SOLOPOS.COM - Candi Bubrah (Istimewa/Instagram @life_of_hasti)

Solopos.com, KLATENCandi Bubrah merupakan salah satu candi di dalam kompleks Kawasan Prambanan. Secara administratif, Candi Bubrah beralamat di Dukuh Bener, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Dilansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, Selasa (26/7/2022), Candi Bubrah terbuat dari batu andesit, berbentuk persegi panjang, dan berukuran 12 meter x 12 meter. Saat ditemukan, kondisi Candi Bubrah sudah sangat rusak sehingga tersisa batur atau kaki candi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Memasuki tahun 2016 mulai dilakukan pemugaran dan selesai setahun kemudian. Dari 2017 hingga sekarang, kondisi Candi Bubrah sudah dalam kondisi sangat baik.

Nama bubrah berasal dari kosakata bahasa Jawa yang berarti hancur berantakan. Kemungkinan nama bubrah diberikan kepada candi ini karena kondisinya hancur berantakan saat ditemukan.

Candi Bubrah merupakan bangunan tunggal yang menghadap ke timur, sama halnya dengan Candi Prambanan. Pendirian Candi Bubrah diyakini bersamaan dengan Candi Sewu dan Candi Lumbung sehingga ketiga candi tersebut menjadi satu kesatuan mandala bercorak Buddhists. Kompleks tempat ibadah ini dibangun oleh Rakai Panangkaran yang berasal dari Wangsa Syailendra.

Baca Juga: Mitos di Candi Prambanan, Konon Bisa Bikin Putus Cinta sama Pacar?

Candi Bubrah seperti dikutip dari laporan Purna Pugar Candi Bubrah terbitan BPCB Jateng memiliki keunikan dibandingkan candi-candi Buddha lainnya. Antara lain, motif hiasan taman teratai yang mengisi lapik di bawah padmasana (tempat untuk sembahyang dan menaruh sajian) pada Dhyani Buddha.

Motif hias juga menghiasi bidang lain pada kaki, tubuh, atap, serta pagar langkan. Satu motif hias yang khas Candi Bubrah adalah hiasan ceplok bunga yang mengisi pagar langkan sisi luar.

Meski tidak lengkap, masih dapat dirunut gambaran keindahannya di masa dahulu. Motif hiasan ini kini dijadikan sebagai motif batik khas Candi Bubrah, dan diproduksi warga sekitar untuk suvenir.

Hiasan menarik lain juga terlihat di jaladwara, yang berfungsi sebagai saluran buang air (drainase). Jaladwara digambarkan sebagai makhluk bertaring, memiliki belalai, bersurai, serta bergelung dalam posisi membuka mulut.

Baca Juga: Inilah Pesona Batu Putih Klaten dengan Pemandangan Tebing Batu Kapurnya

Secara filosofis simbolik, Candi Bubrah ini memiliki keunikan yang tidak dimiliki candi manapun dan kitab manapun. Keunikan tersebut adalah pada simbolisasi dua konsep mandala, vajradhatu mandala dan garbhadhatu mandala.

Konsep ini dalam khazanah Hindu dikenal dengan Lingga dan Yoni, yang melambangkan maskulinitas dan feminitas. Perlambang kehidupan semesta yang selalu diwarnai dua hal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya