SOLOPOS.COM - Pengunjung berenang di Umbul Pengging Boyolali, Minggu (18/10/2020). (Solopos.com/Chelin Indra Sushmita)

Solopos.com, BOYOLALI -- Kunjungan wisawatan ke objek wisata di Kabupaten Boyolali, khususnya Umbul Pengging, mulai meningkat dibandingkan bulan-bulan lalu. Namun jumlah tamu yang datang berwisata belum seramai tahun-tahun sebelum pandemi Covid-19.

Pengelola Umbul Pengging Boyolali, Wardoyo, menyampaikan untuk kunjungan tamu di objek wisata Umbul Pengging sudah ada peningkatan dibandingkan bulan-bulan sebelumnya, khususnya saat hari Minggu.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Namun jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya atau  sebelum adanya Covid-19, angka kunjungan wisatawan itu masih jauh lebih sedikit alias menurun signifikan.

Baca juga: Tepok Jidat! Maling di Boyolali Nyolong Scoopy Tapi Motor Sendiri Ditinggal di Lokasi Kejadian

Ekspedisi Mudik 2024

"Masih jauh jika dibandingkan sebelumnya, tidak ada separuhnya," kata Wardoyo, baru-baru ini.

Terkait hal itu, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Boyolali, Susilo Hartono, mengatakan untuk pendapatan asli daerah atau PAD dari sektor pariwisata tahun ini tidak akan jauh berbeda dari tahun lalu.

"Masih jeblok seperti tahun kemarin, sebab kami perkirakan sampai akhir Desember nanti vaksinasi [Covid-19] belum tuntas sepenuhnya. Tetap nanti akan berpengaruh pada pendapatan," kata dia belum lama ini.

Baca juga: Kemenag Boyolali Tetap Siapkan Ibadah Haji, Termasuk Vaksinasi Covid-19 Calhaj

Lebih lanjut, Susilo mengatakan untuk saat ini sejumlah lokasi wisata belum dapat beroperasi penuh. Dia pun memperkirakan pendapatan di sektor pariwisata akan berkurang hingga 50%.

Mengupayakan Aspek Kesehatan

Dari target pendapatan, dia mengatakan tahun ini hanya sekitar Rp1.082.000.000. Sedangkan PAD di 2019 mencapai 1,9 miliar. Terkait capaian tahun ini, pihaknya akan mengupayakan target bisa tercapai namun harus tetap mengupayakan aspek kesehatan.

"Saat ini kami lebih mengupayakan terkait dengan aspek kesehatan. Tapi kami akan mengatur agar keduanya terpenuhi," lanjut dia.

Baca juga: Soal Penataan Pasar Sayur Cepogo, Sekda Boyolali: Biar Seperti Itu Dulu

Menurut Susilo,  di 2020 saat pandemi Covid-19 mulai menerpa Boyolali, dari target awal untuk PAD senilai Rp2 miliar, direvisi menjadi Rp807 juta saja.

Sampai dengan Oktober 2020 untuk pariwisata di Boyolali, dibandingkan tahun sebelumnya, mengalami penurunan PAD cukup banyak, diperkirakan mencapai 60%. Sebab saat itu sejumlah tempat wisata di Boyolali harus tutup.

Dia menguraikan pada tahun-tahun sebelum adanya pandemi, sektor pariwisata biasanya akan ramai pada momentum-momentum khusus, seperti liburan sekolah, Lebaran dan sebagainya.

Baca juga: Berburu Kesegaran Dawet Pikul Khas Dibal Boyolali untuk Buka Puasa

Namun seiring dengan upaya pengendalian persebaran Covid-19, hal itu tidak terjadi pada tahun ini dan tahun lalu. Meski tahun ini sudah ada kelonggaran untuk pembukaan lokasi wisata, namun tetap ada pembatasan jumlah pengunjung, yakni maksimal 50%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya