SOLOPOS.COM - Warga beraktivitas di gelaran car free sunday (CFS) di Jl. Pemuda II kawasan kota Wonogiri. Foto sebelum pandemi Covid-19. (Rudi Hartono/JIBI/SOLOPOS)

Car free sunday Wonogiri diliburkan, Minggu (25/2/2018).

Solopos.com, WONOGIRI—Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri meliburkan kegiatan car free sunday (CFS), Minggu (25/2/2018) mendatang. Hal itu menyusul akan digelarnya kegiatan pemeriksaan lanjutan ratusan pasien katarak dan pterigium atau tumbuhnya selaput di bola mata di Pendapa Rumah Dinas Bupati kompleks Sekretariat Daerah (Setda) Wonogiri.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Wonogiri, Ismiyanto, saat ditemui Solopos.com di kawasan kota Wonogiri, Rabu (21/2/2018), menyampaikan CFS diliburkan karena Jl. Pemuda II akan digunakan untuk akses para peserta kegiatan pemeriksaan kesehatan yang digelar Kejaksaan Negeri (Kejari) Wonogiri. (baca: CAR FREE SUNDAY WONOGIRI : Pedagang Baru Tak Boleh Berjualan di Area CFS)

Ekspedisi Mudik 2024

Pihaknya akan menyosialisasikan informasi liburnya CFS ini kepada masyarakat melalui berbagai media, seperti radio. Jika diperlukan, sosialisasi dapat dilakukan secara manual dengan cara mengumumkan informasi melalui pengeras suara secara mobile.

Dishub juga akan menginformasikannya kepada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) yang rutin menggelar kegiatan perekaman kartu tanda penduduk (KTP) elektronik di CFS.

Ihwal sosialisasi kepada para pedagang, Ismiyanto meyakini Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan (Dinkop UKM Perindag) akan melakukannya. Pasalnya, pihak dinas bersangkutan sudah mengetahui informasi dilibukannya CFS saat rapat koordinasi belum lama ini.

“Sosialisasi akan terus dilakukan agar informasi benar-benar sampai kepada warga. Jangan sampai Minggu mendatang ada yang kecele,” imbuh Ismiyanto.

Kepala Seksi (Kasi) Intelijen Kejari Wonogiri, Triyanto, mengatakan CFS perlu diliburkan untuk memperlancar lalu lintas bagi ratusan pasien katarak dan pterigium yang akan menjalani pemeriksaan lanjutan setelah operasi di pendapa.

Jika CFS tidak diliburkan bisa terjadi macet panjang, karena di sekitar Alun-Alun Giri Krida Bakti akan digunakan sebagai tempat parkir kendaraan pasien dan para pengantarnya. Jika CFS tak libur, akses kendaraan yang akan menuju alun-alun dan pendapa bisa terganggu.

“Yang mau menjalani pemeriksaan di pendapa itu pasien katarak dan pterigium yang sebelumnya sudah dioperasi. Kalau mereka terjebak macet, akan mempengaruhi fisik mereka. Ini demi pasien, jadi CFS sementara diliburkan dulu,” kata Triyanto mewakili Kepala Kejari (Kajari) Dodi Budi Kelana.

Dia melanjutkan hingga sekarang pihaknya mencatat ada 509 pendaftar yang ingin memanfaatkan program operasi katarak, pterigium, dan hernia gratis. Dari jumlah tersebut terdapat 100-an warga yang lolos screening awal. Selebihnya tak lolos karena kadar gula tinggi atau tekanan darahnya tinggi, sehingga tidak memungkinkan menjalani operasi.

Operasi hernia digelar di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso, Jumat (23/2/2018), sedangkan operasi katarak dan pterigium dilaksanakan di Kantor Kejari, Sabtu (24/2/2018). Pasien hernia akan menjalani rawat inap setelah operasi. Pasien katarak dan pterigium rawat jalan. Mereka diharuskan menjalani perawatan lanjutan pascaoperasi di pendapa, Minggu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya