SOLOPOS.COM - Ilustrasi pemberian imunisasi bayi. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Agar anak mendapatkan perlindungan maksimal, orang tua harus mengetahui dan taat pada jadwal pemberian imunisasi dasar sejak mereka masih bayi. Simak ulasannya di tips parenting kali ini.

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dalam situs resminya, vaksin adalah alat atau produk yang menghasilkan kekebalan terhadap penyakit tertentu. Pemberian imunisasi secara teratur dapat berdampak positif terhadap kesehatan anak.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

IDAI sudah memperbarui jadwal imunisasi dasar bayi pada 2020 lalu. Jadwal ini untuk memudahkan orang tua dan dokter untuk mengetahui waktu pemberian imunisasi yang tepat sesuai usia si kecil. Nah bagi orang tua yang memiliki anak bayi, sebaiknya perhatikan jadwal pemberiannya supaya tidak terlewat ya.

Sebelum membahas jadwal, ketahui terlebih dulu daftar imunisasi dasar bagi bayi. Berdasarkan anjuran IDAI terbaru, berikut ini daftar imunisasi dasar lengkap bayi usia 0 – 9 bulan:

1. Bayi baru lahir (usia kurang dari 24 jam): imunisasi hepatitis B (HB-1)
2. Usia 0 – 1 bulan: Polio 0 dan BCG
3. Usia 2 bulan: DP-HiB 1, polio 1, hepatitis 2, rotavirus, PCV
4. Usia 3 bulan: DPT-HiB 2, polio 2, hepatitis 3
5. Usia 4 bulan: DPT-HiB 3, Polio 3 (IPV atau polio suntik), hepatitis 4, dan rotavirus 2
6. Usia 6 bulan: PCV 3, influenza 1, rotavirus 3 (pentavalen)
7. umur 9 bulan: Campak atau MR

Baca Juga: Prokes Ketat! Imunisasi Anak di Baki Sukoharjo Lancar Saat Pandemi

Jadwal imunisasi dasar bayi 0 – 6 bulan

Jadwal imunisasi untuk bayi usia 6 bulan termasuk ke dalam imunisasi wajib. Beberapa daftar imunisasi wajib untuk anak yaitu:

1. Hepatitis B

Bila melihat dari tabel jadwal imunisasi bayi dari IDAI, anak mendapatkan imunisasi hepatitis B (HB) pertama yaitu monovalent saat bayi usia 1 bulan.  Bayi menerima imunisasi Hepatitis B sebanyak 4 kali sebelum usia 6 bulan.  Pemberian vaksin ini jaraknya satu bulan, yaitu ketika bayi baru lahir, bayi usia 2, 3, 4 bulan. Anda bisa memberikan imunisasi HB bersamaan dengan DPT.

2. Polio

Masalah kesehatan yang satu ini merupakan penyakit menular yang menyerang sistem saraf pusat pada otak. Polio bisa menyebabkan lumpuh atau masyarakat mengenalnya dengan penyakit lumpuh layu.  Pembagian vaksin dapat secara Oral Poliovirus Vaccine (OPV) dan suntikan Inactive Poliovirus Vaccine (IPV).

Baca Juga: PJJ Malah Bikin Bulan Imunisasi Anak Solo Jadi Lebih Mudah, Kok Bisa?

Bayi mendapatkan imunisasi polio tipe OPV ketika ia baru lahir sampai usia 1 bulan. Kemudian pengulangan setiap bulan yaitu usia 2,3, dan 4 bulan.  Pemberiannya bisa bersamaan dengan vaksin DPT yang tergabung dalam imunisasi pentabio. Setidaknya ada satu pemberian vaksin pada usia 2,3 dan 4 bulan melalui OPV yang dengan bersamaan OPV-3.

3. BCG

Imunisasi BCG berfungsi untuk mencegah penyakit tuberkulosis atau TBC. Penyakit ini sangat berbahaya dan menyerang saluran pernapasan, bahkan bisa menyebar ke bagian tubuh lain.  Jadwal imunisasi BCG hanya satu kali, ketika bayi berusia 3 bulan, tetapi lebih efektif dan optimal bila bayi mendapatkannya saat usia 2 bulan.

4. Difteri, pertusis, dan tetanus (DPT)

Pemberian vaksinasi ini bertujuan untuk mencegah tiga penyakit sekaligus dalam satu suntikan, yaitu difteri, pertusis (batuk rejan), dan tetanus.  Ketiganya merupakan penyakit yang sangat parah dan bisa menyebabkan kematian anak.

Baca Juga: Pekan Imunisasi Dunia, Momentum untuk Gaet Lansia Mau Divaksinasi

Jadwal imunisasi DPT pertama kali diberikan pada bayi usia dua bulan dengan interval atau jeda satu bulan sehingga pemberiannya saat bayi usia 2, 3, 4 bulan.  WHO mengembangkan imunisasi kombinasi yaitu pentavalen dan pentabio. Imunisasi pentavalen merupakan gabungan dari imunisasi DPT, HiB, (haemophilus influenza tipe B), dan hepatitis B (HB).  Sementara itu untuk imunisasi bernama pentabio, gabungan dari imunisasi DPT, Hepatitis (HB), dan polio.

5. Influenza

Pemberian imunisasi influenza bisa dimulai ketika bayi berusia 6 bulan dan bisa diberikan kapan saja, tidak perlu sesuai jadwal. Sebaiknya anak menerima imunisasi influenza setiap satu tahun sekali.  Imunisasi influenza tidak termasuk dalam kelompok imunisasi wajib, tetapi anak tetap permu mendapatkannya untuk mengurangi tingkat keparahan penyakit flu.

Jadwal imunisasi bayi usia 6 – 12 bulan

Menginjak usia 6 bulan, rangkaian imunisasi untuk mencegah penyakit pada anak masih berlangsung. Berikut ini daftarnya seperti dikutip dari hellosehat.com pada Minggu (3/4/2022):

1. Pneumokokus (PCV)

Ini adalah vaksin untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Streptococcus pneumoniae atau kuman pneumokokus. Penyakit yang disebabkan bakteri ini adalah radang paru (pneumonia), radang selaput otak (meningitis), dan infeksi darah (bakteremia).

Baca Juga: Vaksinasi dan Imunisasi, Apa Bedanya?

Jadwal imunisasi PCV dimulai sejak bayi usia 2 bulan dan diberikan 3 kali dengan interval 4 – 8 minggu (usia bayi 2, 4, 6 bulan).  Berbeda dengan imunisasi lain yang menimbulkan efek samping ringan seperti demam, imunisasi PCV tidak menimbulkan efek samping pada bayi. Idealnya pemberian imunisasi pada si kecil ketika kondisi bayi dalam keadaan sehat dan tidak sedang sakit ringan (batuk, pilek, atau demam).

2. Rotavirus

Pemberian imunisasi rotavirus bertujuan untuk mencegah penyakit peradangan pada saluran pencernaan. Infeksi rotavirus menyebabkan diare pada bayi dan anak-anak dan bisa muncul setelah dua hari terpapar virus ini.  Rotavirus bisa menyebabkan diare sampai membuat tubuh dehidrasi karena kekurangan cairan.

Ada dua jenis imunisasi rotavirus dengan jadwal pemberian yang berbeda setiap usia bayi.  Pertama imunisasi rotavirus monovalen yang diberikan 2 kali, saat bayi usia 6 – 14 minggu dan kedua diberikan dengan interval atau jeda minimal 4 pekan.  Batas akhir pemberian imunisasi rotavirus yaitu saat bayi usia 24 minggu atau 6 bulan.

Jenis imunisasi rotavirus kedua adalah pentavalen yang pemberiannya sebanyak 3 kali. Pertama saat bayi usia 6-14 minggu, sedangkan dosis kedua dan ketiga diberikan dengan jeda 4 – 10 minggu.  Batas pemberian imunisasi rotavirus ketika bayi usia 32 minggu atau 8 bulan.

3. Campak, Mumps dan rubella (MMR)

Berdasarkan jadwal imunisasi terbaru dari IDAI, anak usia 9 bulan sudah bisa menerima vaksin MMR. Ini adalah vaksin untuk mencegah penyakit campak (measles), gondongan (mumps), dan rubella (campak jerman).  Kemudian, saat anak usia 18 bulan, menerima imunisasi MMR ulang (booster) untuk meningkatkan efektivitas vaksin.



Baca Juga: Terungkap, Ini Manfaat Punya Adik Bagi Kesehatan Anak

Penyebab campak dan rubella adalah virus yang infeksi menular melalui saluran napas.  Anak yang menerima imunisasi MMR tidak akan merasakan efek samping parah, seperti anak yang tidak mendapatkan vaksin.

Jadwal imunisasi bayi usia 12 – 24 bulan

Anak Anda sudah masuk usia satu tahun? Anak tidak akan menerima imunisasi sebanyak sebelumnya. Namun, ada beberapa imunisasi yang tidak boleh anak lewatkan untuk mencegah penyakit, berikut daftar dan jadwalnya pemberian imunisasi dasar bagi bayi usia 12-24 bulan:

1. Varisela

Cacar air bisa dicegah dengan imunisasi varisela yang diberikan sesuai jadwal, yaitu satu kali setelah anak usia 1 tahun. Namun, akan lebih optimal bila si kecil menerima imunisasi varisela sebelum masuk sekolah dasar (SD).  Orang dewasa yang belum pernah kena cacar juga harus menerima imunisasi varisela.

Hanya, pemberian imunisasi varisela hanya bisa menurunkan tingkat keparahan gejala penyakit cacar air.  Alasannya, bila si kecil tidak mendapat imunisasi sama sekali, risiko terkena komplikasi cacar air akan lebih tinggi.

2. Japanese encephalitis (JE)

Nyamuk menularkan penyakit infeksi virus Japanese Encepalitis (JE). Penyakit ini awalnya ditemukan di Jepang pada 1871 dengan sebutan summer encephalitis.  Gejalanya tidak spesifik dan menyerupai flu dan biasanya muncul setelah 4 – 14 hari dari gigitan nyamuk. Mengutip dari IDAI, Japanese encephalitis (JE) bisa menyebabkan kematian.

Baca Juga: Capaian Imunisasi Anak Sekolah di Jogja Belum Sesuai Target

Kasus JE setiap tahunnya mencapai 67 ribu kasus dengan angka kematian 20 – 30%. Tidak hanya itu, 30 – 50% kasusnya mengakibatkan gejala gangguan saraf.  Anak-anak berusia kurang dari 10 tahun sering mengalami hal ini. Oleh karenanya, pemberian imunisasi JE yang sesuai jadwal sangat penting pada bayi dan anak.

Jadwal imunisasi japanese encephalitis (JE) yaitu dimulai saat anak mulai usia 12 bulan dan diulang atau booster 1-2 tahun berikutnya.  Imunisasi Japanese encephalitis (JE) biasanya diberikan pada daerah endemis atau turis yang akan berpergian ke daerah tersebut.  Ada pula negaranya yaitu Jepang, China, Taiwan, Korea, dan Thailand. Program imunisasi JE di negara tersebut efektif mencegah dan menurunkan angka pengidap penyakit ini.

3. Hepatitis A

Imunisasi hepatitis A diberikan untuk mencegah infeksi virus dengan nama yang sama, melalui makanan dan feses penderita. Pemberiannya pada anak 2 tahun disebabkan karena mereka rentan terserang penyakit tersebut.  Anak menerima imunisasi hepatitis A sebanyak dua kali dengan interval atau jeda 6 – 12 bulan setelah suntikan pertama.

Sementara untuk orang dewasa, perlu melakukan pengulangan imunisasi hepatitis A setiap 10 tahun sekali. Daya tahan imunisasi ini akan bekerja 15 hari setelah penyuntikan dan bertahan selama 20 – 50 tahun.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya