SOLOPOS.COM - Tata tertib bagi PKL CFD Solo (Dok/JIBI/SOLOPOS)

Tata tertib bagi PKL CFD Solo (Dok/JIBI/SOLOPOS)

SOLO—Peringatan Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Solo terhadap pedagang kaki lima (PKL) di car free day (CFD) Jl Slamet Riyadi tampaknya tak digubris.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sejumlah pedagang terbukti masih melanggar aturan yang menyebabkan semrawutnya perhelatan CFD. Berdasarkan pantauan Solopos.com, Minggu (19/5/2013), beberapa PKL masih menempati selatan jalan yang merupakan lokasi terlarang.

Ekspedisi Mudik 2024

Citywalk yang menjadi lokasi PKL kuliner juga makin semrawut dengan kehadiran PKL aksesori hingga jasa. Sebagian bahkan nekat menggunakan tenda yang menjadi larangan dalam berjualan.

Konsentrasi pedagang terletak di Sriwedari hingga perempatan Ngapeman. “Pemasangan tenda maupun banner tidak diperbolehkan. Kami akan coba melakukan pendekatan lagi,” ujar Kepala DPP, Subagiyo, di sela-sela pantauannya di CFD.

Selain pemasangan tenda, DPP menyoroti adanya pedagang yang menggunakan kompor untuk memasak di tempat. Menurutnya, kegiatan ini jelas-jelas dilarang karena tidak sesuai dengan jiwa CFD.

“Kami memberi toleransi misalnya hanya untuk finishing atau menghangatkan saja. Bukan memasak dari mentah ke makanan jadi,” tuturnya.

Subagiyo mengakui hingga kini PKL cenderung terpusat di suatu tempat. Oleh karena itu, pihaknya akan berkomunikasi dengan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika untuk pemetaan ulang lokasi kegiatan CFD.

Ia menyebut keberadaan PKL selama ini cenderung mengikuti lokasi yang ramai acara. “Spot-spot kegiatan idealnya diratakan. Sehingga PKL tidak kelihatan numplek di satu tempat.”

Berdasarkan catatan DPP, saat ini jumlah PKL CFD mencapai 315 pedagang. Jumlah tersebut melonjak tiga kali lipat dari awal CFD bergulir pada 2010 lalu.

Melihat fenomena ini, Subagiyo merasa belum perlu membatasi keberadaan PKL di CFD. “Jumlah PKL masih ideal, hanya perlu ditata. KTA (Kartu Tanda Anggota) nantinya juga diarahkan untuk mempermudah pembinaan, bukan membatasi.”

Seorang penjual kue leker di Sriwedari, Julian, mengklaim aktivitas memasaknya aman meski memakai kompor. Ia mengaku belum pernah celaka selama 11 tahun berdagang makanan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya