SOLOPOS.COM - TOMCAT

TOMCAT

JAKARTA—Jika Anda menemukan serangga yang belakangan dikenal sebagai tomcat atau semut kalajengking, ingat: jangan sekali-kali memencet tubuhnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Jika itu dilakukan, dapat dipastikan dari dalam tubuhnya akan keluar cairan racun yang jika mengenai kulit akan menyebabkan iritasi seperti lepuh terbakar.

Jadi, kalau Anda menemukan serangga ini, masukkan saja ke dalam plastik dengan hati-hati, lalu buang ke tempat yang aman.

Dalam 3-4 tahun diterakhir ini, kata Tjandra Yoga Aditama, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan, telah dilaporkan adanya gangguan kesehatan akibat kontak antara manusia dengan serangga tersebut.

Gangguan tersebut berupa gatal-gatal yang didahului gejala panas/iritasi, bintik-bintik, gatal, berair dan menimbulkan bekas hitam pada kulit.

Gejala klinis bila kulit yang terkena, biasanya daerah kulit yang terbuka, dalam waktu singkat akan terasa panas. Setelah 24-48 jam akan muncul gelembung pada kulit dengan sekitarnya berwarna merah menyerupai lesi akibat terkena air panas atau luka bakar.

Pada kasus yang jarang, tidak menimbulkan gejala kulit yang berarti. Perlu dipastikan bahwa tidak ada riwayat terkena bahan kimia atau luka bakar.  Pengobatan untuk kasus tersebut, ujarnya, seperti pengobatan dermatitis contact irritant.

Ia menyarankan agar kulit yang bersentuhan dengan serangga ini segera diberi air mengalir dan sabun. Juga perlu dipastikan bahwa serangga ini tidak ada lagi.

Untuk mencegah pertambahan lesi di kulit, kompres kulit dengan cairan antiseptik dingin, bila sudah timbul lesi seperti luka bakar.

Lebih lanjut dijelaskan, serangga tomcat atau kumbang rove (paederus) ini biasanya hidup di tempat lembab dan tanaman seperti padi dan jagung. Serangga ini merupakan salah satu predator wereng.

Tjandra menuturkan serangga tersebut memiliki badan berwarna oranye, dengan bagian bawah abdomen dan kepala berwarna gelap.

“Tomcat memiliki sepasang sayap yang tersembunyi. Sepintas mirip dengan semut, tapi bila merasa terancam, dia akan menaikkan bagian perutnya (abdomen) sehingga nampak seperti kalajengking,” ujar Tjandra tentang serangga yang di dunia ada 622 spesies tersebut.

Dalam surat elektroniknya hari ini, Tjandra menuturkan, “Jumlah yang menderita luka karena kontak dengan serangga paederus ini di Jawa Timur, sampai Senin kemarin yang tercatat dan berobat di 7 Puskesmas, dan 1 layanan kesehatan swasta di provinsi itu, b

erjumlah 48 orang. Sebagian pasien sudah sembuh. Sebagian lain dengan keluhan di kulit yang tidak terlalu hebat.” (sun)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya