SOLOPOS.COM - Ilustrasi batu andesit yang digunakan dalam bangunan Candi Ijo (Anissa Nurul Kurniasari/JIBI/Harian Jogja)

Candi Ijo (Anissa Nurul Kurniasari/JIBI/Harian Jogja)

Candi Ijo tak tenar. Tak banyak Situs candi Hindu ini tampak seperti sendiri di atas bukit. Jalan menuju candi juga tak terlalu mulus. Kurang promosi, candi ini tak banya peminat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Candi Ijo terletak di Dukuh Nglengkong, Dusun Groyokan, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman. Meski tak sebesar Prambanan, candi yang terletak tak jauh dari Bandara Adisutjipto ini tampak megah.

Karena berada di atas bukit, kompleks candi ini sekaligus menyajikan pemandangan indah. Perbukitan yang ada di sebelah barat hijau membentang. Sesekali terlihat pesawat mendarat di landasan bandara. Jika tak tertutup awan, Gunung Merapi yang gagah juga bisa terlihat.

Sebelah timur laut, adalah wilayah Klaten pinggiran dengan rumah-rumah yang kelihatan kecil di kejauhan. Sebelah selatan juga terlihat jurang dan lembah hijau sepanjang wilayah Piyungan dan pinggiran kaki bukit di Gunungkidul.

Candi peninggalan abad ke-9 Masehi yang dibangun pada 850-900 Masehi ini mempunyai hubungan dengan raja-raja yang berkuasa pada tahun tersebut. Candi Ijo merupakan bangunan pemujaan peninggalan dari masa klasik Jawa Tengah atau zaman Hindu-Buddha.

Kompleks Candi Ijo terdiri atas 17 struktur bangunan pada 11 teras. Candi ini seperti kebanyakan candi di Jawa Timur yang memiliki teras semakin ke atas terdapat candi-candi yang berdiri. Teras paling atas merupakan kedudukan candi induk.

Di dalam candi induk terdapat sebuah bilik dengan Lingga-Yoni di dalamnya melambangkan Dewa Siwa yang menyatu dengan Dewi Parwati. Di depan candi induk terdapat tiga buah candi perwara. Pada dinding luarnya terdapat relung-relung untuk menempatkan arca Agastya, Ganesa, dan Durga. 

Gratis

Jika Anda berkunjung ke Candi Ijo cukup mengisi daftar buku tamu tanpa dipungut biaya. Pengunjung sudah bisa menikmati candi yang letaknya paling tinggi di Jogja, yaitu berada di sekitar 375 meter di atas permukaan laut.

Eka Hadiyanta, Ketua Registrasi Penetapan dan Informasi, Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) pekan lalu mengatakan bahwa Candi Ijo mempunyai keunikan dan khas tersendiri dengan candi-candi lainnya.

Nama candi ini sebenarnya adalah Gumuk Ijo. Gumuk berarti bukit, sedangkan ijo berarti hijau. Sebutan ijo pertama kali ada dalam prasasti Poh yang berasal dari tahun 906 Masehi.

Disebutkan bahwa dalam prasasti tersebut bahwa ada seseorang yang berasal dari Desa Ijo yang menghadiri upacara keagamaan. Bunyinya adalah “Anak wanua i Luang hijo i“. Ada juga yang menafsirkan cerita dongeng Lowo Ijo dengan selirnya menjadikan Candi Ijo sebagai tempat persembunyian.

 

Untuk menuju ke Candi Ijo ini, pengunjung dapat menempuh rute Candi Prambanan ke arah selatan. Seperti menuju ke Keraton Ratu Boko. Dari Kota Jogja, Candi Ijo terletak 28 kilometer ke arah timur. Ikuti jalan selatan Desa Plempoh akan ketemu plang menunjukan arah Candi Ijo, beberapa meter dari plang ada jalan kecil di timur jalan raya jalan inilah yang harus dilalui untuk sampai ke Candi Ijo.

Jalan menuju Candi Ijo kecil dan menanjak jadi harus berhati-hati. Sekitar dua kilometer menuju kompleks Candi Ijo. Sepanjang perjalanan akan disuguhi pemandangan alam yang menyegarkan mata, dapat melihat daerah yang tempatnya lebih rendah.

Jalan tidak terlalu sepi karena ada rumah-rumah penduduk dan juga ada aktivitas penambangan batu kapur. Tidak sulit menemukan Candi Ijo, candi kelihatan dari jalan. Candi Ijo buka setiap hari pukul 07.30-15.00 WIB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya