SOLOPOS.COM - Lucinta Luna. (Instagram/@lucintaluna_manjalita)

Solopos.com, SOLO-Artis transgender Lucinta Luna mengaku menjalani operasi pembaruan rahim, hal ini membuat warganet bertanya-tanya benarkah cangkok rahim bisa bikin pria hamil? Simak ulasannya di tips kehamilan kali ini.

Sebagaimana diketahui Lucinta Luna tengah menjalani operasi plastik di Korea Selatan. Selain menghilangkan jakun di leher, dia mengaku juga menjalani operasi pembaruan rahim. Pernyataan pelantun Bobo Dimana ini tentu menjadi bulan-bulanan warganet.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pernyataannya ini mengingatkan kita pada pernyataan Millen Cyrus beberapa waktu lalu yang pernah ditawari cangkok rahim, tapi benarkah prosedur ini bisa bikin pria hamil?  Ya, hal itu sempat dilontarkan Millen dalam sebuah perbincangan. Beberapa akun gosip bahkan sempat mengunggah kembali pernyataannya itu.

“Mau tanam rahim?” tanya seseorang di balik kamera.

Baca Juga: Lucinta Luna Pamer Jalani Operasi Plastik Lagi

“Sekalian tanam rahim, kata dokternya bisa dari samping. Cuma proses tiga tahun, semuanya. Biar bisa hamil anak beruang,” katanya sambil tertawa, seperti dilansir dari kanal Youtube Herbal TV.

Meski terdengar bercanda dan tidak serius, hal ini ternyata memantik keingintahuan publik. Apakah bisa pria ditanamkan rahim, lalu dapat hamil?

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, Anda harus tahu kalau cangkok rahim berawal dari studi yang dilakukan seorang peneliti bernama Emil Knauer pada 1896. Peneliti asal Austria itu berhasil melakukan transplantasi ovarium pada kelinci.

Mengutip laman klikdokter.com pada Selasa (19/7/2022), ini yang menjadi awal mula cangkok di bidang reproduksi. Temuan tersebut dilanjutkan dengan berbagai penelitian pada bagian struktur kandungan yang lain, yaitu rahim pada wanita.

Baca Juga: Lucinta Luna Jalani Operasi Pembaruan Rahim, Begini Komentar Warganet

Transplantasi rahim dimulai dengan operasi pengambilan rahim pada wanita pendonor. Rahim dapat didonorkan oleh wanita yang masih hidup atau sudah meninggal dengan kondisi rahim yang masih baik.

“Setelah berhasil diambil, rahim akan disimpan pada wadah khusus dan suhu tertentu untuk menjaga fungsinya,” ungkap dr. Alvin Nursalim, SpPD dari KlikDokter.

“Orang yang menerima rahim dari pendonor akan menjalani operasi pencangkokan dan pemeriksaan untuk menilai fungsi rahim yang hendak dicangkok. Setelah itu, pemantauan selama 6 bulan dilakukan untuk melihat fungsi dari rahim yang telah dicangkok,” ucap dr. Alvin.

Jika fungsinya terpantau baik, sel sperma pria dan sel telur wanita akan digabungkan di laboratorium fertilisasi untuk kemudian ditanam pada rahim yang sebelumnya dicangkok. Prosedur penanaman embrio ini mirip dengan bayi tabung (in-vitro fertilization).

Akan tetapi, tetap saja cangkok rahim punya kelebihan dan kekurangan. Untuk kelebihannya, ini sangat bisa membantu wanita untuk hamil atau yang punya gangguan reproduksi.  Data juga menyebutkan bahwa bayi yang lahir dari ibu yang menjalani prosedur cangkok rahim sudah banyak ditemukan.

Baca Juga: Lucinta Luna Pamit dari Instagram, Begini Komentar Warganet

Meski banyak yang lahir dari program cangkok rahim, prosedur ini juga memiliki risiko efek samping. Layaknya cangkok pada organ lain, rahim yang berasal dari luar tubuh berisiko mengalami reaksi penolakan.

“Maksudnya, rahim yang didapatkan dari orang lain bisa dianggap sebagai benda asing oleh tubuh penerima, sehingga akan diserang oleh sistem imunitas,” kata dr. Alvin.

Oleh karena itu, dr. Alvin menyebut bahwa wanita yang hendak menerima rahim dari pendonor harus terlebih dahulu melakukan terapi penekan sistem imun.  “Selain itu, rahim yang berasal dari proses cangkok juga tidak bisa dipertahankan fungsinya seumur hidup. Organ tersebut perlu diangkat setelah melewati satu atau dua kelahiran,” jelas dr. Alvin.

Ketika sudah berada pada fase ini, wanita yang tadinya menerima rahim dari pendonor dapat hidup dengan normal tanpa menggunakan obat penekan sistem imun.

Tanam rahim atau cangkok rahim memang salah satu teknologi yang luar biasa. Sayangnya, metode ini belum terlalu banyak dilakukan di negara berkembang, seperti di Indonesia. Metode ini masih sangat terbatas dan hanya dilakukan di pusat kesehatan besar di Amerika Serikat.

Kalau sudah banyak sukses dilakukan pada wanita, bagaimana dengan pria? Apakah seorang pria yang mendapatkan cangkok rahim juga bisa hamil?

Faktanya, dr. Sepriani Timurtini Limbong dari KlikDokter mengatakan tanam rahim pada pria tidak bisa membuahkan kehamilan. Menurut dia, banyak faktor yang membuat hal itu mustahil.

Baca Juga: Biar Berhasil, Ini yang Disiapkan untuk Program Inseminasi Buatan Bayi



“Tidak bisa karena untuk mendapatkan kehamilan butuh pembuahan sel ovum dan sel sperma. Lagipula, itu bukan perkara ada organ yang bisa menampung janin atau enggak, tapi ada atau tidaknya hormon [estrogen],” ujar dr. Sepriani.

“Lalu, bukan cuma hormon. Misalnya pria disuntik hormon estrogen, tapi kan pria tidak ada bakal sel telurnya. Sedangkan, sel telur sudah terbentuk sejak masih dalam kandungan,” jelas dr. Sepriani.

Dia berpendapat mungkin keinginan Millen Cyrus untuk tanam rahim hanya sebuah afirmasi bahwa dirinya adalah wanita. “Tetapi, kalau untuk menjalankan fungsi-fungsi wanita pada umumnya, salah satunya hamil, saya rasa tidak bisa,” tegas dr. Sepriani.

Baca Juga: Berminat Mengikuti Program Bayi Tabung? Siapkan Biaya Segini

Namun demikian, bukan berarti tidak ada peluang pria hamil di masa depan dengan metode ini.  Menurut Arthur Caplan, seorang profesor bioetika dan kepala Divisi Etika Medis di Fakultas Kedokteran Universitas New York, mengatakan cangkok rahim masih terus dipelajari.

Hingga kini, prosedur ini masih dipelajari untuk keamanan dan efektivitasnya. Penelitian tambahan juga diperlukan untuk memahami risiko prosedur dan efeknya pada janin kelak.

“Jadi, apakah cangkok rahim bisa dilakukan pada pria saat ini? Bisa-bisa saja, tapi itu bukanlah perilaku yang bertanggung jawab,” Caplan menegaskan, seperti dilansir dari Live Science.

Dia menambahkan, untuk wanita saja, metode ini masih dilakukan dengan sangat hati-hati. Karena itu, para ahli merasa masih butuh waktu lama untuk menerapkannya secara aman pada pria.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya