Solopos.com, DEMAK — Caos Dhahar, makanan khas Kabupaten Demak, Jawa Tengah, ini merupakan warisan dari leluhur yang sangat melegenda. Konon, makanan ni menjadi kesukaan Sunan Kalijaga, salah satu Wali songo yang dihormati sebagai penyebar agama Islam di Pulau Jawa melalui media seni dan budaya.
Dilansir dari Detik.com, Senin (11/10/2021), makanan yang lengkapnya disebut sebagai Chaos Dhahar Lorogending ini biasanya disajikan dalam hari-hari besar ataupun sebagai hidangan untuk menyambut tamu.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Makanan ini awalnya bermula dari Kecamatan Kadilangu sehingga secara spesifik dikenal sebagai makanan khas kecamatan tersebut. Makanan ini adalah olahan daging ayam dan ikan lele yang diberi bumbu pecel atau kacang.
Baca Juga: Panen Raya Jagung di Desa Menoreh
Salah satu pebuat Caos Dhahar yang ada di Kecamatan Kadilangu, Sri Lestari, menjelaskan bahwa untuk mengolah daging ayam dan ikan lele ini menjadi Caos Dhahar. Awalnya daging ayam dan ikan lele dibakar hingga kering lalu dilumuri sambal kacang
Kemudian terpisah, sayur pendukungnya yang disebut roro gending adalah olahan daun mengkudu muda yang dipotong-potong kemudian dicampur dengan bumbu urap yang terdiri dari parutan kelapa dan bumbu rempah khas urap.
Kemudian makanan pendukung lainnya adalah sayur bening daun kelor yang mengambil daun kelor muda dan dimasak dengan bumbu sayur bening, yang terdiri dari bawang putih, bawang merah, penyedap rasa dan bumbu sayur bening khas lainnya. Sedangkan untuk memasak terancam, diperlukan potongan terung putih dan kacang panjang dan dimasak hingga kering dengan bumbu-bumbu khas.
Baca Juga: Wisata Udara di Jepara Serasa di Bali Hlo
Sri Lestari yang masih keturunan trah Sunan Kalijaga ini mengatakan syarat untuk mengolah makanan legendaris ini harus diolah oleh seorang wanita yang sudah menopause atau sudah tidak mengalami ‘bulanan’
Berbeda dengan menu khas daerah lainnya, Caos Dhahar tidak diperjualbelikan di warung. Makanan ini dibuat berdasarkan pesananan pelanggan yang hendak mengadakan sebuah acara besar. Bahkan makanan ini menjadi penentu apakah sebuah hajatan berhasil atau tidak dengan dinilai dari rasa Caos Dhahar tersebut.
Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa Caos Dhahar ini disajikan saat acara besar atau menyambut tamu dan Sandiaga Uno menjadi salah satu tamu agung yang merasakan Caos Dhahar tersebut. Kala itu, 2019, Sandi, panggilan akrab pria yang sekarang menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ini, sedang berkunjung ke Kabupaten Demak
Baca Juga: Ada Ikan Dewa di Telaga Sarangan, Air Surut Bagaimana Kondisinya?
Dia mencicipi makanan tersebut saat bersilahturahmi di keluarga salah satu keturunan Sunan Kalijaga dan saat bersilahturahmi itu, Sandi disuguhi Caos Dhahar ini. Dalam video yang dia unggah di laman Instagramnya, Sandi menjelaskan bahwa makanan ini terdiri dari nasi golong, urap daun mengkudu muda, trancam, sayur bening dan kelor, gereh petek dan yang menjadi bintang utamanya, pecel lele dan ngkung ayam jaog yang dibakar dan dilumuri saus kacang.
Makna Filosofis Caos Dhahar
Dalam Bahasa Jawa, caos dhahar sendiri memiliki arti memberi makan. Setiap lauk yang disajikan dalam hidangan ini juga memiliki filosofi mendalam. Nasi golong yakni nasi yang disajikan bulat dibungkus daun pisang. Ini mengandung makna bersatunya makhluk dengan Sang Pencipta.
Sementara urap mengkudu memiliki makna menyatu yang berarti suka atau tidak suka, wajib melaksanakan semua irama kehidupan, Irama atau alur kehidupan ini bisa berarti menyenangkan maupun menyedihkan.
Pecel lele disajikan sebagai simbol ikan yang aktif bergerak. Ini melambangkan para punggawa (pemimpin) harus aktif dan kuat dalam melayani masyarakat. Demikian juga ayam jago yang melambangkan kekuatan besar bagi pemimpin yang kuat