SOLOPOS.COM - Ilustrasi gorengan. (Pictagram)

Solopos.com, SOLO – Siapa yang tak suka gorengan? Camilan berbahan dasar tepung ini sangat mudah ditemukan di beberapa tempat di Indonesia. Tak hanya itu, karena cita rasa gorengan yang enak dan cocok dimakan kapan saja membuat sebagian orang rela gagal diet demi menyantap kudapan ini.

Makanan yang digoreng, seperti pisang goreng, tahu goreng, bakwan goreng, dan masih banyak lagi, memang selalu menggiurkan. Rasanya yang gurih, enak, dan renyah di mulut membuat gorengan disukai banyak orang dan selalu bikin ketagihan. Namun, mungkin Anda juga sudah tahu bahwa terlalu banyak makan gorengan tidak baik untuk kesehatan tubuh. Jadi, buat Anda yang suka ini, perhatikan dulu tips berikut biar tetap sehat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

1. Batasi Porsinya dan Jangan Terlalu Sering

Tips sehat yang satu ini perlu kamu ikuti kalau enggak mau terkena dampak buruk akibat makan gorengan. Gorengan mengandung kadar lemak dan kolesterol yang tinggi.

Kalau Anda terlalu sering makan dan sekali makan bisa dalam jumlah banyak, Anda berisiko terkena berbagai macam penyakit, seperti kolesterol, obesitas, diabetes, sampai penyakit jantung. Jadi, jangan terlalu sering dan batasi lah jumlah gorengan yang kamu makan.

2. Hati-hati Membeli

Kamu mungkin sudah sering mendengar berita tentang penjual gorengan yang menggunakan minyak jelantah dengan alasan untuk menghemat biaya. Pernah juga kah kamu mendengar, ada penjual yang mencampurkan plastik ke dalam minyak panas agar gorengan tetap renyah dalam waktu lama?

Oleh karena itu, sebaiknya kamu berhati-hati saat membeli gorengan. Jangan asal membeli gorengan dan perhatikan juga pedagang gorengan secara cermat, agar gorengan yang kamu makan aman dikonsumsi. Waspada dengan pedagang gorengan yang menggunakan minyak yang sangat hitam untuk menggoreng.

Kabar Baik! Golongan Ini Dapat Listrik Gratis Selama 6 Bulan Dari PLN

3. Bikin Sendiri

Enggak yakin dengan kualitas gorengan yang dijual di luaran? Bikin gorengan sendiri saja! Dengan begitu, kamu bisa menggunakan bahan-bahan yang segar dan minyak goreng berkualitas untuk membuat gorengan yang aman dikonsumsi dan enggak kalah enak dari yang dijual pedagang gorengan.

Minyak baik itu seperti olive oil, canola oil, dan sesame oil. Vito mengatakan, ketiga minyak ini tidak menyebabkan penumpukan kolesterol jahat (LDL) di dalam tubuh. Sehingga baik untuk dipakai mengolah gorengan.

Akan tetapi, sebaik apa pun minyak-minyak tersebut, tetap saja tidak boleh digunakan lebih dari satu kali. Takarannya pun tidak boleh banyak-banyak, harus sesedikit mungkin. Juga tidak menggunakan metode mencelupkan makanan ke minyak saat mengolah gorengan.

4. Jangan lupa sayuran

Akan lebih menyehatkan lagi jika makan gorengan bersama sayuran. Makan tahu atau tempe dengan gado-gado, misalkan. Atau Anda bisa cari alternatif lain. Hal itu berguna untuk menghambat penyerapan kolesterol jahat (LDL) di tubuh. Juga dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat, sehingga jauh dari risiko penyakit jantung.

Bermacam Gorengan di Sejumlah Negara

Tak hanya di Indonesia saja gorengan dapat di temukan. Di beberapa negara bahkan Eropa juga ada hlo kudapan berminyak ini. Berikut sejumlah gorengan yang berasal dari berbagai negara seperti dilansir dari Lovin.ie, Senin (23/3/2020) berikut ini:

Churros di Spanyol

Jenis gorengan yang satu ini sebenarnya sudah sangat populer di dunia. Bahkan eksistensinya saja sudah tidak hanya di Spanyol lagi, melainkan juga terdapat di hampir seluruh negara. Churro atau churros merupakan jenis gorengan yang dilumuri gula halus atau bubuk kayu manis sebelum digoreng. Churros biasanya dinikmati dengan menggunakan saus cokelat atau jenis saus lainnya yang dapat disesuaikan dengan selera.

Menurut sejarah churros kali pertama dibuat oleh pengembala Spanyol yang hidup di dataran tinggi karena ia kesulitan mengakses toko roti. Hal inilah yang menyebabkan churros berbentuk mirip tanduk domba.

Pajeon di Korea Selatan

Makanan ini memang sekilas tampak mirip dengan omelet atau martabak telur dari Indonesia. Pajeon terbuat dari terigu, telur, dan daun bawang. Tak hanya itu, makanan yang terdapat banyak daun bawang ini juga bisa dicampur dengan daging sapi, kimchi, kerang, dan makanan laut lainnya.

Melansir dari Wikipedia, asal mula pembuatan pajeon karena rakyat Dongnae (saat ini menjadi wilayah Kota Busan) melemparkan daun bawang ketika mengalahkan tentara Jepang yang sedang menyerang. Nah, sejak saat itu pajeon dibuat untuk merayakan kemenangan rakyat Dongnae.

Round Up Situasi Terakhir Covid-19 Solo: Positif Tetap 22 Orang, Sembuh Tambah 3

Coxinha di Brazil

Kudapan yang satu ini dapat dinilai cukup berat karena menggunakan kentang tumbuk sebagai kulit luarnya. Tak hanya itu, bahan lainnya seperti tepung terigu dan kaldu ayam yang membuatnya terasa lezat dan menggugah selera.

Di dalam coxinha ini biasanya di isi dengan daging ayam cincang atau abon. Adonannya juga dibentuk unik, yaitu menyerupai air mata dan dilumuri dengan tepung roti. Teksturnya yang garing di luar dan lembut di dalam membuat Anda ketagihan untuk mencicipinya lagi.

Kakiage di Jepang

Siapa sangka makanan yang mirip dengan bakwan, bala-bala, ote-ote, atau heci yang ada di Indonesia ini ternyata berasal dari Negeri Tirai Bambu, Jepang. Tak jauh berbeda dengan bakwan, gorengan ini juga berbahan sayur yang membedakan hanya terletak pada tepungnya saja. Kakiage ini biasanya memakai tepung tempura agar lebih renyah.

Jika Anda pergi ke restoran ramen atau udon, kakiage biasanya disajikan sebagai makanan pendamping mie. Tak hanya itu, gorengan ini juga nikmat jika dipadukan dengan cocolan saus mirin, saus soy, dan juga dashi.

Coca-cola goreng di Texas

Mungkin terdengar aneh ya? Sebagian dari Anda biasanya meyajikan cola-cola langsung diminum atau didinginkan di lemari es dulu agar semakin lezat. Namun pada 2006 seorang wanita asal Texas, Amerika Serikat, Abel Gonzales Jnr, membuat inovasi baru penyajian minuman bersoda itu, yakni dengan cara di goreng.

Cara membuatnya juga terbilang mudah, yakni dengan membekukan campuran tepung dan coca-cola. Setelah beku adonan dibentuk sesuai selera kemudian digoreng dalam minyak panas. Sajikan coca-cola goreng dengan gula halus.
Alcapurria, Puerto Rico

Camilan yang hampir mirip seperti jemblem dari Jawa Timur ini bernama alcapurria. Berbahan dasar sama, camilan ini terbuat dari singkong yang diparut halus, bedanya jika jemblem berisi gula merah sedangkan alcapurria ini berisi campuran daging sapi cincang, jagung, atau seafood.



Pakora di India

Camilan yang berasal dari India ini juga mirip seperti bakwan, bedanya tepung yang digunakan adalah tepung kacang chickpea atau tepung kacang arab. Perpaduan sayur dan tepung inilah membuat pakora menjadi camilan yang sehat karena bebas gluten.

Selain sayur, bahan pakora juga dapat diganti dengan bawang bombay. Gorengan ini biasanya disajikan dengan celupan saus alpukat, hmm nikmat bukan?

Twigim di Korea Selatan

Ada satu lagi gorengan yang popular di Negeri Ginseng ini, yaitu twigim. Camilan yang sering dijumpai dibeberapa kedai tteokbokki (kue beras pedas) pinggir jalan ini sangat terkenal dikalangan remaja Korea selatan.

Dalam Bahasa Korea twigim merupakan istilah untuk menyebutkan makanan yang digoreng bersama tepung bumbu. Tak hanya satu, twigim memiliki beragam jenis yakni twigim sayuran (yachae twigim), twigim cumi-cumi (ojingeo twigim), twigim singkong ( goguma twigim), twigim udang (saewoo twigim), twigim telur (gyeran twigim), dan lain sebagainya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya