al Huda masing-masing terdiri atas empat rombongan belajar (rombel). Jika dalam satu kelas terdapat tiga wakil petugas penegak akhlak, otomatis jumlah petugasnya mencapai 24 anak. Mereka akan ditugasi mencatat tingkah laku buruk siswa, mulai dari kelas I hingga IV.

Ekspedisi Mudik 2024

Kepala SDIT Al Huda, Fahrudin, mengatakan, tingkah laku buruk itu dapat berupa makan sambil berdiri, berbicara kotor, maupun melontarkan ejekan kepada temannya.

Perundungan termasuk salah satu tingkah laku yang dicap buruk. Saat petugas penegak akhlak mendapati siswa bertingkah laku buruk, mereka bakal mencatat perbuatan tersebut dan langsung menasihatinya.

Baca Juga: Membangun Hubungan yang Sehat Ala Forum Anak Wonogiri

“Kalau sudah dinasihati tapi melakukannya untuk kali kedua, petugas penegak akhlak itu melapor ke guru BK [bimbingan konseling] untuk ditindaklanjuti guru. Tapi tergantung tingkah lakunya seburuk apa juga. Misalnya hanya misuh-misuh [berbicara buruk], petugasnya menyuruh istigfar dan menasihati siswa itu agar tidak mengulanginya lagi,” terangnya kepada Solopos.com, Kamis (4/8/2022).

Ia menambahkan, landasan utama dalam membentuk petugas penegak akhlak adalah membentuk karakter siswa.

“Bukan hanya mencegah bullying [perundungan], tapi bisa dengan membentuk karakter budaya antre, tertib, kemudian disiplin ketika melaksanakan kegiatan di lingkungan sekolah,” ujarnya.

Baca Juga: Waspadai Dampak Negatif Pola Asuh Otoriter pada Anak

Petugas penegak akhlak terdiri atas kelas V dan VI yang merupakan siswa pilihan yang dianggap disiplin dan bisa menjadi contoh di hadapan teman-temannya yang lain. Mereka ditugasi mengawasi kedisiplinan, baik siswa sekelas dan siswa dari kelas lainnya.

“Kami meyakini, namanya lembaga sekolah di situ ada anak-anak dari berbagai latar belakang dan usia, pasti mungkin terjadi [bibit terjadinya bullying]. Peran petugas penegak akhlak menjadi penting di situ,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya