SOLOPOS.COM - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yulianto Prabowo. (Antara-Wisnu Adhi)

Solopos.com, SEMARANG — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) menyebut capaian vaksinasi 14 daerah di Jateng masih terbilang rendah, yakni sekitar 40% hingga 50%. Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jateng, Yulianto Prabowo, seusai mengikuti rapat penanganan Covid-19 di Kantor Gubernur Jateng, Senin (1/11/2021).

Dalam kesempatan itu, Yulianto mengaku secara keseluruhan capaian vaksinasi Covid-19 di Jateng sebenarnya terbilang bagus, yakni 60% dari total sasaran. “[Capaian vaksinasi] sudah 60 persen lebih. Ini sudah bagus sekali. Bisa 60% lebih,” ujar Yulianto.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Meski demikian, Yulianto mengaku masih ada beberapa daerah yang pencapaian vaksinnya terbilang rendah, bahkan di bawah 40% dari total sasaran. Daerah tersebut yakni Banjarnegara, Kabupaten Tegal, Purbalingga, Batang, Jepara, Wonosobo, Pemalang, Brebes, dan Grobogan. Kemudian Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Magelang, Kebumen, dan Pati.

Baca juga: Pemprov Jateng Kebut Vaksinasi Covid-19 Lewat 3 Program Ini

Ekspedisi Mudik 2024

“Daerah-daerah inilah yang perlu digenjot agar capaian vaksinasinya bisa lebih cepat,” imbuh Yulianto.

Yulianto mengaku daerah yang capaian vaksinasi masih rendah memiliki beberapa kendala. Kendala itu antara lain sasaran yang sulit diajak vaksinasi, terbatasnya jumlah vaksinator, dan minimnya fasilitas kesehatan (faskes( yang melayani vaksinasi. Tidak hanya itu, lanjutnya, komitmen dari pemerintah daerah juga perlu didorong.

Bahkan tak dapat dipungkiri masih ada tempat dengan kesadaran vaksinasi yang masih rendah. Hal itu bisa terjadi karena terbatasnya akses seperti halnya kalangan lansia. “Lansia ini memang agak lambat. Lalu juga difabilitas, ibu hamil, penderita komordibitas. Ini memang kecepatannya enggak seperti yang lain,” sambung Yulianto.

Dengan demikian, strategi jemput bola harus dilaksanakan secara simultan bersama. Seperti halnya, dari kabupaten/kota termasuk yang di puskesmas, sampai tingkat kecamatan. Yuli menyebut basis pelayanan vaksinasi itu harus di komunitas yang lebih rendah. Contohnya di tingkat RW, RT, desa, kelurahan, dan semacam itu.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 di Jateng Dipercepat, Sepekan 1,6 Juta Orang Disuntik

Sebab, pola sentra vaksinasi yang ada di ibu kota atau di kota-kota di Jateng, kata Yulianto, itu sudah cukup dan jangan ditambah lagi. Bahkan, kalau ada kolaborator yang ingin membantu vaksinasi, pemprov minta pelayanannya itu dilakukan di komunitas. Para kolaborator vaksin hendaknya tidak membuka vaksinasi di ibu kota.

“Akhir-akhir ini masih banyak yang ingin membantu sebagai kolaborator. Tetapi saya sarankan jangan mendirikan sentra vaksin lagi di kota. Tapi pelayanan jemput bola ke komunitas,” ujarnya.

Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, mengatakan pihaknya masih terus bergerak melakukan percepatan vaksinasi. “Saya sampaikan kepada kawan-kawan bupati/wali kota agar sampai dengan Desember kita kebut vaksinnya,” kata Ganjar.

Ganjar juga tak henti-hentinya mengingatkan masyarakat tetap mengenakan masker. Bahkan, di seluruh tempat publik hendaknya ketaatan protokol kesehatan tetap diperhatikan. “Satpol PP-nya tetap jalan, minta bantuan TNI-Polri, jadi edukasinya tetap mengingatkan terus-menerus sambil vaksinnya digenjot terus-menerus,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya